bagian 8.

130 19 0
                                    

Di cafe hotel shilla, Sooji sedang menikmati perbincangan dengan pria eksekutif. Kemeja hitam dipadukan dasi hitam bergaris, ia tampak berkharisma. Pria berkulit gelap itu menerangkan bagaimana cara mendapatkan keuntungan berkali lipat. Menggambarkannya dengan cara unik dan Sooji menikmatinya.

"Kartu namaku." Kartu persegi panjang diletakkan di depan meja. Ia melanjutkan, "Ku harap ini bukan pertemuan terakhir kita." Lee Seunggi, begitulah tertulis di kartu. Ketika Sooji melirik, ia juga menemukan posisi pria yang sedang duduk berhadapan dengannya. CEO dari rumah agensi Human read.

Tersenyum tipis, Sooji menerima kartu nama berwarna gold itu. Keduanya berjabat tangan dan pertemuan usai.

Pria yang bernama Seunggi adalah pria ke enam yang jadi teman kencan butanya hari ini.

Dari mana ia dapat banyak teman kencan buta?
Dari siapa lagi kalau bukan teman sekaligus pria yang sudah ia anggap saudara. Suho.

Kemarin, saat ia kesal dan malu karena ulah Kang Hyeri, Sooji mengajak Suho bertemu. Ia bercerita dan minta dikenalkan pada pria baik-baik yang mau diajak serius, jadi begitulah.

Ia memulai dengan Kim-tan, putra bungsu dari pemilik yayasan Universal Love dan yang baru berlalu, Lee Seunggi.

Sooji sulit menentukan pilihan. Pria-pria itu nyaris sempurna. Kim-tan meski sedikit kekanakan, ia pria baik. Kang Chul, teman se alumni
Suho juga tidak buruk. Ia penulis Webtoon dan tadi memperlakukan Sooji sangat romantis.

Won-ho, punya karir bagus di perbankan, AS. Pria itu janji kalau Sooji menerima perasaannya, ia akan menjadikan Sooji ratu. Tawaran menarik.

Ehem.

Deheman Sehun menyadarkan Sooji dari lamunan. Tak tahu sejak kapan pria itu menduduki bangku yang barusan ditinggalkan Seunggi.

"Kau? Bagaimana_" memperhatikan sekitar dan Sooji tak menemukan pria lain. Memang pria yang akan ia temui hari ini berjumlah tujuh orang. Tapi tak ada pria atasnama Sehun. Begitulah yang ia tahu. Tapi kenapa tiba-tiba pria ini muncul.

"Aku datang tanpa undangan." Seolah mengerti keingintahuan Sooji, Sehun memberitahu.

Sedari tadi dan tanpa Sooji sadari, Pria berbelahan rambut tengah ini menyimak obrolan yang terjadi antara Sooji dan para prianya. Keduanya duduk saling membelakangi. Sehun berada disini tanpa teman dan awalnya datang untuk membuang suntuk. Ketika tahu gadis yang tampak sumringah ini bahagia, entah kenapa ia tidak tahan dan beginilah. Sekarang dia semeja dengan Sooji.

"Permisi. Apakah anda Sooji?"
Pria tak dikenal berdiri diantara Sooji dan Sehun.

Sooji hendak beranjak, namun didahului Sehun. Dengan tegas ia meminta pria kencan Sooji mundur. Katanya Sooji sudah menentukan pilihan dan dialah orangnya. Karena kaget, Sooji tak bisa membantah dan pria asing pergi dengan kecewa.

"Kenapa kau lakukan? Bukankah urusan kita sudah selesai?" Menetralkan kerja jantung, Soo-ji membuka pembicaraan.

"Menurutmu? Kalian para wanita, apa memang selalu begini? Melakukan banyak kencan dan menentukan yang terbaik. Lalu bagaimana dengan pihak kalah? Pernah kalian pikirkan bagaimana perasaan mereka?"

Sooji benci Sehun. Kepo dan menyebalkan. Mereka tidak dekat, untuk apa bertanya.

"Apa urusanmu? Kau sangat-sangat menyebalkan, asal kau tahu."

Berdecih, Sehun membuang muka.
"Wanita memang menakutkan. Tidak. Menjijikkan lebih tepatnya."

Dia tidak waras. Jangan layani ucapannya. Bae Soo-ji, cabut.
"Aku tak punya waktu untuk mendengarkan omong kosong mu." Bangkit, Sooji melangkah ke tempat dimana Sehun duduk dan mengangkat gelas jus yang isinya hampir utuh (minuman yang ditinggalkan Seunggi). Menyiramkan perlahan pada wajah Sehun.

You Never Know [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang