Peace of Life 4

2.9K 103 1
                                    

Linda menghela napas saat langkahnya dihadang oleh lima perempuan di lorong yang cukup sepi di sekolah. Gadis itu tidak mengenal siapa mereka berlima, tapi ia tahu mereka adalah kakak kelasnya.

“Hai, cewek caper.” Salah satu dari mereka berkata dengan tatapan mengejek pada Linda.

“Gue gak kenal lo siapa karena lo bukan cewek populer di sekolah. Tapi, kenapa lo bisa sok akrab sama Iqbal and the gang? Gimana sih cara lo cari muka ke mereka sampai mereka satu geng bisa kenal dan kayaknya akrab gitu sama lo?” Perempuan tadi kembali berkata.

“Caper jalur ghaib kali, Vin.” Salah satu perempuan yang merupakan teman perempuan tadi berkata dengan senyum miring di bibirnya.

Well, bisa aja sih cari mukanya jalur ghaib. Secara gitu, lo langsung bisa bikin mereka semua mau repot-repot nyapa lo si cewek gak tau diri.” Linda sejak tadi hanya diam, tapi hatinya tak henti mengeluarkan umpatan kasar untuk para perempuan di hadapannya ini.

“Oh, gue bahkan lupa buat ngenalin diri.” Perempuan di depan Linda mengulurkan tangan.

“Gue Viny. Temen sekelasnya Ilham, sekaligus cewek yang deket sama dia sebelum lo tiba-tiba cari perhatiannya Ilham dan sok akrab sama dia.” Demi menjaga kesopanan terhadap kakak kelasnya, Linda membalas uluran tangan Viny.

Namun, yang tidak ia duga adalah kakak kelasnya itu langsung mencengkeram erat tangannya ketika mereka berjabat tangan. Tak berhenti sampai di situ, keempat teman-teman Viny secara bersamaan mulai menyerang dirinya. Linda bisa merasakan rambutnya ditarik dari belakang tak hanya dengan satu tangan. Selain itu, ada tangan lain yang menampar kedua pipinya dengan keras hingga gadis itu memejamkan mata karena rasa sakit yang menyerang bersamaan.

“Jangan sok akrab lagi ya sama Ilham dan gengnya kalau lo gak mau dapet yang lebih dari ini. Kalau gue gak bisa sama Ilham, orang lain juga gak bakal bisa sama dia. Lo paham?” Setelah itu Linda bisa merasakan tangan-tangan yang menyerangnya mulai lepas.

Rambutnya tak lagi ditarik dan pipinya tidak lagi merasakan tamparan yang menyakitkan. Viny pun telah melepas jabatan tangan mereka. Selanjutnya kelima kakak kelasnya tadi pergi begitu saja meninggalkan Linda yang mulai kehilangan keseimbangan tubuhnya.

Gadis itu tak berhenti mengumpat dalam hati. Merutuki apa yang dilakukan Viny dan teman-temannya serta penyebab dari kejadian yang menimpanya hari ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena Ilham dan geng idaman siswi sekolahnya itu. Dengan tekat yang bulat, Linda memutuskan untuk tidak ingin lagi meladeni para laki-laki itu jika tidak ingin Viny maupun penggemar fanatik lainnya berbuat hal yang lebih gila padanya.

***

“Linda!”

Panggilan tersebut tidak membuat Linda berhenti melangkah. Gadis itu bahkan mempercepat laju kakinya agar bisa segera sampai di kelas. Meski tidak melihat siapa yang memanggilnya, Linda tahu betul suara siapa yang memanggil namanya tadi.

Meski telah mencoba melangkah cepat, nyatanya orang yang memanggilnya tetap berhasil menyusul. Karena sekarang tangan Linda ditahan untuk kemudian tubuhnya dibalikkan hingga menghadap laki-laki tinggi yang tadi memanggil namanya.

“Aku mau bicara sebentar sama kamu.” Linda melepas paksa tangan Ilham yang memegang pergelangan tangan kirinya.

“Aku dapet kabar kamu diserang sama Viny. Katanya rambut kamu ditarik dan kamu ditampar sama temen-temennya dia.”

“Itu Kakak tau Kak Viny nyerang aku. Kenapa Kakak masih nyariin aku?” Linda berkata saat Ilham baru saja membuka mulut untuk melanjutkan ucapan.

“Kak Viny nyerang aku itu karena dia suka sama Kakak. Dia nuduh aku cari muka ke Kakak sama Kak Iqbal biar bisa deket sama kalian. Akan lebih baik kalau Kakak dan temen-temen Kakak nggak perlu lagi nyapa aku kalau kita ketemu. Aku masih mau hidup dengan tenang di sekolah tanpa ada gosip atau hal-hal yang bikin perhatian orang tertuju ke aku. Jadi, aku mohon banget Kakak kalau bisa nggak perlu sok akrab lagi sama aku.” Linda menatap lurus pada Ilham yang saat ini juga sedang menatapnya.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang