-09-

484 12 0
                                    

Arsen membawakan seragam sekolah Nada yang belum gadis itu pakai. Tak habis pikir dengan Nada, kenapa gadis itu lari tanpa memakai seragamnya kembali.

"Na, pake baj⏤"

"TANTE?!"

Lelaki itu terkejut setengah mati melihat mamanya Nada berdiri disana dengan tatapan yang sulit diartikan. Arsen menelan ludahnya sendiri, dia takut mamanya Nada akan salah paham padanya.

"Ma, maaf ini nggak kaya yang dipikiran mama kok serius. Nada nggak⏤"

"WOAAAA NAK ARSEN AKHIRNYA! TANTE IKUTAN SENENG!" pekik mama tiba-tiba.

Nada terkejut, maksud mamanya ini apa? Ikut senang katanya?

"Ha?" beo Arsen bingung.

Mama Aura langsung menarik tangan Nada dan Arsen lalu membawa mereka duduk di ruang tengah. Nada sudah deg-degan dia takut di hakimi oleh mamanya itu.

"Kalian pacaran?!" tanya Mama Aura tiba-tiba.

"ENGGAK!" jawab mereka barengan.

"Serius?"

"Maaa, please. Serius aku sama Arsen nggak ngapa-ngapain kok. Dia cuma bantu oleh minyak urut aja." rengek Nada frustasi.

"T-tante saya nggak ngelakuin hal terlarang kok." ucap Arsen. Lelaki itu ketakutan setengah mati.

"Aduh duh nak Arsen, jangan takut gini. Kamu ini kaya sama siapa aja. Kalau kalian ada hubungan gapapa atuh, cerita aja ke mama. Mama setuju sih pasti." ucap Mama Aura.

"Maa..." rengek Nada.

"Em-enggak kok tan. Saya cuma tem⏤"

"Panggil mama aja nggak papa nak. Biar samaan kaya Nada." potong Mama Aura.

Arsen kikuk untuk kesekian kalinya. Sungguh, ini hal yang sangat Ia hindari.

"Aa, oh karena mama kamu udah pulang aku pamit ya Na. Mau ke sang⏤"

"Loh jangan buru-buru. Ini mama mau masak dulu kita makan bareng." ucap Mama Aura. Wanita itu kemudian berdiri bersiap untuk ke dapur.

"Nggak usah tan, saya mau ke sang⏤"

"Sttts, no no. Makan bareng, malam ini libur dulu ke sanggar tari ya okey nak?" potong mama Aura cepat.

Menghela napas, tidak ada yang bisa Arsen lakukan selain mengiyakan ucapan tante Aura.

"Okey, tan."

Mama Aura tersenyum, wanita itu kemudian melesat ke dapur untuk memasak makanan mereka. Tinggal Arsen dan Nada disana. Dengan ekspresi canggung mereka.

"Na."

"Ar."

Mereka saling tatap.

"Lo duluan," titah Nada.

"Nggak duluan aja." tolak Arsen.

"Ck, lo duluan Ar."

"Nggak, Na. Duluan aja gue dengerin."

"Yaudah barengan aja deh." kesal Nada.

Nada menghitung mundur.

"MAAF," ucap mereka barengan.

Lalu mereka saling tatap lagi.

"Kenapa lo minta maaf?" tanya mereka barengan.

Sesaat kemudian mereka menghela napas. Kalau seperti ini kapan selesainya?

Nada berdehem, "gue minta maaf karena asik sama cowok gue sampai lupa waktu kalau ada janji sama lo, Ar."

Arsen hanya manggut-manggut saja mendengar ucapan Nada. Bingung mau menanggapi bagaimana karena status dirinya cuma teman. Lagipula Arsen tidak memiliki perasaan apa-apa untuk Nada.

EXCHANGE ; ARSENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang