-06-

760 13 2
                                    

Kira-kira sudah sekitar 5 hari Nada dan Daniel Maheswara menjalani hubungan spesial sebagai seorang pacar. Benar, sudah 5 hari yang lalu. Setelah pulang dari sanggar tari bersama Arsen waktu itu, Nada langsung jadian benar-benar jadian dengan Daniel.

Satu sekolah pun heboh melihat postingan Daniel Maheswara tengah date bersama Nada dengan caption yang begitu romantis. Sontak ramai ucapan selamat atas jadiannya mereka.

Banyak yang mendukung mereka, tapi tak sedikit juga yang sedikit mencecar mereka. Bagaimanapun juga Daniel adalah seorang ketua club basket yang tentu saja memiliki prestasi begitu banyak. Belum lagi, dia sangat pintar di kelasnya. Sedangkan Nada, dia hanya gadis begajulan yang tidak ada anggun-anggunnya.

Prestasi pun, Nada tidak ada karena dia hanya pas-pasan. Maklum, belajar pun dia malas. Apalagi jika sedang badmood, gadis itu sama sekali tidak memperdulikan nilai.

Pernah satu kali, dia sama sekali tidak belajar dan kalian tau? Dia mendapat peringkat 16 dalam semester pertamanya. Itu adalah peringkat paling tidak masuk akal untuk ukuran anak perempuan.

Siapa yang membuat peringkat Nada naik? Dan bagaimana?

Tentu saja Arsena Danupatra. Lelaki itu begitu shock melihat peringkat gadis itu di semester pertamanya. Dan Mamanya pun tidak terlalu mempermasalahkannya. Hanya geleng-geleng kepala saat mengetahui peringkat Nada.

"Mau jalan dulu?" tanya Daniel.

Nada mengangguk antusias, "mauu!"

Daniel merangkul bahu Nada, menggiringnya menuju parkiran. Semenjak berpacaran dengan Daniel, Nada sedikit membatasi dirinya dengan Arsen. Ya, Daniel tidak melarang Nada dengan terus terang.

Karena lelaki berlesung pipi itu pernah sekali melarang Nada, tapi gadis itu masih juga bersama Arsen. Meskipun sebenarnya Daniel sedikit terganggu dengan Arsen, tapi yang penting sekarang status Nada adalah pacarnya.

"Mau kemana? Aku ngikut kamu aja." ucapp Daniel.

Nada nampak berpikir, "taman bermain? Pengen boneka." ringisnya.

Daniel tertawa ringan, "boneka? Serius cewek kaya kamu mau boneka?"

"Gini-gini aku juga cewek beneran!" sewot Nada.

Daniel mengusak rambut gadisnya itu kemudian tertawa menampilkan lesung pipinya yang nampak manis itu.

"Ekhem, mesra banget." goda salah satu pendukung mereka.

"Iya nih, langgeng deh kalian. Lebih baik Nada sama lo aja Dan," saut si rambut biru.

"Doain aja." Daniel nampak mengulum senyum.

Setelahnya, dia menyerahkan helm kepada Nada. Semenjak berpacaran, Daniel selalu membawa dua buah helm karena ingin mengajak gadisnya itu jalan-jalan sepulang sekolah.

"Pegangan ya?"

"Em!" Nada mengangguk kemudian memeluk erat Daniel sebelum akhirnya lelaki itu menjalankan motornya.

Motor ninja warna merah itu membelah jalanan kota dengan kecepatan sedang. Seumur-umur, Nada tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan menjadi pacar seorang ketua club basket yang tampan itu.

Mereka menuju ke taman bermain. Seperti ucapan Nada tadi. Hari ini tidak begitu macet. Jadi, mereka tidak butuh waktu yang lama untuk sampai taman itu.

Motor merah itu terparkir dengan rapi, Nada turun lalu menyerahkan helmnya kepada Daniel.

"Rambut kamu berantakan," ucap Daniel.

Lelaki itu kemudian membenarkan tatanan rambut Nada yang sedikit berantakan karena helm. Nada tersipu, Daniel sangat manis.

"Makasih," Nada tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

"Ayo,"

Mereka kemudian memasuki area bermain itu. Tak lupa bergandengan tangan supaya Nada tidak menghilang tiba-tiba karena gadis itu sering berhenti disetiap perjalanan untuk melihat ini dan itu. Daniel akui, ini sangat berbeda dengan sifat Nada yang begajulan itu.

"Mau naik wahana nggak?" tanya Daniel.

Nada menggeleng, "nggak. Kesana aja yuk."

Gadis itu menunjuk ke dalam. Dia ingin bermain capit boneka dan beberapa permainan ringan lainnya seperti arcade yang basket.

Nada berdiri di depan ring basket. "Ayo tanding! Yang menang dapet es krim." ucapnya.

Daniel hanya tertawa, serius Nada menantangnya? Tidakkah gadis itu ingat kalau dirinya ketua club basket disekolah?

"Oke?"

Pertandingan itu berlangsung, Nada melempar bola-bola itu asal yang penting masuk ke dalam ring. Sedangkan Daniel, dia melempar menggunakan tekniknya membuat bola itu tak ada yang tidak masuk. Poinnya sempurna. Nada kalah.

"Mana es krimnya?" tagih Daniel.

"Curang ya???! Masuk semua. Mana mungkin?" Nada nampak tidak terima.

"Enggak, kamu aja yang belum bisa. Mau aku ajarin?" Daniel merangkul bahu Nada.

Nada berdecak, kemudian melepaskan rangkulannya. "Iya deh, salah nantangin ketua club basket."

"Hahaha, astaga. Biar aku yang nyari es krim. Aku traktir kamu oke?" lelaki itu mencubit ringan pipi Nada.

Nada mengangguk, dia membiarkan Daniel pergi mencari es krim.

Ini pertama kalinya dia pergi ke taman bermain dengan lelaki selain Arsen. Oh, Nada sampai lupa memberitahu Arsen kalau hari ini dia tidak bisa ikut ke sanggar tari karena sedang bersama Daniel.

Pasti dia menunggu dirinya.

"Nad!"

Daniel melambai dengan es krim di tangan kanannya dan sebuah boneka di tangan kirinya. Lelaki itu tersenyum sepanjang perjalanan menuju gadisnya.

"Ini es krim nya." Daniel menyerahkan satu cone es krim vanilla.

Nada menerimanya.

"Aku beli boneka juga. Tadi, katanya kamu pengen kan? Ini hadiah buat kamu." Daniel menyerahkan boneka teddy itu.

Nada kembali menerimanya.

Bukan ini yang Nada maksud, Nada ingin bermain capit boneka. Bukan membeli boneka yang langsung dapat seperti ini. Ini tidak seru sama sekali.

"Kamu suka?" tanya Daniel.

Nada mengangguk kemudian tersenyum, "iyaa. Makasih, Dan."

Tidak, Daniel. Nada tidak menyukainya. Jika dia bersama Arsen. Pasti lelaki itu akan memainkan capit boneka sampai mendapatkan boneka yang Nada mau.

Dan, satu hal lagi.

Nada tidak menyukai es krim rasa vanilla.

Gadis itu menyukai es krim strawberry.





_____________

gini, dulu aku punya temen yg mirip arsen. tp gk mirip bgt, dia suka gt deh temenan sama cewek. aku temenan cukup lama sama dia. banget, sampai pas main tuh, kalau ada cowok lain aku suruh dia ngumpet karena takut dia dicengcengin main sama cewek.

lucu bgt kalau diinget. jadi kangen :(

kak arsen

EXCHANGE ; ARSENA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang