"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." - (QS Al Baqarah ayat 216)
Selamat membaca~
***
Runa keluar dari kamarnya setelah selesai melaksanakan sholat dhuha, melihat Mamanya sibuk berkutat dengan alat-alat dapur, Runa memutuskan untuk membantu Mamanya memasak.
Hari ini Runa tidak ada kelas sehingga dirinya bisa sedikit bersantai-santai sekaligus mengistirahatkan kepalanya yang sedikit pusing sejak subuh.
Maya menoleh saat menyadari kehadiran Runa, "Nggak kuliah, Run?"
"Nggak, Ma."
"Kalau begitu bantu Mama bersihkan seladanya, Nak. Sebelum jam sepuluh harus sudah dibagi-bagikan." Runa mengambil baskom yang berisi Sayur selada, membawanya menuju wastafel untuk di cuci bersih.
Hari jum'at berkah, setiap sebulan sekali Maya selalu menyumbangkan makanan ke Mesjid untuk dibagi-bagikan kepada pengguna jalan. Tidak seberapa setidaknya mereka bisa membantu orang lain. Yang penting hati selalu ikhlas dan bersyukur atas nikmat dari Allah Swt.
"Kamu sakit?" Tanya Maya, "Wajahmu pucat sekali" sambung wanita itu.
Runa menoleh sekilas "sedikit pusing, Ma. Tapi sudah minum obat kok tadi." Jawabnya
"Di jaga kesehatannya sayang," Maya mengecup kepala Runa sekilas sembari berlalu menuju kulkas.
"Iya Mama sayang." Ucap Runa tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari selada di baskom.
"Setelah selesai mencuci itu, tolong angkat dus air mineral di dekat pintu ya, Run." Runa mengangguk patuh.
Saat daun selada di baskom tinggal beberapa lembar lagi, bayangan tentang Ayina yang sebentar lagi akan menikah tiba-tiba terlintas di kepalanya sehingga membuat sebuah senyuman bulan sabit itu tercipta di wajah Runa.
"Kenapa senyum-senyum?" Maya rupanya menangkap gerak-gerik aneh dari putrinya
Runa semakin melebarkan senyumnya, mematikan kran air dan membawa baskom berisi selada bersih itu keatas meja. "Mama tahu nggak?"
"Hm?"
"Ayina sebentar lagi menikah!"
Maya terdiam, "Alhamdulillah, kamu nggak kepengen juga?"
"Nah kan, Ujung-ujungnya Runa juga yang kena pertanyaan mematikan itu!" Runa beranjak keluar dapur untuk mengambil dus air mineral didepan.
Beberapa detik kemudian gadis itu kembali, meletakkan dus yang cukup berat itu keatas meja. Tangannya bergerak meraih sebuah pisau di sebelah kulkas.
"Memangnya kamu nggak kepengen nikah, nak?" Ucap Maya lagi, Runa menghela nafas pelan. Ia kira ucapan mamanya sudah berhenti ternyata masih bersambung.
"Calon aja Runa nggak punya gimana mau nikah," jawabnya enteng
"Kalau ada kamu mau?"
Runa mengangguk cepat, "Insyaa Allah Runa mau, asal memenuhi kriteria idaman Runa!"
"Kriteria idaman yang anak Mama mau seperti apa sih, Mama jadi penasaran,"
Runa mengeluarkan botol-botol air mineral dari kardus agar mudah di bungkus nanti setelah kotak makanan selesai di bentuk. "Lelaki yang paham agama dan memprioritaskan Iman, lemah lembut, sayang sama Runa dan kedua orang tua Runa, tidak pemarah dan penyabar" tutur Runa mulai menyebutkan satu persatu ciri-ciri suami idamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta Aruna
Random(note : follow wattpad aku dulu sebelum mulai membaca yaa, terima kasih) - Takdir cinta yang cukup rumit... Kisah ini menceritakan tentang Mikail Abraham yang jatuh cinta pandangan pertama pada seorang gadis bernama Aruna Kamila Ahmad, anak dari...