06. SATU KELAS?

66 24 1
                                    

"Gibahin gue lo, ya? "

Kenzi, Arkan dan Zidan terkejut ketika melihat Rival yang sudah ada dibelakang mereka.

"Ngapain lo disitu? Bukannya lo didalem? "

"Gue lewat belakang" jawab Rival singkat.

Mereka bertiga mengangguk serempak,lau meminum kopi mereka masing-masing.

"Bay the way, lo udah dapet nomer si Azel?" tanya Zidan pada Arkan.

"Belum, kalo lo?"

"Belum juga cok, keknya dia gak punya whatsapp deh"

"Punya kok" timpal Rival.

Zidan dan Arkan menatap Rival. "Kata siapa?"

"Gue punya nomernya" ucap Kenzi yang berhasil membuat ketiga temannya itu terkejut.

"Serius lo? Kok bisa, njir" tanya Arkan tidak percaya.

"Bisa dong"

"Gercep banget anjir, lo kenal dia?"

Kenzi mengangguk sembari memakai gorengannya.

"Tadi kan kenalan, pasti kenal lah" Ucap Rival.

"Nggak, gue udah kenal dia beberapa hari lalu"

"Hah? Kenal dimana?"

"Waktu itu gue gak sengaja nabrak dia"

"Uhuk, uhuk, " Arkan tersedak kopinya. "Lo nabrak dia? Kenapa cok?"

"Lo gak ngasih tau kita, kalo lo nabrak orang" ucap Zidan menatap Kenzi.

"Gue gak sengaja, lagian dia gak papa kok"

"Iya juga sih, eh, bay the way, lo suka sama dia ya?." tanya Arkan seraya mencolek dagu Kenzi.

Kenzi menepis kasar tangan cowok itu. "Kaga, orang baru kenal"

"Bisa jadi kan"

"Kiw! Kiw!, akhirnya lo tumbuh love-love juga, berarti nggak belok dong?" ucap Zidan

Kenzi menatap tajam kearah Zidan, ia memasukkan cabai rawit ke mulut cowok itu.

"Pedes anjir, tega banget lo" Zidan menatap sinis kearah Kenzi.

"Itu lo tau"

"Eh itu Zidan kenapa? Kaya kepedesan gitu?" tanya Mbak Ayu yang baru saja datang.

"Ini mbok, Zidan makan cabai, dibilangin gak usah dimakan, eh tetep dimakan."  ucap Kenzi seraya mengelus kasar rambut cowok itu.

Zidan menepis kasar tangan Kenzi yang ada di kepalanya.

"Ada-ada aja zidan" mbok Ayu terkekeh.

"Mbok mau kemana?" tanya Arkan yang melihat mbok Ayu menenteng keranjang ditangannya.

"Mbok mau ke toko, belanja" Jawab mbok Ayu.

"Arkan anterin, ya." tawar Arkan bangkit dari duduknya.

"Nggak usah, mbok bisa sendiri, tokonya juga deket kok," Mbok Ayu menolak tawaran Arkan.

"Yaudah deh." Arkan duduk kembali.

"Mbok minta tolong, jagain warung dulu sebentar ya." Mbok Ayu menatap keempat cowok itu.

"Iya mbok, Hati-hati." ucap Kenzi.

Mbok Ayu mengangguk lalu pergi menyebrang jalan, keempat cowok itu kini tengah memakan gorengan dan kopi mereka masing-masing.

"Ken, si Sasa jadi pindah?" tanya Rival.

I'm Sure You Will Be Mine [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang