Follow ig aku juga ya, aku sering kasih info update disana ; @nuritamaulidia.sr
Ya Allah, apa kabar dengan daun Sidratul Muntaha milikku?
***
"Assalamualaikum Mama Maya, Ayin datang nih!" Seru Ayina saat memasuki rumah dengan menenteng beberapa kantong plastik dikedua tangannya.
"Mama kayaknya di dapur, kamu duluan aja, Yin. Aku mau ke kamar dulu sebentar." Setelah itu Runa berbelok kearah kamarnya sedangkan Ayina langsung meluncur menuju dapur dengan semangat.
Runa membuka pintu kamarnya tak sabaran, setelah meletakkan tas nya keatas meja, Runa mematung saat menatap sekeliling kamarnya. Satu kata yang mampu mewakilkan hati Runa saat ini yaitu, Rapi. Bad cover kasur yang tersingkap kesana kemari sudah tertata kembali. Baju-baju yang berhamburan di atas kasur pun sudah tak terlihat disana.
Langkahnya berjalan mendekati kasur lalu merebahkan tubuhnya yang terasa lelah. Perasaan bersalah muncul di hati Runa karena sudah merepotkan Mamanya. Tak seharusnya ia bersikap seenaknya dengan meninggalkan kamar dalam keadaan berantakan.
Runa mengubah posisi rebahannya miring ke kanan yang berhadapan langsung dengan headboard, jemarinya bergerak memilin kecil ujung sarung bantal.
Setelah beberapa menit diam dengan posisi yang sangat nyaman, Runa mengangkat pandangannya untuk melihat Jam dinding,
14.05
Runa memejamkan matanya, tiba-tiba saja gadis itu merasa kantuk yang luar biasa. Ia berniat untuk tidur sebentar dan bangun sebelum sholat Ashar.
Beberapa menit kemudian, sebuah dengkuran kecil terdengar, yang menandakan jika Runa sudah tertidur pulas tanpa melepas hijab dan kaus kakinya dulu.
***
"Lho, Runa nya mana, Yin?" Tanya Maya saat Ayina kembali ke dapur tanpa Runa bersamanya.
"Runa tidur, Ma." Jawab Ayina.
Maya mengangkat panci yang kotor itu dan meletakkannya keatas kompor, ia akan membersihkan semuanya setelah selesai makan.
"Tidur?" Ayina mengangguk, membantu menuangkan kolak pisang ke dalam mangkok besar di meja.
"Tadi, waktu dijalan pulang, Runa kelihatannya kaya lagi capek banget gitu mukanya, Ma." Jelas Ayina
"Oh iya? Kalau gitu biar aja dia istirahat, ayo kita makan dulu keburu dingin nanti sayurnya, kan ini request-an kamu!" Maya menarik kursi untuk dirinya duduk diikuti Ayina yang juga duduk tepat di samping Maya.
Ayina membantu mengambilkan nasi ke piring Maya, "sudah sayang, jangan banyak-banyak" ucap Maya menghentikan tangan Ayina yang akan menyendok nasi lagi.
Maya menengadahkan kedua tangannya untuk membaca doa sebelum makan sekaligus mengucapkan rasa syukur atas rezeki hari ini,
"Masyaa Allah, masakan Mama nggak pernah gagal!" Seru Ayina kegirangan saat mengunyah suapan demi suapan.
Maya tersenyum "Alhamdulillah, nanti kita belajar masak lagi ya,"
Ayina manggut-manggut, "eumm... eumm..." gumam Ayina saat menikmati setiap gigitan daging ayam masak gulai.
"Enak banget Ya Allah, ini Mama Maya jampi-jampi ya masakannya, kok bisa gitu lho seenak ini."
Wanita itu terkekeh, meletakkan dua sendok tumis sayur pakis ke atas piring Ayina. "Kalau enak, ayo di habiskan ini sayurnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta Aruna
Random(note : follow wattpad aku dulu sebelum mulai membaca yaa, terima kasih) - Takdir cinta yang cukup rumit... Kisah ini menceritakan tentang Mikail Abraham yang jatuh cinta pandangan pertama pada seorang gadis bernama Aruna Kamila Ahmad, anak dari...