11. Sebuah petunjuk

379 16 12
                                    

Ketika kamu mengejar cinta Allah, maka cinta yang lain akan mengikuti mu, termasuk cinta dariku

-Aruna Kamila Ahmad🌷

***

"Aham tunggu sebentar, nak!"

Aham mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam mobil saat mendengar suara Hanum. Membalikkan badan lalu menatap sang Ibu yang tampak berlari kecil menghampirinya.

Hanum menyerahkan sebuah tas kecil berwarna hitam, "ini Ibu bawakan kue kesukaan kamu, buat cemilan selama perjalanan."

Aham tersenyum saat menerimanya, "terima kasih Ibuku sayang."

"Iya, Nak. Hati-hati ya, kalau sudah sampai kabari Ibu."

"Ibu mau oleh-oleh apa?" Tanya Aham sebelum benar-benar masuk kedalam mobil

"Kamu pulang dalam keadaan sehat wal'afiat aja Ibu udah senang, jangan repot-repot bawain oleh-oleh untuk Ibu." Ucap Hanum

"Benar? Jadi tidak mau dibawakan oleh-oleh, nih?"

Hanum tersenyum malu, "kalau kamu maksa yasudah nggak papa." Aham sontak tertawa keras mendengarnya begitupun dengan Taqy yang ikut terkekeh di belakang Aham.

Aham melirik arlojinya sekilas, masih ada waktu satu jam lagi sebelum penerbangan. Pria itu menoleh pada Taqy yang berdiri dibelakangnya, "Qy, kamu duluan saja masuk mobil, saya mau bicara dengan Ibu sebentar."

Taqy mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil tanpa banyak bicara. Setelah melihat Sekretaris sekaligus sahabatnya itu masuk, Aham mendekati Hanum lalu membawa Ibunya sedikit menjauh dari mobil.

"Bu, apakah sudah mendapat jawaban dari Tante Maya?"

"Belum, Nak."

Aham terdiam, perasaannya menjadi tidak enak. Mengingat jika sudah seminggu lebih pihak Aruna belum juga memberikan jawaban pada keluarganya.

Hanum mengusap lengan Aham lembut, raut wajah Aham yang tak biasa sungguh menyentuh perasaan dirinya sebagai seorang Ibu.

"Sabar ya, Nak. Mungkin Aruna memang benar-benar butuh waktu untuk memikirkannya." Aham mengangguk kecil. Hanum berusaha tersenyum hangat guna memberi sedikit ketenangan pada Aham yang tampak resah.

"Nak, ingat selalu dan tanamkan ini pada hatimu, Allah tidak menunda sesuatu kecuali itu yang Terbaik. Aham percaya kan sama takdir?"

Aham menunduk, lisannya mengucap kalimat istighfar tanpa suara. "Maaf, Aham hanya khawatir, Bu."

"Percaya sama Ibu, apapun hasilnya, Ibu akan selalu berada di dekatmu dan tidak akan pernah meninggalkanmu." Kata Hanum

Aham tersenyum lalu mengangkat telapak tangan Hanum lantas mengecupnya penuh sayang. "Terima kasih sudah menjadi matahari di hidup Aham, tanpa Ibu, Aham tidak akan sanggup menjalani semuanya. Ibu adalah segalanya bagi Aham."

Hanum tersenyum, namun sebuah bulir bening meluncur tanpa izin. Ucapan Aham sukses membuatnya menangis haru.

"Pergilah, Nak. Kasihan Nak Taqy menunggu terlalu lama." Ucap Hanum

"Assalamu'alaikum, Ibu."

Hanum mengangguk, melambaikan tangannya "Wa'alaikumussalam. Hati-hati!"

***


Dua jam berlalu, penerbangan mengalami keterlambatan karena cuaca sedang tidak menentu. Disaat penumpang yang lain banyak yang mengeluh karena sudah terlalu lama menunggu, Aham sengaja menyibukkan dirinya dengan memeriksa kerjaan kantor yang belum sempat pria itu selesaikan. Dengan begitu ia akan merasa tenang pergi dinas keluar kota selama beberapa hari.

Meraih Cinta ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang