BAB 6

269 17 0
                                    

Ceklek! Pintu kamar terbuka. Menampilkan sosok jangkung sedang berdiri di balkon sembari menuntaskan 1 batang rokok dengan asap yang mengepul. Siluetnya dari sumber cahaya bulan dapat membuat army menjerit. Untung Lisa bukan army, pikirnya begitu. Jadi tidak perlu menjerit.

"Jung, kau merokok?" Pertanyaan retoris. Lisa tahu bahwa sahabatnya merokok di luarsana. Tetapi kan disini masih ada Mommy-nya. Namun ada rasa khawatir dari nada bicaranya. Mengapa Jungkook merokok? Biasanya dia merokok ketika sedang kalut.

Sambil mematikan batang rokoknya dan membuang di tempat sampah yang berada di pojokan.

"Aku akan gosok gigi terlebih dahulu sebentar".

"Baiklah, jangan lama-lama ya".

Merebahkan dirinya ke kasurnya yang empuk dan menaruh bungkusan pakaian di meja dekat lampu. Hmm sprai baru yang disiapkan Mommy-nya wangi. Pendingin ruangan juga bekerja dengan baik. Pemilik rumah mengamati sudut-sudut kamarnya yang remang-remang. Barangkali terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki. Teringat akan pakaian sahabatnya untuk perjalanan besok ke Busan.

"Jung, besok pakailah pakaian ini. Tadi kami membelikannya untukmu di perjalanan". Lisa menyengir kuda. Mencoba bertingkah konyol untuk mencairkan suasana yang agak canggung.

"Bagaimana dengan Frederic, Lis? Kau belum menjawab pertanyaanku tadi" sang pemilik suara berkata sambil merebahkan dirinya di kasur dan mengapit guling yang Lisa pegang menjadi tempat favoritnya.

"Aku tidak memberitahunya karna tidak perlu, Jung. Aku tidak ingin membuat masalah. Kurasa ini hal baik untuk memulai hubungan baruku dengannya. Bisakah kamu mengertiku? Lagipula, kita sudah berjanji untuk melupakannya ya kan?" Lisa mencoba membujuk Jungkook dengan membuat tanda please melalui kedua tangannya untuk mengerti hubungan barunya. Bukan berarti berbohong pada Frederic. Hanya saja, tidak menyulut api.

"Baiklah, aku mengerti kok. By the way, kau cukup lihai dalam melakukannya, darimana kau mulai belajar berciuman?" Lisa teringat perkataan Jennie Eonnie pekan lalu, anggap saja kalian hanya berlatih.

"Benarkah? Aku mempelajarinya dari novel yadong favoritku. Kau tahu kan? Judulnya after. Bahkan filmnya sudah kita tonton bersama". Obrolan semacam ini hanya terjadi pada mereka saja. Jungkook menepuk jidat. Mengingat judul film tersebut yang diperankan oleh Hardin dan Tessa. Lisa mengatakannya dengan bangga karena secara tidak langsung Jungkook memuji kemampuannya.

Ah! Benar saja.

"Kalau aku bagaimana menurutmu?" Jungkook terlihat sedikit tidak nyaman untuk menanyakannya, tapi dirinya penasaran.

"Kau juga sangat lihai. Pasti berkat kiriman file dari Taehyung Oppa!" Ada jeda selama beberapa detik kemudian keduanya tergelak tawa menyadari pembicaraan konyol malam ini.

"Aku senang kita dapat membicarakannya dengan lapang dada". Lisa merasa tersentuh dengan usaha sahabatnya yang mencoba untuk membicarakan hal-hal seperti ini. Beban keduanya juga sudah menguap tak tersisa.

"Kemarilah Jung, kau sahabat terbaikku. Biarkan aku memelukmu". Lisa sangat bangga memiliki sahabat seperti Jungkook.

Begitu memeluk Lisa, Jungkook menyadari sesuatu.

"Lis, kau tak memakai bra?"

Ucap Jungkook secara tiba-tiba.

YAK BYUNTAE!!!

Geplak Lisa ke kepala Jungkook dan segera berdiri membawa guling untuk pindah ke kamar atas bersama Mommy-nya. Meninggalkan Jungkook yang tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Lisa yang mencebik kesal dan malu. Seperti kepiting rebus.

Kakak Jungkook, Jung Hyun Oppa dan Istrinya menjemput mereka tepat waktu. Seperti yang direncanakan, pukul 10 pagi. Putri kecil mereka, Jeon Yoora dititipkan ke Jimin Oppa. Walaupun Lisa cukup khawatir bagaimana nantinya apabila bayi mengasuh bayi dalam 1 hari 1 malam.

"Lisa-ya, selamat atas pencapaianmu sayang. Kami memiliki hadiah untukmu, tetapi nanti malam saja ya memberikannya". Perkataan Jung Hyun Oppa membuyarkan lamunan Lisa.

"Eomma, aku mendapatkan hadiah. Aku tidak sabar melihatnya!"

"Jung, kau tidak memiliki hadiah apapun untukku?" Tembak Lisa sedikit tidak terima menyadari bahwa satu-satunya sahabatnya tidak memberikan hadiah. Bukan material. Hanya saja, tidak biasanya.

"Ada kok, salah siapa dari kemarin hari kau tidak mau bertemu denganku". Jungkook tidak terima tiba-tiba mendapatkan serangan perihal ditagih hadiah.

"Tunggu, jadi kau menyalahkanku ya? Kalau saja kau tidak duluan mengecupku hari itu, aku tidak akan menghindarimu dasar bayi". Bibir Lisa mengerucut mengutarakan pikirannya.

Lisa sialan! Matilah kau Jung!

Satu mobil terkejut atas penuturan Lisa. Apa yang anak ini baru saja katakan? Hyun Jung dan Sera saling bertatapan. Mommy Chittip yang tidak terlalu mengerti penurutan anaknya tidak menunjukkan ekspresi yang serius. Berbeda dengan penduduk driver depan mobil.

"Ah sayang, kurasa kita perlu menyalakan lagu dan kau Jungkook berhutang penjelasan pada kami nanti di rumah". Hyung Jung yang sudah menjabat sebagai kepala rumah tangga mencoba mengambil alih situasi. Walaupun Jungkook sudah dewasa, dia tetap lah seorang adik kecil di keluarganya. Bila terdapat perilakunya yang dirasa tidak benar, sudah pasti akan mendapatkan teguran dari keluarga.

Jungkook mendekatkan kepalanya ke Lisa dan membisikkan sesuatu.

"Lisa, wah kau benar-benar ya. Tunggulah nanti di rumah, terima hadiahmu". Tahapan Jungkook sedikit meradang karena kesal. Lisa cukup takut dengan ancaman tersebut. Kendati demikian egonya tak mau kalah. Justru membalik tatap mata Jungkook dengan pelototan menantang.

AmbivalenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang