2

1.8K 116 8
                                    


Happy Reading ~~

Pov Seokjin.

Aku sedang melayani pelanggan di cafe tiba-tiba pipiku terasa panas saat mengingat kejadian kemarin.

"Ahhh Jimin bagaimana ini aku benar-benar malu aku tidak mau bertemu dengannya" aku mengeluh kepada sahabatku.

Park Jimin 19 tahun, bekerja di cafe yang sama denganku tidak kuliah dan yatim piatu yang harus menghidupi adik perempuannya seorang diri hufff anak yang malang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Jimin 19 tahun, bekerja di cafe yang sama denganku tidak kuliah dan yatim piatu yang harus menghidupi adik perempuannya seorang diri hufff anak yang malang. Jimin dan aku bertemu saat aku kabur dari rumah. Saat itu ayahku mengumumkan akan menikah lagi, aku benar-benar marah aku tidak siap jika harus ada yang menggantikan ibuku. Untung ada Park Jimin yang membawaku  kerumahnya saat aku menangis di halte sendirian. Jimin seorang yang penyayang, humble, dan kadang cerewet.

"Berhenti mengeluh paboo!" Ucapnya sambil menepuk jidatku dengan jarinya yang bantet. "Sudah kubilang kakak tirimu itu menyukaimu" lanjutnya yang membuatlu kaget.

"Mana mungkin dia menyukaiku dan kalaupun dia menyukaiku aku tidak akan menerimanya kita adik kakak dan aku benci si Jeon itu" haa aku benar-benar marah sekarang saat mengingat perlakuan dia padaku mana ada orang suka tapi selalu membuat kesal orang yang di suka tidak masuk akal.

Flashback

"Mengapa kau menutup mata" aku mendengar suaranya yang berat "apakah kamu benar-benar ingin aku cium" refleks mataku terbuka saat aku melihat seringai konyolnya, aku baru sadar yang menempel di bibirku adalah jarinya bukan bibirnya kenapa aku membayangkan dia menciumku.

"Apa kamu benar-benar berharap aku menciummu? Pipimu memerah Jinnie" aku langsung berlari keluar kamar Jungkook dan masuk ke kamarku lalu mengunci pintu menutup wajahku dengan bantal,

Sial,

Sekarang aku benar-benar malu bagaimana kalau dia mengganggap aku mesum padahal kan julukan itu untuknya huff, aku masih mendengar suara tawanya yang menggema sial, sial, sial, Jungkook brengsek. Rasanya aku ingin menghilang dari muka bumi ini.

Flashback off

"Hey sudah berhenti melamun, apa-apaan kau ini tidak menyukainya tapi kelihatan sekali kalau pipimu memerah" aku kaget saat Jimin ada di depan wajahku dan memandang wajahku yang merona.

"Hey sudah berhenti melamun, apa-apaan kau ini tidak menyukainya tapi kelihatan sekali kalau pipimu memerah" aku kaget saat Jimin ada di depan wajahku dan memandang wajahku yang merona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aishhh sudah Jimin berhenti menggodaku!!" Cemberutku yang langsung dihadiahi cubitan di pipi.

"Oke,oke maaf ya Jinnie habis kau begitu menggemaskan saat sedang marah hahaha" si bantet itu benar2 membuat ku kesal.

"Sudah aku mau pulang saja aku sedang tidak mood tolong bilang pada boss aku setengah hari ya Jimin" sambil melepas arpon aku mulai membereskan barang-barang ku.

"Haha oke Jinnie, hati-hati ya awas nanti di terkam sama kakak tiri tampanmu itu" sial, aku benar-benar malu saat dia berteriak di kerumunan pelanggan.

Pov Jungkook.

Hari ini aku pulang cepat, entahlah aku merasa badanku kurang fit. Aku berjalan keluar ruangan seketika aku muak saat melihat sekretarisku yang menghadang jalanku hanya untuk menanyakan yang tidak penting, aku benci basa-basi.

"Pak anda pulang cepat hari ini, ada apa?" Suaranya yang sok di manis-manis kan membuatku mual.

"Tolong tunda rapat hari ini Yuri, dan katakan pada Yoongi untuk mengirim data file para investor" aku menunggu lift terbuka tapi Yuri masih mengikutiku.

"Ada apa lagi" aku bertanya padanya yang hanya dijawab gelengan oleh yang bersangkutan

"Tidak pak, kalau gitu saya permisi" baik enyahlah dari hadapanku sial, aku benar-benar harus mencari sekretaris baru. Semua sekretaris yang pernah bekerja disini selalu bertingkah genit iww, aku benci saat melihat bibir merah mereka aku lebih suka yang alami. Seperti bibir Jinnie, hahh kenapa aku jadi memikirkan adik tiriku itu. Benar-benar ada yang tidak beres denganku.

Skip sampai dirumah.

Aku duduk di sofa menonton acara yang menurutku membosankan. Atensiku teralih saat mendengar suara bip dari arah pintu tanda ada orang yang akan masuk.

"Jinnie kamu sudah pulang" aku memandanginya yang hanya berdiam diri di depan pintu. Terkejut, kurasa begitu karena memang aku jarang sekali pulang cepat di jam kerja.

"Berhenti menatapku brengsek" aku kaget saat dia mengatakan itu dan pergi ke kamar nya di lantai atas tepat di samping kamarku, apa aku ada salah? Apa aku membuat nya kesal? Ha apa karena kejadian kemarin? Apakah ada yang salah? Aku hanya bergurau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berhenti menatapku brengsek" aku kaget saat dia mengatakan itu dan pergi ke kamar nya di lantai atas tepat di samping kamarku, apa aku ada salah? Apa aku membuat nya kesal? Ha apa karena kejadian kemarin? Apakah ada yang salah? Aku hanya bergurau.

Sampai sini dulu ya semoga suka❤️ terimakasih.

Kakak Tiri Mes*m //JINKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang