Bab 6 ~ Hari Pertama Bekerja

46 17 1
                                    

Pukul setengah tujuh pagi, terdengar kicauan burung saling bersahutan. Sepertinya cuaca hari ini sangat bagus, bisa dilihat dari langit biru yang membentang luas tanpa sedikit pun awan yang menutupinya.

Di jalan tanah kuning yang biasa dilalui oleh orang-orang, terlihat dua gadis sedang melangkahkan kakinya sangat bersemangat menuju tempat kerja mereka yang baru, toko kue Nyonya Lee.

"Aku sedikit gugup, Han. Ini adalah hari pertama kita bekerja," ungkap Aini. Kedua tangannya saling bertaut membentuk kepalan, agar mengurangi rasa gugupnya.

Hannah menolehkan kepalanya ke sebelah kanan. Lalu berkata, "aku pun sama."

Diusia mereka yang sudah menginjak tujuh belas tahun, ini adalah pertama kalinya bagi mereka bekerja. Biasanya Hannah dan Aini hanya ikut ke kebun bersama orang tua mereka, bukan bekerja di tempat orang lain.

Setelah berjalan lebih dari lima belas menit, akhirnya mereka sampai di depan toko kue Nyonya Lee. Keduanya saling bertatap menampilkan wajah yang bingung sekaligus ragu untuk melanjutkan langkah kaki mereka mendekat toko tersebut.

"Kenapa tidak masuk?"

Hannah dan Aini terkejut saat mendengar suara laki-laki yang muncul secara tiba-tiba di belakang mereka.

"Kenapa tidak masuk?" tanya laki-laki itu lagi setelah berdiri di hadapan Hannah dan Aini.

"Zihan, bukan?" tebak Aini. Ia terkadang sulit menghapal mana Zihan dan Lian, padahal keduanya tidak mirip. Mungkin karena Aini baru sekali bertemu mereka.

"Bukan, Ni. Ini Lian, adiknya Zihan," ucap Hannah membenarkan.

"Oh, maaf." Aini menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia sedikit merasa malu pada laki-laki yang ada di hadapannya.

Sebagai respon, Lian hanya mengangguk kecil. Wajar saja kalau perempuan itu salah karena ini baru kedua kalinya mereka bertemu. Tidak seperti Hannah, ia sudah terlalu sering bertemu dengan perempuan yang memiliki senyuman manis itu.

"Ikutlah denganku," ajak Lian pada Hannah dan Aini. Dirinya tahu jika mereka ragu untuk menghampiri toko ibunya, karena yang mengajak mereka bekerja adalah Zihan bukan ibunya secara langsung.

Mereka berjalan ke arah belakang toko kue, lebih tepatnya bagian dapur, tempat pembuatan kue. Lian mengetuk pintu tersebut sedikit pelan, tetapi berulang kali sampai pintu dibukakan dari dalam.

Pintu terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang begitu anggun dan cantik. Semua orang pasti bisa menebak jika wanita tersebut adalah istri dari Tuan Lee.

"Ada apa, Nak?" tanya Nyonya Lee, tangan kanannya mengusap lembut pundak anak bungsu kesayangannya.

"Orang yang dikatakan ge Zihan tadi malam sudah tiba, Ma. Mereka yang akan membantu di toko Mama," ucap Lian dengan tubuh yang bergeser agar dua gadis yang di belakangnya bisa dilihat dengan jelas oleh ibunya.

Nyonya Lee memfokuskan pandangannya pada dua calon karyawan tokonya. Senyum indah milik Nyonya Lee mengembangkan sempurna di bibir yang dipoles dengan gincu berwarna merah tua.

"Wah! Kalian begitu cantik. Siapa nama kalian?" tanya Nyonya Lee begitu lembut.

Aini menyenggol lengan Hannah, agar mewakili perkenalan mereka. Jujur saja, Aini benar-benar gugup, hingga tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.

"Nama saya Hannah, Nyonya. Dan ini teman saya, namanya Aini," jelas Hannah memperkenalkan dirinya bersama Aini.

"Baiklah, Hannah dan Aini. Mari masuk, saya akan memperkenalkan pekerjaan yang harus kalian kerjakan." Nyonya Lee melambaikan tangannya naik turun memberi isyarat agar mereka masuk ke dalam.

Senja Di Tepian Indragiri [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang