Suara Gerbang di buka terdengar membuat pria yang sedang memegang ponselnya menoleh perlahan, Pria itu memasukan ponsel ke saku celana.
"Langit? Kok disini?" tanya Gema saat melihat Pria yang berada di depan rumahnya ternyata bukan Biru melainkan langit kembarannya, Langit menatap Gema tanpa ekspresi. "Ayo berangkat," ajak Langit menyerahkan Helm dan Gema semakin Bingung.
"Ak-aku ada janji sama biru tau dia mau jemput aku dan lagi langit tau Alamatku darimana?" tanya Gema merasa kebingungan karena kemarin yang mengantarnya itu Biru bukan Langit, Gema yakin sekali itu Biru karena dari warna rambut saja sudah berbeda. "Gak penting, yang penting Lo mau sekolah Gak?" tanya Langit lagi dan Gema mendengus kesal.
"Aku mau nungguin Biru aja Gak enak nanti kalau dia jemput Aku gak ada!" Seru Gema mundur dan Langit tidak banyak bicara menyimpan helm ke atas motor dan mematikan mesin motornya, Gema menelisik Langit lagi. "Kenapa Gak pergi duluan?" tanya Gema merasa aneh dengan langit.
"Banyak Tanya," Jawab langit datar, Gema mendengus kesal tapi tak ayal menghiraukan Langit dengan melirik kanan dan Kiri siapa tau Biru memang masih di jalan. Langit memperhatikan setiap sudut komplek perumahan Gema tanpa mengatakan apapun, Gema berjongkok di samping Motor Langit.
"Sampe kapan Lo nunggu?" tanya Langit dan Gema mendongak menatap Langit dengan mata yang sedikit menyipit. "Sampe biru jemput lah, kan udah janjian mau berangkat bareng biru. Lagian aku gak nyuruh kamu jemput," jawab Gema kembali menunduk, langit tidak menjawab ucapan Gema.
Gema menghela napasnya pelan dan Langit melirik Jam di tangannya sampai kapan Gema akan menunggu langit tidak akan protes membiarkan Gema dengan sifat keras kepalanya itu, Gema mendongak menatap langit. "Kamu gak tau Biru kemana?" tanya Gema pada langit, langit mengalihkan tatapannya.
"Gue bukan orang tua dia," jawab Langit dengan malas, Gema mendengus kesal mereka kan kembar mengapa tidak tau satu sama lain. "Kamu kan Adeknya Biru, kok bisa Kalian Saling gak tau sih aneh banget." Langit menatap Gema lagi, Gema ketika di tatap langit tidak takut berbeda dengan Biru kemarin.
"Kalau bisa gue minta. gak Sudi gue harus satu darah sama dia," jawab Langit dengan datar, Gema yang sedang berjongkok langsung berdiri. "Kok Gitu, kamu jahat banget Mulutnya langit!" Seru Gema sedikit meninggikan suaranya.
"Kam—" Gema berhenti berbicara ketika Ponselnya berbunyi, Gema melihat biru yang memberikannya pesan. Gema mendongak menatap langit, Biru tidak jadi menjemputnya pantas aja begitu lama Gema menunggu biru tidak ada datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian 01 : The Same Sky (END)✓
FanfictionLangit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Langit dan Biru itu saling membutuhkan bahkan bersatu untuk membuat Alam semesta dan seisinya menjadi Indah, Langit dan Biru itu adalah satu ke...