BAB 8

308 16 0
                                    

"S-stop!". Lisa menyerah dengan pemikirannya yang rumit. Tidak menyangkal bahwa dirinya memang tergoda dengan pesona Jungkook yang seperti ini. Dengan sedikit banyak kewarasan yang dimiliki, dia mendorong bahu Jungkook dan kemudian sedikit menggeleng-gelengkan kepala. Mencoba kembali waras.

"Jeon Jungkook, mengapa kau bertingkah seperti ini? Apakah aku membuat kesalahan padamu?"

Jungkook tersenyum kecut, menggelengkan kepalanya. Merelaksasi ketegangan dan menghembuskan nafasnya perlahan. Keheningan sedikit tercipta di suasana malam yang dingin.

Jeon Jungkook merogoh kantung celana dan menemukan batang rokok lalu menyulutnya. Membiarkan asapnya mengepul bersama dinginnya udara malam. Lisa tidak berniat untuk mencegahnya. Justru mengkhawatirkannya.

"Lisa, aku minta maaf. Kurasa aku cemburu".

Lisa cukup kaget mendengarnya. Dia memalingkan matanya sejenak lalu mulai berpikir untuk meresponnya dengan bijak. Seperti kata Mommy-nya bahwa semua masalah dapat dijelaskan dengan baik-baik. Dia akan mencoba memahami pemikiran Jungkook dengan tingkah tidak biasanya.

"Baiklah Jeon, tapi kau cemburu dengan siapa lebih tepatnya? Apa kau cemburu dengan Frederic?"

"Hmm sepertinya begitu, aku sendiri tidak terlalu yakin". Lisa merasa tidak enak melihat raut muka melas Jeon Jungkook.

"Aku akan mencoba menyimpulkan kejadian ini. Apa mungkin kau merasa cemburu padanya karna iami menghabiskan waktu liburan bersama? Begitu pula dengan keluarganya, begitu? Maka itu kau merasa cemburu?"

"Ya, aku rasa begitu. Kau tau, kita selalu bersama. Sejak kau sebut aku mulai mengenalmu. Tetapi dengan kau sekarang yang aku bangga kau populer ah shit tapi akhirnya mengenal Frederic. Dia tiba-tiba membawamu kesana kemari dan membuat kenangan bersama. Aku tidak tau Lis, sungguh. Tapi aku tidak suka melihatnya".

"Jungkook-a kemarilah. Aku merasa bersalah tidak membicarakannya lebih awal. Aku senang kita bisa mengutarakan perasaan lebih leluasa. Kumohon bila suatu hal membuatmu tak nyaman mari bicarakan ya. Mari lebih sering berdiskusi dan tidak hanya main-main saja".

"Bukankah kau suka bermain hah? Buktinya kau meminta dibelikan koper listrik padaku untuk wordl tour". 

"Yak, bujang lapuk! Sudah seharusnya kau dewasa aish, kau tau maksudku tidak seperti itu. Dan lain kali kalau ada masalah mari bicarakan, bukan justru berubah seperti monster yang ingin memakanku dasar playboy international! Aku menjadi merasa awkward tau!" Lisa mencebik kesal mengingat kelakuan panas dan segala tingkah aneh sahabatnya.

"Baiklah aku mengerti, tapi jangan tinggalkan aku. Kumohon, mari kita berteman lebih lama lagi dan sering-seringlah bermain denganku".

"Tentu saja Jung! Kau selalu menjadi sahabatku dan akan kupastikan Frederic tau itu. Kalian masing-masing memiliki tempat yang spesial".

"Sudahlah, mari kita masuk. Udara semakin dingin. Kau juga harus beristirahat jaga stamina. Kudengar lusa fan meeting bersama Army kan? Yuk".

Jung Hyun Oppa terlihat keluar rumah mendekati kami yang bersiap-siap masuk. Lisa tidak tuli akan teringat momen di mobil tadi siang. Keceplosannya yang  mendorong dirinya untuk membawa Jeon Jungkook ke garden dan mencoba bicara dengannya baik-baik seperti saran Yura Eonnie, istri Jung Hyun Oppa.

"Lisa-ya... Jungkook-ie... kulihat kalian sudah selesai membicarakannya dengan baik".

"Iya, Oppa. Perihal itu kami hanya salah paham. Sekarang aku dan Jungkook sudah mengevaluasi diri kok". 

"Baiklah, Oppa percaya padamu Lisa-ya. Lalu Jung, sepertinya Aera-ssi mencarimu. Dia datang dengan membawa sesuatu".

"Secepat itu? Baiklah, aku akan menemuinya". Lisa terlihat kebingungan dengan nama yang asing. Seseorang perempuan mencari Jeon Jungkook di malam hari di rumah orang tuanya? Siapa dia?

AmbivalenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang