Bab 30 ~ Piknik Di Pinggir Danau

30 6 0
                                    

Mentari pagi bersinar cerah, secerah senyuman Lian yang sejak tadi mengembang sempurna sepanjang perjalanan. Sesuai dengan janjinya waktu itu pada Hannah, ia akan mengajak gadis itu untuk bermain dan menghabiskan waktu seharian penuh.

Satu hal yang Lian syukuri, hari ini sang ibu menuruti keinginannya untuk tidak membuka toko kue terlebih dahulu, Lian mengatakan bahwa ia sudah memiliki janji pada Hannah untuk jalan-jalan.

Setalah tiba di depan rumah Hannah, Lian segera turun dari sepeda dan tidak lupa memarkirkan kendaraannya itu di halaman rumah Hannah yang terlihat begitu bersih. Ia melangkahkan kakinya santai menuju pintu rumah Hannah yang sedikit terbuka. Tanpa menunggu lama, Lian mengangkat kepalan tangannya dan mengetuk pintu tersebut.

"Permisi," panggil Lian agar sang pemilik rumah mengetahui kehadirannya.

"Iya sebentar!"

Teriakan nyaring dari dalam rumah terdengar hingga ke depan, pelakunya sudah dapat dipastikan adalah Hannah, karena suara gadis itu mudah dikenali oleh Lian.

Mendengar perintah Hannah untuk menunggu sebentar, Lian memilih untuk duduk di bangku panjang yang tersedia di teras depan rumah Hannah. Ia tiba-tiba membayangkan jika hari ini akan menjadi hari  yang menyenangkan untuk dirinya dan Hannah.

"Maaf sudah membuatmu menunggu," ucap Hannah sambil merapikan rambutnya yang terurai berantakan menutupi sebagian wajahnya.

Seketika lamunan Lian buyar dan sedikit tersentak kaget saat mendengar suara Hannah yang datang secara tiba-tiba. Lian menoleh ke arah Hannah dan melihat penampilan gadis itu, ia tersenyum manis dan menatap takjub kecantikan Hannah. Hanya saja rambut panjang gadis itu berantakan, membuat Lian sedikit merasa risih, karena Lian lebih suka melihat rambut Hannah terikat rapi ke belakang.

"Sini aku bantu ikatkan," tawar Lian langsung mengambil ikat rambut yang ada di tangan Hannah. Ia langsung berdiri dan memposisikan dirinya tepat di belakang Hannah.

Laki-laki bermata sipit itu selalu saja pandai membuat jantung Hannah berdebar kencang. Perlakukan manis Lian yang seperti ini pasti akan sangat Hannah rindukan, terlebih lagi empat tahun bukalah waktu yang sebentar.

Jari-jemari Lian begitu telaten mengumpulkan rambut tebal Hannah menjadi satu dan diikat ke belakang. Entah kenapa rasanya Lian tidak rela dan kurang siap jika harus berpisah dengan Hannah.

Setelah terikat dengan rapi, Lian menyempatkan tangannya untuk mengelus lembut kepala Hannah.  "Nah, kalau seperti ini kau terlihat tambah cantik." Lian sudah berdiri di depan Hannah dan tersenyum lebar.

"Hari ini kita akan ke mana?" tanya Hannah sambil membenahi tas selempang miliknya yang hampir saja terjatuh karena tidak tersangkut dengan baik di pundaknya.

"Bagaimana jika kita berkeliling saja terlebih dahulu? Pagi-pagi seperti ini lebih seru menikmati udara segar," tawar Lian siapa tahu Hannah tertarik dengan usulannya.

Ide dan tawaran Lian sepertinya sangat saru, terlebih lagi selama Hannah bekerja, ia sudah jarang menikmati udara pagi dengan santai kecuali saat berangkat bekerja saja. "Boleh," jawab Hannah mengangguk antusias.

Dengan cepat Lian menggenggam pergelangan tangan Hannah dan menuntun gadis itu untuk berjalan mendekati sepedanya. Tanpa menunggu lama, Lian mempersilakan Hannah untuk duduk di belakang.

"Berangkat!" seru Lian begitu semangat. Ia mulai mengayuh sepeda dan perlahan meninggalkan halaman rumah Hannah.

Suasana pagi yang begitu tenang menambah kesan romantis di antara keduanya. Hannah merentangkan kedua tangannya seraya terpejam menikmati udara segar yang terasa nyaman masuk ke dalam paru-paru.

Senja Di Tepian Indragiri [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang