The Same Sky : Chapter 04 ☁️

1.1K 237 104
                                    

Suara Air mengalir terdengar ketika Langit membuka keran Air wastafel di kamar mandi laki-laki, Langit baru selesai buang Air kecil jadi harus cuci tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara Air mengalir terdengar ketika Langit membuka keran Air wastafel di kamar mandi laki-laki, Langit baru selesai buang Air kecil jadi harus cuci tangan.

Mata Elang milik Langit tidak sengaja bertatapan dengan pria yang memiliki bola mata berwarna Coklat pekat, dua pria dengan wajah sama saling menatap tapi hanya tatapan dingin mereka Perlihatkan. Langit Fokus dengan kegiatannya dan pria itu pun sama, keduanya sama-sama diam untuk sementara.

Langit mematikan keran Air dan berbalik belum ada satu langkah Langit berjalan deheman dari orang belakang membuat langit diam. "Berhenti buat Gangguin Gema," ujar biru nada suara nya sangat terdengar tidak suka.

"Urusannya sama Lo?" tanya Langit balik tapi tidak menghadap Biru masih memunggungi Biru. "Karena Lo itu rusak! Jangan jadiin Gema sebagai Bahan balas dendam Lo ke Gue Bangsat!" Biru mengumpat dengan kesal dan Langit hanya diam saja, Senyum mengejek terlihat di wajah Langit.

"Berhenti ganggu Gema dan Usik setiap pergerakan dia, dia anak baru jangan sampe Hal yang lalu terulang lagi. Gue tau Lo gak Punya Otak jangan sampe gue bilang Lo gak punya harga diri!" Seru biru dengan Nada yang masih sama begitu kasar dan menusuk telinga Langit. "Gue tau Lo selalu iri sama apa yang gue punya Tapi Gema bukan Objek balas dendam Lo buat Gue!! Kalau Lo emang Punya Otak, Lo gak akan jadiin manusia sebagai umpan Lo!"

"Pantes Papa gak pernah sayang sama Lo, selain Lo kriminal keluarga Lo juga rusak Langit! Di diri Lo cuma Iblis isinya, Lo bukan manusia semua yang papa bilang buat Lo itu emang bener." Langit mulai mengepalkan kedua tangannya ketika Biru mengungkit satu ucapan sang papa pada langit.

"Kalau papa Gak takut sama Kakek Gue yakin Lo udah jadi anak jalanan dari Lama Langit, Lo itu gak guna hidup di dunia juga. Lo cuma virus apalagi di keluarga Besar Andromeda, Jadi sadar diri kan kenapa Papa Gak pernah sayang sama Lo?" Biru kembali mengucapkan kalimat tertohoknya. "Cari bahagia Lo sendiri tanpa harus usik hidup gue emang Gak bisa buat Lo?! Kurang Puas kah Hidup Lo sengsara sekarang? Gue pengen Tau Gimana Mama di atas sana Liat Pembunuhnya Jadi orang paling rusak kayak Lo!" Langit semakin mengepalkan tangannya saat Biru semakin mengungkapkan semua kalimat yang paling Langit benci.

"Setidaknya Gue masih punya Hati nurani buat Gak Nuduh anak Usia 8 tahun Bunuh Mama nya sendiri," ujar Langit dengan pelan namun penuh penekanan, hal itu jelas membuat Biru terkekeh tapi kekehan itu sangat menghina untuk langit. "Hati Nurani Lo bilang? Hati nurani apa yang Lo maksud Rusak?! Dari Lo kecil aja papa udah tau kalau Lo itu Gak bener, Lo cuma sampah! Gak usah sok paling tersakiti padahal Lo penjahatnya," ujar biru lagi, biru masih tidak habis Fikir dengan ucapan Langit.

"Bener kata papa kan? Cukup Mama aja yang jadi Korban Pembunuhan Lo jangan sampe keluarga Andromeda jadi korban selanjutnya, berhenti buat jadi pembunuh Langit! Mama Bakal Ben—"

"GUE GAK BUNUH MAMA BANGSAT!!! BERAPA KALI LAGI GUE HARUS BILANG? YANG RUSAK DISINI LO ATAU GUE?! KALAU GUE RUSAK TERUS LO APA? LO BONEKA KAN?!" Bentak Langit dengan sangat Kuat, biru ikut mengepalkan kedua tangannya. "Setidaknya gue tau berbakti sama orang tua bukan malah Bun—"

Bagian 01 : The Same Sky (END)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang