Blurb;

1K 23 0
                                    


Ahlan wa Sahlan sahabat till jannah, maa syaa Allah....

✧⁠*⁠。

Gadis bernama lengkap Aruna Kamila Ahmad itu memasuki sebuah rumah yang sudah cukup ramai kedatangan tamu. Ia berjalan pelan dengan membungkuk setengah badan menuju dapur untuk mencari sang pemilik rumah.

"Permisi..." ucap Runa setiap kali hendak melewati beberapa tamu didepannya.

Para tamu itu tersenyum ramah sembari menjawab, "iya, silahkan,"

Mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk mencari keberadaan seseorang yang dicarinya.

Dan—dapat!

Runa segera menghampiri wanita yang sedang sibuk menata kue bolu keatas piring.

"Assalamualaikum, Tante Hanum!"

Wanita itu, wanita yang Runa panggil dengan sebutan Tante Hanum itu menoleh, "Aruna? Tante kira kamu tidak bisa datang, nak..." kata Hanum lalu memeluk tubuh Runa sebentar.

"Mama Maya tidak ikut?" tanya Hanum

"kesini kok Tante, sama Papa, mungkin masih dijalan."

"Alhamdulillah kalau gitu, Runa duduk saja disitu dulu" Hanum menunjuk sebuah kursi yang berada di ruang makan itu "Acara belum dimulai karena masih banyak tamu yang belum datang."

Runa menggeleng, gadis itu memegang pisau kue yang ditangan Hanum "biar Runa bantu Tante,"

"Jangan sayang, kamu duduk saja,"

"Tidak apa-apa Tante, supaya cepat selesai."

Hanum tersenyum, lalu bergeser sedikit untuk mengambil beberapa bentuk wadah yang tak jauh darinya kemudian menata kue-kue yang sudah Runa potong itu keatas piring-piring kecil.

"Setelah lulus kuliah nanti, Runa mau lanjut S2 atau kerja?"

Runa menoleh sekilas "masih bimbang, Tante."

"Bimbang kenapa?"

"Disisi lain Runa mau lanjut kuliah, disisi lain juga Runa pengin kerja"

Bolu pandan sudah selesai terpotong, kini berganti bolu coklat lagi yang harus di eksekusi. "Kenapa tidak dua-duanya, nak?" Tanya Hanum sambil mengeluarkan beberapa loyang kue bolu dari oven.

"Papa tidak mengizinkan, tante."

"Pilih sesuai apa yang ada dihatimu, jika kamu telah memilihnya, maka kamu harus menjalaninya dengan sepenuh hati. Karena itu adalah pilihanmu, mengerti?"

Runa mengangguk paham lalu terkekeh "sama seperti memilih jodoh ya?"

"Nah!"

Seseorang masuk kedapur, Hanum yang menyadari kedatangan seseorang itu pun mengangkat pandangannya "Nak, ustadz Sidik sudah datang?"

"Sebentar lagi beliau sampai,"

Suara laki-laki. Runa mengurungkan niatnya untuk mengangkat kepala setelah tau jika yang datang itu adalah seorang laki-laki.

"Alas permadani Ibu masih ada? beberapa tamu ada yang duduk diteras, kasihan kalau tidak dikasih alas."

Hanum mengangguk cepat, "Ada, nak, digudang dekat toilet lantai dua. Buka dulu plastiknya, ya" jelasnya

Setelah terdengar derap langkah menjauh, barulah Runa berani menggerakkan pandangannya. Seseorang yang berjalan membelakanginya keluar dapur itu terlihat sekilas sebelum akhirnya Runa memilih untuk menoleh kearah Hanum.

Hanum tersenyum kearah Runa, sepertinya wanita itu menyadari gerak-gerik dirinya barusan.

"Dia anak kedua Tante, namanya Mikail Abraham."

Meraih Cinta ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang