Malu

125 22 28
                                    

Terakhir aku update awal semester 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terakhir aku update awal semester 6.
Haii!! Sekarang aku udah semester 7.
Emang bowlehhhh updatenya selama ituuu?!

Hehe.

Enjoy!

***
Kupu-kupu itu mengelilingiku, kutangkap, dan kuhancurkan satu-satu.
Sayapnya sobek, nyawanya tak berarti, ia hanya hidup sehari.
🦋

Kala POV

8 bulan setelah peristiwa reka adegan itu terjadi. Semenjak saat itu, kuhindari tatapan Langit di setiap penjuru. Kematian Yun Jira seketika lenyap kabarnya, bahkan banyak yang berspekulasi bahwa Yun Jira pindah sekolah ke luar negeri.

Aku tidak pernah tahu rahasia besar seperti apa yang dikubur pada kematian Yun Jira. Kejanggalan tubuhnya tiba-tiba ada di dalam kasur yang kubeli, baju pengantinnya, interogasi ayahnya yang menelanjangiku di depan orang-orang, termasuk Langit.

Aku malu.

Bahkan pada Yura, sahabatku, aku tidak pernah mengungkap kejadian yang menimpaku pada saat itu. Kepada Bang Senja, yang berkali-kali menanyaiku semenjak minggu pertama kejadian, mengapa aku lebih murung, lebih diam, aku tidak mengatakan apapun, semuanya kuanggap baik-baik saja.

Aku harap, Langit tetap menjaga rahasia kami.

Hari ini, hari terakhir aku menginjak kelas 11 SMA. Hari ini, semua kelas 12 dinyatakan lulus, termasuk Langit. Hari ini, Langit mengembalikan buku catatanku.

Buku berukuran A6 dengan sampul tosca, bergaris putih abstrak. Buku catatan yang delapan bulan lalu aku minta untuk dikembalikan dengan berbagai cara, termasuk cara tolol. Aku hanya menatapnya pada kedua tangan, enggan membuka, karena aku juga lupa tentang apa-apa saja yang ada di dalamnya. Aku hanya takut semakin malu. Langit sangat lancang untuk membaca apa yang tertulis di buku itu.

Masih terekam jelas juga, saat Langit menepuk pundaku di lapangan seusai upacara, memanggilku dengan sebutan "Kala" alih-alih "Vieen".

Mengenal Langit hanya sekitar dua minggu, kemudian delapan bulan berlalu, tapi kini, kepalaku terisi penuh oleh Langit Kelam Yaksa. Aku tidak akan pernah melihat Langit lagi, aku tidak akan pernah sembunyi malu lagi karena dia sempat melihatku tak berbusana, aku tak perlu menghindarinya dengan sengaja lagi, semua tentang Langit usai di sini.

Tapi ternyata, tidak semudah itu sepertinya.

Seperti bel dengan bunyi denting yang nyaring, sesuatu teringat di kepalaku. Sebuah dompet. Dompet milik Langit masih ada padaku. "Hah?" aku kebingungan sendiri, bahkan aku lupa dimana benda itu disimpan.

11.12 PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang