Ini sudah tiga hari sejak Jennie yang jatuh sakit, dan sudah sejak tiga hari pulak Taehyung justru sibuk di kantornya karena beberapa kebijakan yang berubah karena Jiso yang memimpin KB CORPORATION saat ini.Lalu bagaimana keadaan wanita yang tengah mengandung itu, tentu saja ia tidak baik-baik saja itu justru membuat Jennie merasa Taehyung sedikit mengabaikannya meski setiap malam pria itu selalu memeluknya erat. Jennie tidak menolaknya karena jujur saja ia memerlukan itu bahkan mungkin sang bayi juga.
Mereka sedang berada di meja makan saat ini untuk breakfast nya dengan seperti biasa Jennie yang tetap mengambilkan makanan ke piring suaminya.
"Aku akan pulang lambat J, kamu bisa tidur lebih dulu jika aku belum kembali saat jam tidur tiba." Ucap Taehyung menatap lembut istrinya.
Namun hanya suara deheman saja yang terdengar dari Jennie, Taehyung kembali menghela napas sejak tiga hari istrinya itu diam dan hanya menjawab pertanyaan seadanya saja.
"Sayanggg, apa perasaan mu masih belum baik, aku minta maaf belum bisa bicara padamu untuk membahas apa yang sedang terjadi, sayang percaya lah aku benar-benar hanya mencintai mu sungguh." Ucap Taehyung mengambil tangan sang istri untuk ia genggam, terlihat dari sorot matanya yang tulus dan merasa terluka karena masalah yang sedang terjadi dalam rumah tangga keluarga nya itu.
Breakfast selesai. Jennie berdiri untuk mengatar suaminya seperti kebiasaannya dan itu masih belum berubah meski tengah terjadi aksi diam di antara keduanya.
"Aku berangkat hati hati di rumah jika terjadi sesuatu kabari aku selalu," ucap Taehyung mencium puncak kepala istrinya, ia juga bahkan berlutut untuk mengusap dan mencium perut yang terlihat membuncit itu.
Biasanya Jennie akan mengusap puncak kepala suaminya lembut. Tetapi sudah tiga hari itu tidak Jennie lakukan. Bahkan sekarang dia tengah menahan air matanya untuk tidak keluar.
***
Di dalam mobil.....
"Apa kamu dan Jennie masih melakukan aksi saling diam?" Tanya Jimin
"Jennie masih mendiami ku meski semua sudah aku lakukan untuk meluluhkan perasaan nya, aku bahkan bingung harus melakukan apa lagi. Jimin ini adalah hari yang panjang dia mendiami ku. Aku justru merasa khawatir dengan nya karena dia tengah mengandung, bagaimana jika dia menahan keinginannya karena tidak ingin bicara dengan ku," ungkap Taehyung
"Sudah kamu tanyakan apa keinginan nya," tanya Jimin lagi
"Ah belum. Aku hanya melakukan beberapa hal yang menurut nya dia suka, tetapi itu sia-sia. sekeras apa aku berusaha melakukan sesuatu padanya dia justru menolak semua yang aku berikan, Jennie akan mengatakan bahwa dia tidak ingin apapun." Ungkap Taehyung lagi
"Kalau begitu kamu harus menanyakan apa maunya." Balas Jimin.
***
Jennie yang kini hanya diam di taman belakang rumahnya hanya diam sambil memandang taman bunga miliknya yang sudah ia jaga sejak awal kepindahannya. Sesekali helaan napas terdengar dari wanita cantik itu sambil mengusap perut buncitnya. Ia memikirkan beberapa hal apa ia harus bertahan atau tidak.
Dia takut Taehyung meninggalkan nya. Dia sudah terbiasa dengan pria Kim itu meski itu baru sebentar. Ia sudah terbiasa dengan pria Kim itu untuk segala hal yang ia percayakan pada lelaki itu.
"Bagaimana aku bisa bertahan jika seseorang dari masa lalu mu memiliki segala hal yang tidak aku miliki Taehyung-ah," lirih nya seorang diri.
"Nyonya Jennie maaf, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda," ucap seorang maid meghampiri Jennie
Dengan segera ia menghampus air matanya dan berdiri perlahan merapihkan penampilannya.
"Siapa yang datang ahjumma?" Tanya Jennie sopan
"Ah ituu. Maaf nyonya sebaiknya anda yang menemui nya langsung," ucap sang maid karena sebelumnya seseorang yang datang itu mengatakan kata kata yang tidak sang ahjumma pahami.
"Baiklah aku akan menemui nya," ucap Jennie berjalan perlahan karena perut nya yang buncit sedikit menghambat gerak nya.
***
Sedangkan di Living room Jennie melihat seorang wanita dengan gaun putih tengah melihat foto besar yang terdapat di tengah ruangan, dan itu adalah fotoh pernikahan Jennie dan Taehyung tentu saja.
Hatinya bergemuruh entah kenapa ada sesuatu yang justru membuatnya takut, namun dengan berani Jennie menghampiri wanita itu dan berusaha tenang sebisa mungkin.
"Maaf nona," sapa Jennie sopan. Sedangkan seseorang yang merasa di panggil itu membalikkan badannya.
Kedua matanya bertemu dengan mata kucing milik Jennie yang terlihat syok melihat perempuan di depannya, namun gadis yang satunya justru tersenyum penuh angkuh menatap Jennie dari bawah hingga atas seolah tidak boleh ada yang luput dari perhatiannya.
"Kau Jennie betul?" Tanya seseorang itu menatap Jennie
"Yaa.." jawab Jennie berusaha terlihat ramah dan tenang meski perasaannya jelas sangat berbeda dari itu.
Jennie jelas tahu siapa wanita di depannya, dia adalah seseorang yang beberapa hari ini membuat hati dan masalah dalam hidup rumah tangga nya, ketakutan yang selama ini Jennie pendam seorang diri itu justru kini datang di depannya entah apa maksud dan tujuannya.
"Aku yakin kau pasti tahu siapa aku, bukankah kau sudah menerima surat yang sebelumnya sudah ku berikan pada mu, Jennie-ssi" ucap Jiso namun Jennie masih diam di sana, wanita hamil itu bahkan terlihat tidak berminat mempersilahkan tamunya yang kini datang merancau itu untuk duduk.
"Oh. di mana sopan santun mu, bukankah seharusnya kau mempersilahkan aku duduk atau minum, ck. Wanita desa memang tidak memiliki adab yang baik," cibir Jiso yang justru duduk dengan sendirinya di kursi ruang tamu rumah mega itu.
Jennie masih diam sebisa mungkin dia bersikap tenang, perlahan wanita hamil itu duduk di kursi berhadapan dengan Jiso. "Apa nona Kim ingin minum sesuatu?" Tanya Jennie ramah.
"Tidak-tidak anda tidak perlu repot-repot untuk itu, saya hanya datang sebentar untuk memeriksa seperti apa wanita yang sudah berani merebut Taehyung dari putri bangsawan seperti ku." Ucapnya dengan angkuh dan sombong.
"Maaf tapi aku tidak merebut siapapun dari anda nona," jawab Jennie mulai angkat bicara, Jennie tahu siapa dirinya, tapi dia tidak akan membiarkan dirinya di injak begitu saja oleh orang yang bahkan tidak mengenal nya itu.
"Beraninya kau menjawab ku ternyata," cibir Jiso
"Aku bahkan tidak harus merasa takut pada anda, seperti apa setatus anda di masyarakat, sekuat apa pengaruh anda. Anda tetap tidak bisa merubah fakta bawa sekarang Taehyung suami saya. Dan dia memilih saya," ucap Jennie memberanikan dirinya. Kini wanita hamil itu bahkan berani menatap mata Jiso.
"Begitulah, kalau begitu mari kita lihat siapa yang akan Taehyung pilih kau atau aku." Cibir Jiso lalu berdiri untuk keluar dari mansion.
Jennie juga berdiri ia memegang perutnya yang entah kenapa justru mengalami keram, memandang kepergian Jiso yang berjalan angkuh.
"Nyonya apa anda baik-baik saja?" Tanya bibi Ahn membantu Jennie untuk duduk kembali.
"Perutku sedikit sakit bibi," aduh Jennie
"Saya akan menelfon Tuan kalau begitu nyonya," ucap bibi Ahn namun lengannya di tahan oleh Jennie.
"Tidak tidak jangan bibi, Taehyung mengatakan padaku bahwa dia sangat sibuk. Aku hanya kelelahan tak apa," ucap Jennie memohon.
"Baiklah nyonya saya tidak akan menelfon Tuan, tapi katakan jika anda merasa kesakitan lebih dari yang anda rasa saat ini. Saya sangat khawatir dengan kondisi anda nyonya." Ucap bibi Ahn lagi.
"Terimakasih bibi," balas Jennie, ia tidak memiliki siapapun dan bibi Ahn yang merupakan kepala maid di mansion besar itu bersikap layaknya seorang ibu jelas Jennie tidak menolak itu.
Faktanya gadis muda yang kini justru tengah mengandung itu benar-benar merasa kesakitan, dia bukan kelelahan bahkan sedari bangun hingga saat ini Jennie tak melakukan apapun. Tetapi kepalanya begitu berisik membuat seolah tidak sanggup menampung bising di kepalanya sendiri terlebih selepas kedatangan Jiso tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIND HIM (TAEENI)
General FictionIni tentang seorang CEO ternama yang jatuh cinta dengan gadis mudah dari desa yaang sederhana, kisah klasik bagi sebagian orang yang terlihat tetapi tidak untuk sang CEO. Meski semua berawal dari kesalahan yang tidak di sengaja yang membuat keduanya...