Selamat membaca~
***
Hana menarik tangan Runa agar lebih dekat dengan pinggir danau. Melihat tingkah Hana yang seperti tidak pernah melihat air, Sayidah menggeleng-gelengkan kepalanya. Sore ini setelah pulang dari gramedia, mereka bertiga menyempatkan diri untuk singgah sebentar ke danau yang selalu ramai pengunjung setiap harinya. Kebetulan juga jarak Gramedia ke danau tidak terlalu jauh.
Runa berjongkok disebelah Hana yang sudah bermain air, tak berapa lama Sayidah bergabung dan ikut berjongkok tepat disebelah Runa.
"Masa kecil kurang bahagia ya, Na?" Celetuk Sayidah
"Ish Runa!" Seru Hana saat Runa mencipratkan sedikit air kearah Hana yang sedang asyik sendiri.
"Kenapa? Kamu kah yang menguasai bumi?" Ujar Hana menyahuti celetukan Sayidah.
"Allah yang menguasai bumi!" Sahut Sayidah tersulut sebal dengan ucapan Hana, padahal gadis itu yang memulai lebih dulu.
Runa berdiri dari jongkoknya, ia lebih memilih menjauh dan duduk di bangku panjang yang tak jauh dari mereka berada.
Memiliki teman-teman yang gemar sekali adu mulut cukup membuat kepala Runa pusing dibuatnya, dalam sehari Sayidah dan Hana bisa tiga sampai empat kali berdebat. Runa yang pada dasarnya tidak suka terlalu banyak bicara pun hanya mampu menegur mereka agar tidak bertengkar terlalu jauh sehingga saling menyakiti dengan ucapan masing-masing.
Walaupun begitu mereka akan berakhir saling meminta maaf namum beberapa menit kemudian berdebat lagi, seperti itu seterusnya. Entahlah, padahal sering tidak cocok tetapi pertemanan mereka awet hingga saat ini.
Runa menoleh kebelakang, baru kemarin dirinya datang kesini bersama Ayina, hari ini ia datang lagi bersama kedua teman sekampusnya. Ia melihat tempat yang dirinya duduki bersama Ayina semalam, ada sepasang kekasih sedang berbincang mesra disana.
"Masya Allah," lirih Runa saat netranya mendapati seorang balita perempuan yang sedang bermain gelembung diatas meja. Sang Ayah tampak semangat meniup gelembung sedangkan Ibunya bertepuk tangan sesekali mencium pipi balita itu gemas.
"Hayo, kamu mau juga kayak gitu ya?" Runa terperanjat sejenak, Hana yang tiba-tiba berada di sebelahnya cukup membuat Runa jantungan.
"Bisa nggak sih Na, jangan bikin orang jantungan terus!" Omel Runa karena ia benar-benar dibuat kaget setengah mati.
"Bismillah, Soon bisa kayak gitu ya, Run. Sabar aja, Allah masih pengen kamu sendiri dulu." Ucap Sayidah
Runa tersenyum. Sebenarnya ia tidak terlalu kepingin menikah cepat, akan tetapi saat mendengar ucapan Sayidah, Runa menerimanya dengan baik. Apa yang temannya ucapkan itu ada benarnya juga, menyadarkan dirinya agar tidak terlalu memikirkan mengapa dirinya belum juga bertemu dengan jodoh.
Entah nama siapa yang bersanding dengan namanya di lauhul mahfudz. Semoga mereka bertemu di waktu yang baik.
"Mau pesan apa kita?" Tanya Hana seraya memandang beberapa penjual makanan yang berada cukup jauh dari mereka duduk "biar aku belikan kesana."
"Aku pisang keju sama es jeruk aja, Na." Ucap Sayidah
"Aku juga pisang keju, minumnya air mineral aja" Runa ikutan.
Hana berdiri "oke, wait." Gadis itu berlalu, berjalan sedikit berlari menuju stand makanan berada.
"Kamu beli novel apa aja, Run?" Tanya Sayidah sambil mengintip isi paper bag milik Runa
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta Aruna
Random(note : follow wattpad aku dulu sebelum mulai membaca yaa, terima kasih) - Takdir cinta yang cukup rumit... Kisah ini menceritakan tentang Mikail Abraham yang jatuh cinta pandangan pertama pada seorang gadis bernama Aruna Kamila Ahmad, anak dari...