Chapter 6 : Tipuan

15 5 0
                                    

Tak berapa lama kemudian, Haruto menancapkan taringnya di ceruk leher Nami dan mulai menghisap darahnya dengan satu tangan menggenggam tangan Nami dan satu tangannya yang bebas ia gunakan untuk mengelus tengkuk leher Nami agar ia bisa rileks.

Nami seketika ingin menjerit saat Haruto menancapkan taringnya pada lehernya itu. Karena kali ini gigitan dari Haruto sangat dalam. Nami hanya bisa memejamkan matanya menahan rasa sakit itu dan dengan suaranya yang terisak lirih.

"Kalau kamu mau berteriak, berteriak saja," bisik Haruto di samping telinga Nami.

"Karena aku suka menggigit mangsaku dengan dalam," lanjutnya sebelum turun ke daerah paha Nami dan menyingkap rok yang ia gunakan.

"Dengan begitu darah yang keluar akan semakin banyak," jelas Haruto kembali langsung menggigit Nami lagi dengan dalam di pangkal pahanya.

"Akhhh!!😖," teriaknya sembari mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.

Haruto yang mendengar teriakan Nami pun tersenyum disela-sela kegiatannya.

Napas Nami tak karuan dikarenakan dirinya sedari tadi hanya menahan tangisannya dalam diam dan berusaha melepaskan diri namun selalu gagal. Dikarenakan merasa lelah, Nami pun perlahan menutup matanya dengan sayu dan tangisannya pun mulai mengecil.

"Hmm, Lucy?" panggil Haruto saat Nami tak lagi bersuara.

Nami tak menjawab. Ia hanya menatap Haruto lirih dengan tatapannya yang lelah.

"Kamu lelah ya, sampai berkeringat seperti ini," ucap Haruto sambil menyeka keringat yang ada pada kening Nami.

"Sebaiknya kita beristirahat saja," sambung Haruto pun langsung berbaring di samping Nami setelah menyelimuti mereka berdua dan memeluk Nami.

Nami yang lelah pun akhirnya memejamkan matanya dan tak menyadari sekitarnya.

Sore harinya menjelang malam, Nami terbangun dari tidurnya. Dan di sampingnya masih ada Haruto yang memeluk dirinya. Nami mengingat kejadian yang terjadi tadi dan kembali menangis, hingga membuat Haruto terbangun.

Nami pun kemudian bangun dan duduk sembari bersandar pada head board dan dengan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Kamu kenapa menangis, hmm?" tanya Haruto sembari mengusapkan kepalanya pada Nami.

"Apa bekas gigitannya terasa sakit?" tanya Haruto kembali sembari mengusap bekas gigitannya di ceruk leher Nami.

"😖Sakit," lirih Nami sambil memiringkan kepalanya ke sisi lain agar tak mengenai bekas gigitan itu.

"Hmm, apa sesakit itu?" tanya Haruto sembari menyeringai dan menjilati bekas gigitannya.

"Jangan lakukan lagi, ku mohon😖," pinta Nami sembari menjauhkan dirinya.

"Ayolah, Lucy, aku takkan menggigit mu lagi.
Jadi ayo kita bersenang-senang, hmm?"

Haruto pun menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Nami dan mulai mengecup bahu serta dada Nami dengan tangannya yang mengelus pinggang Nami dan sesekali turun ke area paha Nami.

"Lepaskan aku.
Sampai kapan kamu akan terus memperlakukan ku seperti ini?😖"  tanya Nami sembari memundurkan tubuh Haruto yang ada di depannya.

"Apa maksudmu memperlakukan mu seperti ini?🤨" tanya Haruto balik sambil menahan Nami.

"😖Tak bisakah kamu melepaskan ku?
Ku mohon hentikan," pinta Nami berusaha membujuk.

"Aku bisa saja melepaskan mu, Lucy," jawab Haruto menggoda Nami.

"Iya, lepaskan aku. Ku mohon," ucap Nami seraya ingin turun dari kasur.

"Tapi," sahut Haruto kembali menindih Nami.

VAMPIRE || More Blood : Love Kiss || 8TURN || [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang