"Gema," panggilan itu membuat Gema yang sedang mengikat tali sepatu mendongak, Meru yang memanggil nama Gema. "Kenapa?" tanya Gema selesai mengikat tali sepatu, penasaran juga Gema apa yang Temannya itu maksud.
"Langit sama Biru perang dingin lagi ya?" tanya Meru melihat kedua pria yang terlihat sangat dingin ketika saling menatap, Gema mendongak dan melihat. Memang suasananya tidak seperti sebelumnya, seperti ada yang si kembar sembunyikan.
"Aku gak tau, saat berangkat tadi langit Gak bilang apa-apa ke aku." Gema menjawab dengan melihat ke arah dua pria kembar itu, Gema saja bingung sekarang. "Gak biasa nya Loh suasana kayak Gini sumpah!" Meru menjawab lagi, pagi ini sangat aneh apalagi si kembar.
"Udah Lah Biarin aja Selama mereka gak ribut, kata kamu kan mereka kalau Ngobrol suka saling Pukul. Mending gini atau mending saling pukul?" tanya Gema meminta Meru untuk memilih. "Mending saling pukul sih Biar Rame," jawab Meru dan Gema mendengus kesal.
"Itu sih emang kamu aja yang Mau! Jangan Gitu, aku ngeri kalau pukul-pukul lagi tau!" Gema berucap dengan mengidikkan bahunya, membayangkan sudah membuat Gema lelah jika mereka bertengkar lagi. "padahal seru begitu Gema, jadi kan Kagak terlalu monoton nih sekolah ada perang saudara dan pertumpahan Dar—"
Plakk!!
"Anjing!" Meru mengumpat saat Gema memukul Kepalanya dengan kuat. "Kamu aja sana berantem sama Keano, aku nonton Gak akan aku pisahin!" Kesal Gema dan Meru terkekeh kecil, Meru tau Gema pasti lelah harus memisahkan mereka jika mereka itu kembali bertengkar.
"Biasa aja kali Gema, sakit kepala gue Gila Lo!" Meru berucap lagi, Gema memutar bola matanya malas. "Kamu diem jangan buat aku kesel terus, sebentar lagi olahraga nya di mulai mending kamu berdoa biar dapet kelompok yang bagus!" Meru terkekeh dan mengangguk kecil, Gema memutar bola matanya malas saat anggukan kepala menyebalkan itu terlihat.
"Baiklah Anak-anak, setelah Minggu kemarin kita berlatih hari ini Bapak akan membuat beberapa kelompok, satu kelompok berjumlah tiga orang dan akan ada dua kelompok yang bertanding. Misalnya kelompok A dan B lalu C dengan D seperti itu seterusnya hingga mendapatkan siapa pemenang semakin tinggi level yang kalian lakuin semakin banyak poin yang kalian dapatkan, tim yang kalah pertama kali nilai yang tim itu miliki akan di pindahkan ke tim yang menang." Guru menjelaskan lebih dulu bagaimana permainan nya.
"Bapak sudah mengacak namanya tidak boleh protes dan tidak boleh meminta pindah." Guru mata pelajaran Olahraga itu mengeluarkan selembar kertas dan melihat semua muridnya yang datang. "Kelompok A itu ada, Elmeru, Yoga Dan Oval." Suara tepuk tangan Terdengar saat kelompok pertama di panggil.
"Kelompok lawan yaitu kelompok B, itu Sa Biru, El Langit dan Rafanza." Gema menoleh ke arah Keano saat namanya di panggil. Keano saja terkejut mengapa bisa seperti itu, Gema meringis pelan. "Mengapa harus jadi satu Tim," gumam Gema mengusap tengkuknya bingung.
Entah keberuntungan atau kesialan untuk Gema kali ini, Biasanya mereka selalu di pisah tapi kali ini di satukan apa tidak pusing Gema melihatnya. "semangat Gema, lawan mu meru." Keano menepuk pundak Gema, Gema menghela napasnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian 01 : The Same Sky (END)✓
FanfictionLangit akan selalu identik dengan Biru, Langit Itu Indah bila terus bersama dengan Keindahan Warna Biru. Langit dan Biru itu saling membutuhkan bahkan bersatu untuk membuat Alam semesta dan seisinya menjadi Indah, Langit dan Biru itu adalah satu ke...