Hari itu, dari sore hingga malam, kota Seoul dilanda hujan deras. Sooji yang tak biasanya menetap di perusahaan hingga larut~kebetulan barusan menyelesaikan tugas. Ia bangkit, menapak mundur ke belakang meja kerja~ mengintip dari jendela tertutup tirai tarik.
Kenapa harus malam ini?
Saat dia punya janji temu dengan Sehun.Menyisiri rintik hujan yang turun menguyur bumi, Sooji memeluk tubuh. "Dingin." Lirihnya.
Baik,
Ia akan pergi. Tidak masalah kalau jalanan sedikit licin. Sooji toh bukan pengemudi kemarin sore. Soal satu ini keahliannya tak perlu diragukan.Meraih coat cream yang tergantung tak jauh dari bangku jabatan, Sooji mengenakan pada tubuh. Begini lebih hangat, senyumnya terbit.
Ia meraih tas jinjing Dior keluaran terbaru dan memperhatikan tampilan.Sebelum benar-benar meninggalkan ruang, Sooji sempat tertahan~ menatap ruang yang akan segera ia tinggalkan.
Suara tumit tinggi memenuhi ruang dan lorong saat dilewati. Tiap ruang sepi dan agak gelap. Hanya beberapa lampu dibiarkan menyala.
Sembari melangkah mantap, Sooji melirik arloji di pergelangan tangan kiri. Setelahnya ia mempercepat langkah.
Tiba di pintu lift dia berhenti dan menekan tombol. Di ruang sempit persegi ini, sekali lagi Sooji sendiri.
Dalam hitungan detik, ia tiba dilantai dasar. Suasana disini jauh lebih baik. Ruang besar yang tengah ia pijak masih dipenuhi penerangan. Beberapa pria berseragam satpam tampak berjaga.
Berlawanan arah dari pintu putar~ pada meja resepsionis, dua satpam tengah berbincang. Satu diantara mereka ketika melihat kehadiran Sooji, berhenti bercakap dan mendatanginya. Mengucap sesuatu.
Percakapan berlangsung singkat. Keduanya berpisah setelah staf paruh baya memberi bow.
_
Melewati pintu putar depan, Sooji melangkah ke sisi kiri yang beratap canopy tinggi. Tak jauh dari sana terlihat mobil sporty hitam miliknya berlindung dibawah atap.
Pundak kiri Sooji sedikit basah terkena tetes hujan, tersapu angin. Dia menepuk luaran coat sebelum memasuki mobil miliknya.
Menarik safety belt, Sooji tampak ragu. Mencondongkan kepala ke depan, mengamati hujan turun yang kian deras. Sooji mendesah berat.
_
Pukul 21.45.
Sehun dengan setelan jas hijau membenahi dasi berwarna senada. Sedari tadi dia menanti sang pujaan hati. Pria itu sempat sedikit menarik lengan kemeja~melihat arloji. Mengangguk pelan, memaklumi alasan Sooji belum tiba.
Ditengah cuaca tak bersahabat, restoran luar kelas satu ini masih penuh pengunjung. Hanya beberapa meja tak terisi tamu.
Duduk dekat sisi dinding kaca_ tak jauh dari arah pintu membuat penantian Hun tak terasa berat. Ditemani secangkir latte, Hun memusatkan perhatian ke sisi jalan.
Melihat pasangan berjalan di trotoar sambil berbagi payung, ia tersenyum. Hun pun ingin melakukannya.
"Romantis." Ujarnya dibawah alam sadar.
Senyum Hun bertahan tak lama.
Dia kaget saat melihat orang-orang diluar tiba-tiba berlari meninggalkan payung. Tidak tahu apa yang mereka katakan. Orang-orang yang berada dijalan itu menujuk ke arah sebrang. Pandangan Hun turut teralih.
Apa terjadi sesuatu? Tadi dia tak memperhatikan arah sana.
Jalan yang sebelumnya banyak dilalui kendaraan, kini satu sisi dipenuhi kerumunan.
![](https://img.wattpad.com/cover/292045749-288-k117591.jpg)