Love's Never Wrong 4

1K 89 12
                                    

Nara tersenyum menatap layar ponselnya yang menampilkan pesan dari sang ibu. Beberapa saat lalu benda pipih miliknya itu bergetar disusul notifikasi pesan dari ibunya yang mengatakan jika wanita itu rindu padanya.

Terhitung sudah hampir satu bulan Nara tidak bertemu dengan ibu dan ayahnya, dan masih ada sekitar dua puluh hari lagi untuk Nara bisa kembali pulang. Menemui kedua orang tuanya yang setiap hari selalu mengirim pesan dengan isi yang semuanya hampir sama, rindu.

Berada di semester akhir bangku perkuliahan membuat Nara harus menjalani KKN di sebuah desa yang berada di luar kota tempatnya tinggal. Berpisah dengan orang tuanya setelah sejak kecik tidak pernah berpisah terlalu lama jelas membuat Nara merasa rindu suasana rumah. Dan dari semua orang yang ia rindukan, jelas terselip Anton di tengahnya.

Hingga hari ini, setelah sekian tahun menyukai laki-laki itu, Nara masih menempatkan Anton sebagai pemilik hatinya. Hubungannya memang belum juga mengalami peningkatan dengan laki-laki itu. Karena jujur saja, semenjak Anton lulus kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan milik negara di luar kota, mereka jadi semakin jarang bertemu.

Jadwal kepulangan Anton yang tidak pasti membuat Nara kerap kali berharap laki-laki itu tiba-tiba sudah berada di rumah sehingga mereka bisa berjumpa. Sampai hari ini pun Anton masih hangat padanya, itu sebabnya Nara hanya bisa terus berdoa dan berharap agar hubungannya dan Anton tidak terus seperti ini. Paling tidak laki-laki itu membalas rasa sukanya yang telah menahun. Membayangkan itu saja sudah membuat Nara tersenyum sendiri.

Memang hal yang paling menyenangkan ketika jatuh cinta itu adalah ketika kita berangan untuk bisa menjadi pasangan yang paling bahagia dengan orang yang kita cintai.

Panggilan dari temannya membuat Nara menoleh dan segera beranjak dari tempatnya duduk. Astaga, ia sampai lupa jika hari ini memiliki banyak hal yang harus dikerjakan. Dengan raut bersalah, Nara segera menyusul teman-temannya yang telah berjalan meninggalkannya.

***

Waktu empat puluh lima hari berhasil Nara lewati dengan cukup baik. Siang hari yang sangat cerah ini gadis itu telah kembali menginjakkan kaki di rumahnya lagi. Sambutan dari ayah dan ibunya dengan wajah penuh kerinduan membuat Nara berhambur memeluk kedua orang tersebut.

Program KKN yang ia lakukan telah selesai dengan baik. Jadi, mulai hari ini Nara tidak akan lagi mendapat pesan maupun panggilan dari ibunya yang mengatakan rindu padanya dan terus bertanya apa ia dan teman-teman yang lain baik-baik saja.

“Itu apa, Bu?” Pertanyaan Nara membuat sang ibu turut menatap ke arah tatapan Nara.

“Oh, itu pesenan Bu Dewi. Katanya mau ada acara keluarga nanti sore. Terus pesen itu sama Ibu. Kamu nanti tolong bantu anterin ke sebelah ya kalau nggak capek.”

Nara sebenarnya lelah, tapi ketika tahu ia memiliki kesempatan untuk mengunjungi rumah Anton, rasanya semua lelahnya luntur begitu saja. Akhirnya gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

Setelah membersihkan tubuh dan menyimpan barang-barang yang ia bawa selama KKN, Nara segera melaksanakan permintaan ibunya untuk mengantar pesanan Bu Dewi. Ada kesempatan bagus untuk mendatangi rumah sebelah tidak mungkin Nara tolak. Meski ia ragu akan bisa bertemu dengan Anton, tetapi tak apa. Melihat foto Anton di ruang tamu rumah itu saja sudah membuat Nara bahagia.

Setelah selesai mengantarkan pesanan Bu Dewi, Nara langsung pamit pulang. Wanita yang melahirkan Anton itu tadi sempat terkejut melihatnya yang sudah berada di rumah lagi. Mereka bahkan sempat berbicara sebentar sebelum Nara memutuskan untuk pamit dengan alasan mau istirahat. Namun, belum kakinya melangkah sampai ke pintu gerbang rumah Anton, suara seseorang terdengar memasuki telinga Nara. Gadis itu lantas berbalik dan mendapati sosok laki-laki yang cukup ia kenali karena sempat beberapa kali bertemu.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang