PROLOG

257 39 10
                                    

Seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai indah tengah duduk di bangku taman, ia mendongkakkan kepalanya,menatap bulan yang sedikit tertutup awan. langit terlihat hitam dengan ribuan bintang yang bertaburan disana, udara yang terasa dingin mencekam, angin bertiup kencang membuat beberapa daun layu jatuh berguguran.

Gadis itu bangkit dari duduknya lalu berjalan untuk pulang, sepanjang jalan ia menendang Batu-batu kecil menggunakan kakinya.

"Pacaran sama gue, nikahnya sama yang lain. " kata gadis itu kesal.

Ya, gadis itu saat ini sedang galau akibat ditinggal nikah oleh kekasihnya yang sudah menjalin hubungan dengannya selama empat tahun.
Ia tidak menyangka jika akhirnya akan seperti ini, ditinggal nikah. "Gini amat takdir lo, Zel. "

Dia Hazel Florinta More, gadis cantik yang memiliki wajah blasteran itu Azel.

Gadis itu berjalan sedikit pincang ke arah jalan raya karena tadi ia sempat menendang batu yang lumayan cukup besar,sehingga membuat kakinya sakit. Ia berjalan ke jalan raya yang tampak sepi, hanya ada beberapa pengendara saja yang melintas.

Saat sedang berjalan untuk menyebrang,tanpa dia sadari ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya. Tin! Tin!

Azel memejamkan matanya dengan tubuh yang bergetar, kakinya saat ini terasa berat hanya untuk melangkah saja.

Bugh!

Ia terjatuh setelah mobil tersebut menabraknya,namun tidak terlalu keras karena pengendara tersebut sempat mengerem mobilnya.gadis itu mengigit bibir bawahnya menahan sakit di lutut dan telapak tangannya, akibat tergores aspal.

"Lo nggak apa-apa?" Tanya sipengendara itu, yang ternyata laki-laki.

Ia mendongkakkan kepalanya menatap orang tersebut. "Nggak papa. " jawabnya.

"Gue minta maaf, gue nggak sengaja. " ucap cowok itu merasa bersalah, ia membantu Azel berdiri.

Azel menggeleng. "Harusnya gue yang minta maaf, nyebrang gak hati-hati. "

"Lo, nggak apa-apa? " Tanya azel.

Cowok itu menggeleng, ia melihat telapak tangan dan lutut cewek itu terluka. Hatinya dikuasai rasa bersalah. "Lo luka, sini biar gue obatin. "

"Gak usah, luka kecil kok. Gue juga mau balik. " Kata Azel sembari tersenyum.

"Gak papa, biar gue yang obatin. Kebetulan juga gue bawa kotak P3K" ucap cowok itu seraya memegang tangan Azel. "Itu juga karna gue, Mau yah? "

Azel menatap cowok itu lalu mengangguk pelan.
Cowok itu tersenyum kemudian membawa Azel ke mobilnya lalu menyuruh Azel duduk di jok depan menghadapi dirinya,kearah samping."Tahan, yah. "

"Shhtt..." ringis Azel

Cowok itu menatap Azel sekilas. "Nama lo, siapa?" Tanyanya. Yang masih sibuk mengobati luka di lutut Azel.

"Azel" jawabnya singkat.

"Gue Kenzi, kenalin" ia menjulurkan tangannya kearah Azel, Azel menerima lalu melepaskannya kembali.

Lima menit kemudian, Kenzi bangkit lalu meletakkan kembali kotak P3K itu. "Selesai.. "

"Thanks, ya." Kata azel. "Yaudah, gue pulang dulu."

I'm Sure You Will Be Mine [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang