6. Imam Mesjid Al-falah

295 11 1
                                    

Selamat membaca~

***

"Runa!"

"Eh?" Runa terkesiap dan langsung menoleh kesamping tepat dimana Ayina duduk.

Terlalu asyik memandang keindahan danau sampai Runa tidak sadar jika Ayina sudah kembali dengan membawa dua es krim di tangannya. Sepuluh menit yang lalu, saat penjual es krim membunyikan teloletnya, Ayina bergegas menghampiri ice cream truck itu tak sabaran.

"Jangan melamun, Run!" Ucap Ayina sambil menyodorkan satu es krim ditangan kanannya kearah Runa

Runa menerima es krim itu dengan senang, "terima kasi Ayin!"

Ayina mengangguk lucu "cama-cama!"

Mereka tampak menikmati setiap suapan es krim sembari memandang beberapa bebek yang mulai turun ke danau untuk berenang. Bunyi kecipak air yang dihasilkan oleh kibasan sayap bebek-bebek itu membuat beberapa pengunjung terutama anak-anak kecil kegirangan.

"Oh iya, kamu mau curhat apa sama aku, Yin?"

Setelah beberapa menit diam, Runa mulai membuka pembicaraan dengan menanyakan perihal sesuatu yang ingin Ayina sampaikan padanya saat di telepon tadi pagi.

"Menurut kamu, aku masih terlalu muda nggak sih buat berumah tangga?"

Runa meletakkan stick sendok es krimnya, menatap Ayina dengan tatapan menelisik "kamu mau nikah ya?"

Ayina tampak salah tingkah, terlihat dari wajahnya yang langsung merah merona menahan senyum.

"Jawab dulu pertanyaanku tadi,"

Runa terkekeh. "Nggak harus tua dulu buat bisa nikah, Yin. Terlalu muda pun bisa asal kamu udah siap dan mantap untuk menikah."

"Benarkah?" Ayina tampak bersemangat dengan tanggapan Runa

Runa mengangguk disela suapan es krim yang sisa sedikit itu. "Memangnya kenapa sih, kamu tanya begitu? Kamu mau nikah??"

Ayina mengangguk malu, gadis itu menunduk seraya mengaduk-aduk es krim miliknya.

"Uhukk!" Runa menepuk-nepuk dadanya, melihat jawaban Ayina membuat Runa reflek terbatuk-batuk saking terkejutnya.

Runa membelalak lebar "serius, Yin?"

"Serius, Runa." Jawab Ayina yakin

"Kok bisa?"

Ayina menaikkan kedua alisnya saat mendengar pertanyaan konyol dari mulut Runa.

"Ah, maksudku,-" belum sempat Runa menyelesaikan ucapannya, Ayina sudah lebih dulu menyela "aku paham kok, kamu pasti terkejut mendengar kabar ini. Biar aku jelaskan ya..." Ucap Ayina sambil tersenyum manis

"Jadi, malam kamis kemarin ada yang bertamu kerumahku, Run." Runa mencondongkan tubuhnya kedepan "awalnya aku mengira jika mereka hanya ingin bertamu biasa, mengingat jika salah satu dari tamu tersebut adalah seseorang yang pernah aku tolong waktu terserempet motor beberapa hari sebelumnya."

"Lalu?" Runa semakin tak sabar dengan cerita selanjutnya.

"Setelah agak lama mereka berbincang dengan ibuku, tiba-tiba nenek yang aku tolong mulai berbicara serius, Run. Beliau mengatakan jika kedatangannya kerumahku merupakan permintaan cucunya, yaitu melamarku."

"Lalu beliau bertanya, apakah aku siap jika menikah dalam waktu dekat? Ya, aku jawab saja In Syaa Allah aku siap, begitu."

Runa sedikit bingung. "Yang mau melamarmu tidak ikut?"

Meraih Cinta ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang