Pinkan Arawinda gadis maniac warna pink selain mengoleksi barang yang berwarna pink, dia hobi mengejar cowo yang konon katanya cowo itu dingin tak tersentuh Arshakalif Galendra.
Prinsipnya itu," PEPET TERUS SAMPE DAPET!"
Namun nyatanya Arsha itu r...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini, hari terakhir ujian dilaksanakan tentu saja semua siswa sangat bersemangat malahan, siswa yang jarang mengikuti ujian pun mendadak hadir.
Pinkan menatap soal ujiannya dengan malas matanya memberat lalu, menguap.
" Hadeh, bau-bau remed lagi inimah." keluh Pinkan menggosokan pensilnya di rambutnya.
Nyatanya kelas dipisah pun tidak berpengaruh apa-apa, masih banyak yang menyontek walaupun beda kelas. Tentu saja, tukeran bangku.
Menghalalkan segala cara ygy.
" Itu Abdul, ngapain lihat-lihat ke belakang?" tanya Pak Mamat menunjuk siswa berambut ikal hal itu membuat siswa yang sedang mengerjakan soal mengalihkan perhatiannya.
Merasa disebut namanya, Abdul menoleh tersenyum kaku seraya menggaruk kepalanya yang belum keramas selama satu minggu.
" Hehe, gapapa pak. Lagi minjem penghapus," kilahnya.
Pak Mamat menggelengkan kepalanya." Itu yang didepan kamu batu?" lanjut Pak Mamat menunjuk penghapus yang ada di bangku Abdul.
Abdul menggaruk alisnya tersenyum kaku, semua siswa pun tertawa lalu kembali mengerjakan soal masing-masing.
" Si Abdul kalo nyontek itu, pinter dikit lah!" ejek seorang gadis bernama Aluna yang duduk di sebelah Abdul.
" Iya, dasar emang" timpal teman sebangku Aluna.
••••••
" Besok jadi camping kan?" tanya Caden menghampiri Arsha yang sedang memainkan ponselnya.
Akhir-akhir ini, entah kenapa Arsha sering membuka ponselnya dibanding buku-buku kesayanganya itu.
Arsha mendongkak seraya memasukan ponselnya ke saku seragamnya.
" Jadi." jawab Arsha mengambil kembali ponsel yang ada disakunya lalu, membukanya kembali.
" Hah jadi?! Kucing gue baru lahiran, rencananya pengen syukuran sih," ujar Aiken heboh yang entah kapan sudah duduk di atas meja.
" Kucing hewan, ngapain pake syukuran segala tolol emang" Caden yang kelewat emosi langsung menoyor dahi lebar Aiken yang tidak tertutup poni.
Baru ingin membuka mulut, suara cempreng mengagetkan semua siswa yang ada di ruangan itu.
" MINGGIR-MINGGIR, CALON ISTRINYA ARSHA MAU LEWAT! RED CARPET NYA MANA?! KO GA DISAMBUT!? GIMANA SIH" teriak Pinkan kesal seraya berkacak pinggang.
" Heh!! Ngapain kesini?" tanya Icel yang katanya sudah menyukai Arsha dari awal masuk namun, Arsha sama sekali tidak meliriknya.
Aiken mengusap telinganya yang berdenging mendengar teriakan yang memekikan telinga itu.
" Buset, itu suara kaya tikus kejepit aja." ujar Aiken yang masih mengusap telinganya.