Loves Never Wrong 6

1.9K 113 1
                                    

Nara tahu menjalin hubungan dengan laki-laki yang usianya jauh di atasnya itu tidak mudah. Masalah-masalah dalam hubungannya kadang bukan berasal dari dirinya maupun sang kekasih. Faktor perbedaan usia dan lingkungan mereka kadang juga bisa menjadi masalah dalam hubungan mereka.

Menginjak satu tahun menjadi sepasang kekasih, entah sudah berapa kali Nara dan Aji menghadapi masalah dalam hubungan mereka. Sebenarnya dari kedua orang itu sendiri tidak ada yang suka memancing keributan di tengah hubungan mereka yang damai sentosa. Tetapi yang namanya sebuah hubungan pasti akan selalu memiliki cobaan.

Sejak hari dimana Nara menerima Aji sebagai kekasihnya hampir satu tahun lalu, masalah kecil maupun besar silih berganti menghampiri kedamaian hubungan mereka. Entah itu dari orang-orang di kantor yang membicarakan mereka, atau bahkan dari orang tua Aji yang kerap kali menyuruh anaknya agar bisa secepatnya mempersunting Nara.

Usia Aji yang hampir menginjak kepala tiga membuat ibu laki-laki itu kerap berkata ingin melihat sang anak menuju ke jenjang pernikahan dan segera menimang cucu. Nara bahkan kerap mendengar ibu dari kekasihnya itu membujuknya untuk mau menikah dengan Aji dengan segera.

Meski begitu, Aji sendiri tidak pernah memaksa Nara untuk menuruti apa yang ibunya katakan. Laki-laki itu malah terlihat santai saja mengenai hubungan mereka. Ucapan orang-orang di sekitarnya mengenai hubungannya dengan Nara hanya ia anggap sebagai bisikan jahat. Meski begitu dalam hati laki-laki itu juga ada keinginan besar untuk menjadikan Nara sebagai pendamping hidupnya, hanya saja ia tidak mau terburu-buru.

Ia dan Nara belum terlalu lama saling mengenal. Meski mereka sudah sering menceritakan mengenai pribadi satu sama lain, itu tidak menjamin Nara akan langsung menerima begitu saja jika ia ajak menikah. Entah sudah berapa kali sang ibu meminta langsung pada Nara untuk tidak lama-lama dalam menjalani hubungan mereka sekarang, dan Aji tahu jika Nara tidak terlalu nyaman saat ibunya berkata demikian.

“Om sama Tante juga dulu cuma pacaran lima bulan terus nikah. Buktinya sampai sekarang masih awet. Lamanya waktu pacaran itu nggak terlalu berpengaruh asal kalian yakin satu sama lain.” Ucapan sang ibu membuat Aji memijit pelan dahinya.

Selalu itu yang dikatakan ibunya ketika Nara ia ajak ke rumah. Laki-laki itu bahkan yakin jika ayahnya dan Nara sampai hapal di luar kepala dengan kalimat template dari ibunya tadi.

“Jangan dipaksa begitu, Ma. Mereka masih mau menikmati masa-masa pacaran lebih lama. Lagi pula Nara itu masih muda, masih ingin mengejar cita-citanya. Aji juga nggak masalah dengan itu semua. Kita pernah muda, Mama jangan terlalu memaksakan kehendak Mama sama mereka. Kalau nanti Nara malah merasa tertekan dengan semua yang Mama bicarakan tadi, dan dia minta putus sama Aji gimana? Mama akan kehilangan calon mantu idaman banyak orang.”

Ayah Aji yang duduk di samping istrinya berkata dengan suara tenang. Pria yang sudah memasuki kepala enam itu bahkan mengulas senyum sambil memandang Nara dan Aji.

“Jangan jadikan awal hubungan kita sebagai patokan untuk anak kita atau orang lain dalam memulai sebuah pernikahan juga. Mereka pasti punya jalan takdirnya masing-masing, kita cuma bisa menjalani apa yang sudah dituliskan untuk kita. Kalau Nara dan Aji memang berjodoh, pasti akan tiba waktunya dimana mereka bisa membangun sebuah rumah tangga suatu hari nanti.”

Aji tersenyum bangga menatap sang ayah yang saat ini sedang mengusap punggung istrinya. Pria itu masih tersenyum sambil sesekali menatap ke arahnya dan Nara. Sedangkan ibunya saat ini terlihat menampilkan wajah muram, mungkin karena ucapan suaminya tadi tidak sependapat dengannya.

“Nara, ucapan Mamanya Aji jangan terlalu kamu pikirkan ya. Nikmati waktu kalian dengan baik. Pernikahan itu bukan untuk ajang percobaan demi menuruti semua perkataan orang-orang di luar sana. Mamanya Aji berkata begitu tadi karena kami mau Aji bisa membawa hubungan kalian ke jenjang pernikahan. Tapi jangan terburu, Om nggak masalah Aji mau menikah di usia berapa. Asalkan dia menikah dengan orang yang baik dan dia cintai pasti akan Om restui.”

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang