Chap 9

203 32 6
                                    


"Bagaimana keadaannya?" Tanya Junho pada Dr. Jang Wooyoung yang baru saja keluar dari ruang rawat Yoona.

Ketika Yoona tiba-tiba tidak sadarkan diri dirumah, dokter yang datang 30 menit kemudian langsung menyarankan untuk membawa Yoona ke Rumah Sakit, agar bisa mendapatkan perawatan lebih lanjut.

"Pendarahannya sudah teratasi, bayi diperutnya juga dalam keadaan stabil. Untuk kondisi mental Yoona sangat mempengaruhi kesehatan kandungannya. Aku khawatir hal seperti ini akan terjadi lagi." Jelas Dr.Jang.

"Aku mohon lakukan sesuatu, Wooyoung-ah. Kamu satu-satunya yang bisa aku percaya." Ujar Junho.

"Aku sudah berusaha mengerahkan semua yang terbaik untuknya. Tetapi melihat kondisinya sekarang, aku cukup pesimis dengan keadaan dimasa depan."

Junho menghela nafasnya. Raut wajahnya yang lelah semakin menunjukkan kekhawatiran.

"Dia bisa pulang besok pagi. Aku sudah meresepkan vitamin dan obat untuk dia minum setiap hari. Ingat.....kondisi mentalnya harus dijaga. Jika tidak.....kita bisa kehilangan bayi didalam perutnya."

Junho hanya mengangguk sambil sesekali memijit kepalanya yang terasa berat.

Ruang rawat Yoona dijaga ketat oleh beberapa pengawal Junho. Sebenarnya Junho cukup keberatan jika Yoona dirawat dirumah sakit, karena kesempatan orang-orang jahat untuk menyerangnya akan semakin besar. Tetapi karena keadaan Yoona yang memang mengharuskannya untuk dirawat disini, Junho pun dengan hati-hati mengerahkan beberapa anak buahnya untuk menjaga lingkungan rumah sakit disini.

Junho memasuki ruang rawat Yoona, dimana Yoona masih tertidur. Wajah Yoona yang sangat pucat, dan lingkar hitam disekitar matanya sangat terlihat jelas.

Junho berdiri disamping brankar Yoona, lalu perlahan mata Yoona bergerak hendak terbuka.

"Sudah bangun?" Tanya Junho ketika mata Yoona sudah terbuka.

Yoona sempat menerawang sekelilingnya, lalu ketika melihat sosok Junho disebelahnya, bibir Yoona tersenyum.

"Nuneo.....kamu disini....." Ujar Yoona dengan lemah. Tangannya terangkat meraih tangan Junho, dan digenggamnya.

"Yoona....aku,-"

"Kenapa baru datang sekarang? Aku menunggumu....." Lanjut Yoona.

Junho perlahan melepaskan tangan Yoona.

"Maaf, aku bukan Nuneo."

Wajah Yoona langsung berubah, senyumnya yang tadinya penuh harap, kini menjadi sendu dan matanya berlinang air mata.

"Yoona....kamu harus sadar. Kali ini bayi dalam perutmu masih selamat. Tetapi jika kamu seperti ini terus, kamu bisa kehilangan bayimu suatu saat." Jelas Junho.

Junho mengambil kursi disebelah brankas dan mendudukkan dirinya.

"Bayimu membutuhkanmu. Dia membutuhkan Ibunya untuk berjuang. Bayi ini adalah sosok peninggalan Nuneo satu-satunya yang tersisa.....kamu harus mempertahankannya." Lanjut Junho.

Yoona dengan menitihkan air matanya mengelus perut yang menonjol itu. Junho pun bisa melihat raut penyesalan Yoona terhadap bayinya, berharap Yoona bisa sadar dan berusaha untuk bangkit kembali.

Ketika dirasa cukup, Junho meninggalkan ruang rawat Yoona dan membiarkan Yoona merenung sendirian.

"Maafkan Eomma......hikss......maafkan Eomma telah membuatmu hampir merenggut nyawa...." Ujar Yoona sambil mengelus-ngelus perutnya, dan sesekali mengusap air matanya.

"Eomma berjanji akan menjagamu dan berusaha memberikan yang terbaik untukmu. Eomma tidak akan membiarkanmu pergi.....Mari kita berjuang bersama sayang......"

The Other - (Junho 2PM) X (Yoona SNSD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang