bagian 28.

78 6 0
                                    

Pasca kecelakaan yang menimpa Sooji, hingga detik ini bisa dikatakan orang yang paling sibuk adalah Suho. Fokusnya terpecah antara mengurus perusahaan, menenangkan Sunghee hingga mengurus Sooji, meskipun ada campur tangan perawat. 

Dari pagi hari ketika membuka mata hingga saat ini dia belum beristirahat. Pagi-pagi saja dia sudah berada di dapur_ menyiapkan sarapan sehat untuk Sooji, dirinya, dan wanita yang telah menjadikannya seperti saat ini.

Mendorong kursi roda keluar dari pintu lift, Suho menghindari pintu putar menuju pintu lain yang membawa dia dan Sooji meninggalkan ruang utama. Gadis pemakai kursi roda ini sebelumnya sudah punya rencana makan siang bersama teman satu geng.
Suho hanya perlu mengantarnya masuk.

"Ingin ku pesankan sesuatu?" Tanya Suho setelah memindai bangku dan mendekatkan kursi roda Sooji disana. Pria dengan rambut hitam lumayan panjang itu sempat memperhatikan sekitar yang pengunjungnya sebagian besar adalah staf mereka.

"Tidak. Terimakasih, kak. Pergilah sekarang." Tangan kecil Sooji mengibas.

Mengangguk paham, Suho berkata,
"Akan ku usahakan nanti_ mengantarmu ke tempat terapi."

"Ya." Sooji tergelak. Akhir-akhir ini Suho semakin cerewet. Terlalu dekat dengan ibunya Suho semakin mirip Sunghee.

"Jangan cemaskan aku, sebentar lagi Hyeri dan anak-anak kan tiba."

"Baiklah. Baik. Aku pergi."

..

"Tahu tidak, saat Suho memberitahu kami_ kalau kalian akan menikah, kukira dia bercanda. Ck.. bagaimana bisa aku percaya padanya. Dulu dia kan terobsesi mendapatkan cinta Irene, sekarang malah mendengarnya akan menikah denganmu." Ucap Ji Eun.

"Ji Eun benar. Apa karena kalian sudah melewati batas saudara? Ceritakan! Ayo ceritakan pada kami." Antusias, Hyeri menggerak-gerakkan tangan Sooji. Wajahnya condong mendekat pada wajah Sooji_ coba mendapat informasi.

"CK. Kalian ini benar-benar_. Berkhayal saja sesuka hati."

"Bagaimana_ apa miliknya memuaskanmu? Dia yang pertama kali membobolmu atau mungkin_"

"Yak, Sohee! Pertanyaan macam apa ini?" Tanpa sadar Sooji meninggikan nada suara. Menyebabkan orang-orang memandang ke arah mereka.

"Pelankan suaramu gadis sinting. Kita jadi pusat perhatian orang-orang." Keluh Krystal.

Puk.
Tamparan keras mengenai lengan Soohee. "Jangan terlalu ingin tahu privasinya." Kekeh Ji Eun. Sooji menepuk kening. Menggeleng tak tahan akan kelakuan teman-temannya.

"Jangan bercanda terlalu jauh sebelum ku tambahkan ini pada makanan kalian." Dia menyendok cabe hijau yang berada ditengah meja. "Bukannya kalian kemari untuk menemaniku makan siang? Habiskan saja makanan kalian! "

"Ya. Ya. Akan kami lakukan." Sohee mencibir, menirukan gerakan bibir kawannya sebelum menyeruput es Americano miliknya.
"Kenapa harus malu pada kami? Kita sudah sama-sama dewasa."timpalnya.

"Hei_ kau berpikir terlalu jauh. Hubungan kami tidak seintim itu." Serius Sooji, memperhatikan teman-teman yang menatap tak percaya.

"Aku serius. Kami belum sampai sejauh itu. Coba saja kalau kalian berada di posisiku, apa mungkin?"

Gadis-gadis tersebut mengangguk bersamaan. Sooji benar, mereka saja yang berpikir terlalu jauh. Imaginasi liar membuat berkhayal diluar nalar.

..

"Sekali lagi, selamat untukmu kawan." Dari atas mobil pick up, Soohyun mengoperkan dus pada Suho.
Keduanya berada dipekarangan depan sebuah panti asuhan yang masih berada dikawasan Seoul.

You Never Know [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang