Hay,
Mungkin beberapa dari
Kalian pernah baca tulisan aku
Sebelumnya, tpi aku males
Bget buat lanjutin, karna
Udah gak mood, jadinya ku hapus.
Dan sekarang aku bikin
Cerita baru, semoga
Kali ini mood ku bagus dan
Cerita ini bakal aku tulis
Sampa tamat, vote dan komen
Dari kalian ngaruh bget buat aku,
Biar makin semangat nulisnya, bair makin cepet juga update nya.🍁🍁🍁🍁
Tidak ingin datang terlambat, divya bangun lebih awal dari biasanya. saat masih menganggur divya memang selalu bangun pagi untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim, tapi selepas itu ia kembali lagi ke singgah sana ternyaman nya, dan melanjutkan mimpi nya. Tapi kali ini ia tidak bisa sesantai itu, bahkan semalam ia sudah mengatur alarm nya pukul 04:00 pagi.
Netra nya belum terbuka dengan sempurna, raganya pun masih setengah sadar, ia menyandarkan tubuhnya pada headboard. Matanya terbuka sempurna saat ia mendengar adzan subuh dari masjid yg letaknya tak jauh dari kediamannya, lalu ia mulai melakukan aktivitasnya.
🍁🍁🍁
Sebenarnya alasan sesungguhnya divya semangat bangun pagi lebih awal, bulan karna ini hari pertamanya kembali bekerja, Karena sedari dulu ia memang mendambakan pekerjaan ini, bekerja di sebuah coffe shop dan belajar menjadi barista, menurutnya barista adalah sebuah pekerjaan yang keren, memiliki skill meracik kopi dengan tangan sendiri.
Mungkin menurut orang-orang menjadi barista adalah sebuah pekerjaan yg mudah, tapi sebenarnya tidak semudah yg mereka lihat. Untuk menjadi seorang barista profesional mereka harus melakukan pelatihan khusus, mereka harus tau betul seberapa banyak takaran dan campuran yang di perlukan untuk menyajikan espresso dan variasinya.
Bahkan tak jarang mereka mengikuti kelas-kelas dan pelatihan selama bertahun-tahun sebelum di tahbiskan dengan predikat ahli atau expert dalam bidang meracik kopi."Pagi semuanya" ucap pak Devan dengan lantang, ia adalah manager yg menghadle coffe shop yg divya tempati saat ini "minta perhatiannya dong sebentar, ada yg mau gue kenalin nih ke kalian."
Beberapa detik kemudian semua crew bergabung menghampiri pak Devan yg tidak berdiri sendirian "selamat doa kalian terkabul, kita hari ini dapat tambahan personel." Ucap pak Devan dengan penuh syukur, karna memang coffe shop yg ia handle cukup ramai, dan belum lama ini salah satu crew mereka risign karena hamil dan ingin fokus mengurus rumah tangga, jadi untuk beberapa Minggu kemarin mereka sempat kewalahan menghandle customer yg padat dengan berkurang nya satu personel.
"Alhamdulillah, akhirnya gue bisa libur juga" ucap laki-laki berhidung mancung dan berbadan atletis itu, namanya Azka, ia sudah cukup lama bekerja menjadi barista disini, ia adalah salah satu crew kepercayaan pak Devan.
Dengan mengambil ancang-ancang ingin memukul Azka, pria di sebelah nya yg tak kalah tinggi itu pun seolah tidak terima dengan ucapan Azka, Azka pun dengan sigap menghindar. "Apaan lu, libur libur, gue duluan baru Lo." Panggil saja Kabayan, nama Aslinya adalah bayanaka, tapi para crew suka memanggilnya dengan panggilan Kabayan yg berarti (Kaka bayan), lagi pula julukan itu cocok dengan perilaku nya.
"Gak ada yg boleh libur dulu, sampai Minggu depan" ucap pak Devan dengan tegas yg disambut tarikan nafas lesu oleh semua pegawai, "kalian ber2 ada tugas baru, tolong ajarin divya untuk mengoperasikan mesin kopi dan juga menghafal menu-menu di cafe kita."
"Lah kita dapetnya bukan orang rolling An dari cabang lain bang?" Ucap Azka.
"Kebetulan kita dapet anak baru, jadi mohon bantuannya ya temen-temen."
Setelah menyampaikan maksud nya, pak Devan dan crew yg lain pun kembali melakukan job desk nya, tersisa lah divya, Kabayan, dan Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE COME'S TO LATE
Hayran Kurguentah siapa laki-laki yang benar-benar Divya cintai, ia akui ia telah melakukan kesalahan karna ia tertarik dengan pria lain di saat dirinya menjalin hubungan dengan lelaki yg lebih awal ia temui. Ia datang membawa segala keteduhan di tengah hati yg...