bab 4.

231 28 2
                                    

Berada didepan pintu UGD, Sooji dan Irene sangat cemas. Keduanya menyentuh kening dengan fokus pada ruang tertutup yang ada dihadapan mereka.

"Bagaimana ini? Kak, apa yang harus kita lakukan? Hyun-soo. Hyun-soo. ya.. Hyun-soo."

Menyentuh pergelangan tangan saudarinya, Irene menggeleng. "Tenang. Kau harus tetap tenang. hm.."

"Eoh."
Meski menurut, kecemasan Sooji tidak berkurang, begitupun halnya dengan Irene. Dia sendiri bahkan mulai mengigit jari telunjuk.

Keduanya berlari menuju rumah sakit_ setelah dihubungi pihak sekolah perihal kecelakaan yang dialami Kang-hoon. Saat bocah itu berada di lapangan mengikuti kegiatan olahraga ia terlibat kecelakaan. Kang-hoon kehilangan banyak darah dan dilarikan ke rumahsakit.

Kecemasan Sooji dan Irene bertambah tak lama setelah mereka hadir. Bae bersaudari diberitahu pasokan darah yang dibutuhkan Kang-hoon sedang tidak tersedia, sementara kondisi Hoon mengharuskannya mendapatkan transfusi darah.

__

"Ayah, apa yang sedang ayah rencanakan!?" Tanya Siwon, seraya berbisik. Dia bersama ayahnya sekarang tengah berdiri diluar pintu restoran jepang. Ayah Choi ingin meninggalkan dia dengan wanita cantik yang nampak sedang membenahi dandanan.

"Menurutmu? Sudah seharusnya kau mencari pendamping hidup baru. Dia(ditujukan pada wanita yang sedang menunggu).. lihat dengan jelas. Dia cantik,'kan?"

"Ayah!"

"Temui dia! Hal lain, kita bicarakan di rumah." Potong ayah Choi.

-

"Selamat siang. Aku Choi Siwon."

Si gadis beranjak dari duduknya, berjabat tangan dan kembali duduk setelahnya.

"Lim Yonna." Senyumnya malu-malu.

*

Melihat perawat mondar mandir keluar masuk ruangan, keluarga pasien_Sooji dan Irene bertambah panik. Mata keduanya basah tanpa diharapkan. "Hyun-soo, hanya dia jalan satu-satunya." Lirih Soo-ji.

"Tutup mulutmu!" Sentak Irene.
"Hoon akan baik-baik saja. Dokter pasti bisa menyelamatkan nyawa putraku." Tambahnya.

"Kak_"

"Setelah semua perbuatannya padamu, kau masih mengharapkan bantuannya? Pikirmu dia peduli pada Hoon?"

"Jangan sampai aku melihatnya lagi, atau__"

"Bae Irene.. tutup mulutmu!" Ibu Bae muncul tiba-tiba_memberi tamparan keras pada putri sulungnya. Setelahnya ia mendekati Sooji, memintanya menghubungi pihak yang diharapkan dapat menyelamatkan cucunya dari kondisi kritis.

"Ikut ibu (ditujukan pada Irene)! Kau! Tunggu apa lagi? Hubungi pria itu. Cepat!" (Kali ini ditujukan pada Soo-ji)

-

"Apa sebenarnya yang ada dalam benakmu? Kau membuat ibu sangat kecewa. Sebagai seorang ibu, harusnya kau meminta adikmu menghubungi pria itu. Keselamatan Hoon harusnya kau utamakan. Bukan malah memikirkan hal lain."

"Maaf. Aku salah." Tunduk Irene.

Memandang tidak suka, Sung hee melanjutkan, "Kau benar-benar telah mengecewakanku." Setelah menyelesaikan apa yang ia sampaikan, Ibu dua putri ini berpaling dan berjalan beberapa langkah_ sebelum akhirnya kembali berhenti, menoleh dan menambahkan, "Hubungi Si-won! Dia harus tahu kondisi putranya."

"Tapi_"
Irene berhenti melanjutkan_ saat melihat rona kemarahan pada ibunya.

-

"Bagaimana? Apa katanya?"

You Never Know [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang