Malam ini malam indah bagi Irene dan Siwon. Meski mendapat pertentangan dari orangtua masingmasing, keduanya tetap memutuskan tinggal bersama.
Dikarenakan keputusan yang mereka buat, kini keduanya serempak mendorong troli belanjaan, memasukan satu persatu barang. Saling melempar senyum saat beradu tatap.
"Ini?" Pria berlesung Pipit jangkung menawarkan sikat gigi warna pink. Tahu Irene penyuka benda berbau pink.
Siwon benar, mengangguk cepat, Irene antusias mengambil alih.Untuk menghemat waktu, ia menawarkan belanja terpisah.
Beberapa langkah, Irene mengayun langkah, tak jauh dari mantannya, ia menaikkan tangan dengan Snack dalam genggaman. Cemilan malam ini. Pria itu tersenyum lebar dan mengangguk.Beberapa kali berputar dari satu baris ke baris lain, hingga memenuhi seluruh troli barulah keduanya bergerak ke arah kasir. Ditengah antrian pun pasangan ini dilanda kasmaran. Sentuhan tak jarang terjadi.
_
Didalam bistro Sooji duduk seorang diri memperhatikan sekeliling. Malam ini Seonho dan dia punya janji. Dua puluh menit sudah berlalu dan Sooji belum menemukan tanda kehadiran pria itu.
"Dia belum datang?"
Menoleh ke sekeliling, memastikan. Sooji lantas bertanya,
"Kau gila? Sejak kapan disini? Jangan katakan kau membuntuti ku."Menggeser kursi, Sehun menempatkan bokong. "Aku saudaranya. Bersikap baiklah. Siapa tahu kita nanti jadi keluarga.
Ayolah, ini menyebalkan.
"Fish and chips." Pesannya pada pria berseragam dengan nota kecil di tangan.
"Mau berdansa?"
Dia sudah tidak waras?
"Ayo?" Beranjak, Sehun mengulurkan tangan. Beberapa pasangan terlihat meliukkan tubuh disana.
Tidak seperti diskotik yang terlalu ramai dengan pencahayaan menyala-redup, tempat ini lebih tenang. Musik yang disajikan pun sebagian besar lagu romantis.
Menggaruk pelipis, Sooji menerima uluran tangan Sehun. Tidak punya maksud apa-apa, ini hanya sejenis tata krama.
Meski bukan kali pertama keduanya begitu dekat, tetap saja canggung. Apalagi untuk Sooji. Sejak dikatai sampah, ia kehilangan ketertarikan dengan Sehun.
Kali ini pun, pria ini yang menariknya lebih dekat."Kau tahu, akhir-akhir kau seperti pria sampah. Ini akan jadi kali terakhir kita sedekat ini. Aku tidak mau lagi berhubungan denganmu."
"Karena ucapan ku saat itu? Bukankah aku sudah minta maaf?"
"Hanya__, pria sepertimu membuatku muak. Munafik. Palsu." Mengurai rangkulan, Sooji berhenti bergerak. Tak bisa menunggu lagi, ia ingin pergi.
Sebelum benar-benar beranjak, Sehun menarik tangan Sooji dan merangkul pinggul. Hampir saja ia berhasil mengecup bibirnya. Sayang, sebelum bibir keduanya bertemu, Sehun sudah dihadiahi tamparan keras. Ia juga mendapat makian, "Brengsek."
_
Pada waktu yang sama, Seonho tengah berlutut. Seorang wanita datang, mengacaukan janji yang sudah ia buat dengan Sooji. Wanita itu wanita yang pernah mengirimkan foto USG janin ke kantor.
Kini wanita itu membeberkan hubungannya dengan Seonho. Gadis itu aktris pendatang baru yang mengisi peran figuran. Wanita yang mengaku Soo-hee bercerita kalau ia sedang mengandung darah daging Seonho.
Saking kaget dan kesal, Jung-woo duduk ditempat. Tangan kanannya menyentuh bagian dada kiri. Detak jantungnya berpacu cepat. Ia tak ingin mati karena ulah putranya. Seonho sudah sangat membuatnya kecewa.
![](https://img.wattpad.com/cover/292045749-288-k117591.jpg)