Di Perkosa CEO: 13+

6.3K 210 2
                                    

VOTE, KOMEN AND FOLLOW

•||•




••

Malam harinya, setelah makan malam tadi yg berlangsung hanya saling diam, sekarang Jennie memilih untuk menghistirahatkan tubuhnya yg sering letih di kasur kamarnya. Balum lagi perut Jennie yg sudah semakin terlihat buncit padahal kehamilan Jennie masih tiga Minggu lamanya namun, Jennie sering merasa capek serta letih Belum lagi kaki Jennie yg terlihat membengkak. Jennie juga merasa heran.

"Lisa, besok pagi anterin gue check-up ya"

Suara Jennie menyuara membuat Lisa seketika memberhentikan langkah kakinya yg memasuki bilik mandi. Tak ada seperti anggukan serta kata'iya' yg keluar dari bibir Lisa malahan Jennie hanya di acuhkan dan Lisa melenggang pergi memasuki bilik mandi. Sungguh tidak peka!

"Dia kenapa?" Kata Jennie sendiri.

Menghela nafas sebentar setelahnya Jennie mulai berpikir kecil sambil mengigit kecil jari kukunya. Apa Jennie tak apa pergi sendiri? Atau malah nantinya berakhir buruk akan citra suaminya, itu yg mulai Jennie pikirkan.

"Atau gue pergi sendiri aja ya?" Monolog Jennie.

Lama Jennie berpikir dengan otak kecilnya sambil melamun. Tampa sadar, Lisa yg sudah selesai dengan membersihkan tubuhnya mendudukkan diri di hadapan Jennie dengan handuk yg melilit pinggangnya.

"Apa yg kamu pikirkan, sampai tidak menghiraukan suami mu, Jennie" ucap Lisa terdengar berat.

Jennie terlonjak kaget, sejak kapan pula Lisa sudah berada di hadapannya ini, untung organ tubuh Jennie masih lengkap. Jennie yg merasa ditatap oleh netra Lisa yg amat tajam tentunya membuat Jennie sedikit gugup, belum lagi Lisa yg bertelanjang dada dengan surai yg basah, sungguh memukau dan seksi.

"Berhentilah memikirkan hal yg tidak penting, Jennie. Fokus kan saja diri kamu terhadap perkembangan anak saya yang berada dalam rahim kamu" jelas Lisa pelan.

Mata Lisa bergerak jeli menyusuri setiap jengkal indahnya pahatan wajah Jennie yg nampak terlihat gugup. Namun Jennie, Lisa tau bahwa ibu hamil ini pandai sekali menyembunyikan ketakutannya. Lisa nampak tersenyum miring.

"Jennie, kamu tau? tatapan seekor anak kucing entah kenapa membuat saya tambah suka." Lisa mendekat membisikkan sesuatu dengan seksual di telinga Jennie, "Dan kamu adalah seekor anak kucing yg saya suka" bisiknya yg terdengar rendah.

Jennie tantunya merinding belum lagi jantungnya yg dangdutan, mereka itu sangat dekat tadi dan Lisa tadi sedikit mencium tipis daun telinga Jennie dengan pelan yg mana membuat Jennie sedikit tersentak kaget.

Lisa tatap netra Jennie dengan tenang, sebuah magnet entah dari mana membuat Lisa semakin mendekatkan wajahnya terhadap wajah Jennie yg semangkin terlihat gugup.

Deru nafas Lisa dapat Jennie rasakan, serta jatuhnya sisa air dari rambut Lisa dapat menetes di kulit wajah Jennie, mereka itu sangat dekat sampai, hawa nafas mereka dapat satu sama lain rasakan.

Lisa tarik pinggang Jennie mendekat ke arahnya, entahlah pandangan Lisa sudah menggelap melihat Jennie yg menatapnya bagai seekor kucing yg meminta di kasihani.

Lagi-lagi Jennie terlonjak kaget bersamaan dengan dengup jantungnya yg berpacu cepat. Semua yg lisa lakukan berdampak besar terhadap tubuh Jennie.

Sedetikpun tak Lisa biarkan pandangannya terputus dari manik memohon dari netra kucing Jennie. Pantang bagi Lisa melihat tatapan memohon bagai seekor kelinci yg takut di hadapannya ini.

DI Perkosa CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang