There For You 2

1.3K 83 4
                                    

Lulus kuliah dengan waktu empat tahun memang menjadi impian banyak orang. Bahkan jika bisa kurang dari empat tahun sudah lulus. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Zahra karena gadis itu sudah lebih dari empat tahun menyandang status sebagai mahasiswi.

Pada tahun ketiga kuliah, Zahra mendapatkan tempat untuk magang di sebuah kantor pajak. Sekitar tiga bulan masa magang itu ternyata membuat atasannya di kantor tersebut melirik kemampuan yang dimiliki oleh Zahra, sehingga gadis itu kemudian diberikan tawaran untuk langsung bekerja di sana. Melihat peluang tersebut akhirnya membuat Zahra tertarik.

Selesai magang, Zahra langsung menjalani masa training sebagai karyawan baru. Dua bulan di masa itu, akhirnya Zahra resmi menjadi karyawan di kantor pajak tersebut. Karena mulai memiliki kesibukan bekerja, gadis itu kemudian mengesampingkan tugas akhirnya. Barulah empat bulan yang lalu Zahra kembali menyelesaikan tugas akhirnya setelah sempat ia abaikan beberapa bulan.

Itu pun karena dorongan dari orang tuanya agar ia bisa segera menyelesaikan tugas akhir dan kemudian bisa fokus untuk bekerja. Zahra kemudian meminta izin pada atasannya untuk membagi tugasnya dengan karyawan lain sementara waktu agar ia juga bisa sambil menyelesaikan tugas akhirnya. Sebelum mulai training bekerja, tugas akhir Zahra baru selesai pada bab dua. Beruntung ia mendapatkan dosen pembimbing yang cukup baik dan tidak banyak berkomentar mengenai tugas akhirnya yang sempat terhenti pengerjaannya.

Karena sudah memiliki kesibukan sebagai karyawan itu juga lah Zahra mulai tertinggal kabar mengenai teman-temannya. Ia bahkan tidak tahu, siapa saja temannya yang sudah resmi menyandang gelar sarjana selama beberapa bulan ia bekerja ini. Jika saja hari itu ia tidak ada jadwal bimbingan ke kampus, ia tidak akan tahu jika Lisa saat itu melaksanakan sidang. Zahra dulu cukup dekat dengan Lisa saat di kelas, mereka juga beberapa kali terlibat dalam satu kelompok untuk tugas.

Memikirkan hal tersebut membuat Zahra menghela napas pelan. Sebentar lagi tugas akhirnya selesai, karena ia sudah berada di bagian akhir. Satu kali bimbingan lagi dan ia akan melakukan pengajuan tanggal untuk sidang. Ia harus bisa bergerak cepat karena ada orang tuanya yang menunggu ia meraih gelar sarjana di tahun ini.

“Nggak perlu buru-buru. Sambil dinikmati aja masa-masa skripsi kamu ini.” Ucapan ayahnya yang sedang menyiram tanaman di depan rumah itu membuat Zahra menoleh.

Gadis itu kini sedang duduk di kursi yang berada di teras rumahnya sambil memangku laptop. Hari Minggu seperti ini memang kerap ia habiskan untuk mengebut tugas akhir agar bisa segera selesai. Tak jarang ia akan ditemani dengan ayahnya yang memiliki jadwal menyiram tanaman setiap Minggu sore.

“Anak Ayah cuma kamu. Meskipun Ayah bilang mau kamu cepat lulus, tapi kamu jangan terlalu memforsir diri. Kalau capek istirahat aja, kan hari libur kamu juga cuma Sabtu dan Minggu. Dua hari itu jangan terus kamu gunakan buat kencan sama laptop.” Zahra memperhatikan ayahnya yang saat ini mengarahkan aliran air dari selang ke arah tanaman Anggrek.

“Kalau udah mulai pusing lagi, mending kamu ke sini. Mainan air sama Ayah, tugasnya dilanjut lagi nanti. Kamu udah lama nggak mainan air sama Ayah.” Tawaran ayahnya itu tidak disia-siakan Zahra.

Dengan segera gadis itu meninggalkan laptopnya di kursi yang ia duduki sebelum melangkah mendekati ayahnya dan mengambil alih selang dari tangan pria tersebut. Ayahnya sampai tersenyum melihat tingkah Zahra itu. Meski usianya sudah hampir memasuki pertengahan kepala dua dan bahkan sudah bekerja, tapi Zahra akan tetap menjadi sosok anak kecil di mata ayahnya.

***

Hari yang dinanti Zahra dan kedua orang tuanya tiba. Pada hari Kamis ini, Zahra akan melakukan sidang skripsi yang telah ia kerjakan selama ini. Gadis itu sudah mengajukan cuti sejak kemarin, dan dukungan dari beberapa orang di kantor ia dapatkan setelah ia mengatakan alasannya mengambil cuti.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang