Di Perkosa CEO: 11

4K 260 10
                                    

VOTE, KOMEN AND FOLLOW

•||•

•••

Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari namun, Jennie masih juga beres-beres di dalam bilik mandi entah apa yg dia lakukan di dalam sana.

"Jennie, jika sudah selesai segeralah tidur. Saya menunggu kamu disini" ujar Lisa dari luar kamar mandi.

Karna tak mendapatkan jawaban apapun, Lisa mencoba merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tubuh Lisa benar-benar membutuhkan istirahat yang banyak usai melayani begitu banyak tamu.
Memejamkan sebentar matanya sedangkan lengan tangan ya menutupi wajahnya itu lah posisi tubuh Lisa sekarang, Lisa benar-benar letih.

Ceklek!

Jennie keluar dari bilik mandi dengan gaun tidur rendah, Itu bukan baju dinas Jennie, melainkan gaun tidur yg dia pilih. Memang sih di bagian dadanya terlihat rendah namun, Jennie tau gaun itu sangat nyaman jika di pakai untuk tidur.

Jennie melangkah menuju kasur, melihat Lisa yg sudah terkapar di atas kasur dengan letih. Tidak ada malam pertama, okey. Jennie juga letih dan Jennie juga butuh menghistirahatkan tubuh ya, apalagi kehamilannya sekarang sedikit membuat Jennie rumit.

"Ah, kamu sudah selesai Jennie? Sini kemarilah, mendekat lah ke arah saya, biar saya peluk kamu"

Lisa terbangun dari tidurnya, melihat mata Lisa yg memerah membuat Jennie tak tega juga. Sesuai perkataan Lisa, Jennie mendekat ke arah Lisa mencoba merelakan sakit ya jantung Jennie yg berdetak lagi. Jennie naiki kasur dan perlahan merebahkan tubuhnya di dekat Lisa.

Greb!

Tetap tenang Jennie, tentu saja Jennie tak mau Lisa sampai mendengarkan detak jantung ya. Oh ayolah posisi mereka sekarang membuat Jennie tak tenang, Lisa memeluknya sedikit erat trus menarik selimut untuk mereka berdua dan Lisa juga nampak mengusap punggung Jennie dengan lembut membiarkan kepala Jennie bersandar di dadanya.

"Kamu gak perlu canggung begitu, Jennie. Saya sekarang suami kamu, kamu pasti akan terbiasa dengan hal kecil ini, nanti. Mari tidur, Jennie" kata Lisa lembut.

Lisa mencoba untuk menutup kelopak matanya yg berat dengan pelan, namun Jennie di dekapannya nampak gusar.

"Lisa, jangan peluk gue terlalu erat, Gue jadi gak bisa bernafas" gusar Jennie.

Lisa buka matanya lagi,"ah, maafkan saya. Apa perut kamu tertekan jadinya?" Tanya Lisa cemas.

Jennie mengangguk kecil, tak tega melihat Lisa terjaga lagi dari tidurnya.

"Maafkan saya, yg mana yg sakit kasih tau saya biar saya obati" kata Lisa dengan cemas.

"Gak, gak ada yg sakit. Cuma gue agak susah bernafas aja kalo di peluk" ujar Jennie memastikan supaya Lisa tidak cemas.

"Benarkah? Apa kamu tidak berbohong?" Tanya Lisa lagi.

"Ya"

"Baiklah, saya akan melepaskan pelukannya." Ucap Lisa

Jennie mengangguk, dan Lisa dengan pandangan teduh ya menatap Jennie dengan tenang memastikan istrinya baik baik saja di saat dia tidak memeluk ya. Namun Jennie nampak berbalik badan memunggungi Lisa, sedikit kecewa namun Lisa biarkan, Jennie mungkin belum terbiasa.

DI Perkosa CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang