Setelah 1 Minggu Jeongwoo di rumah nya, dia kembali tinggal di rumah nya bersama Haruto, saat dia sudah sembuh dari demam nya.
Jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari, Jeongwoo dan Haruto masih tidur. Mereka memang satu kasur, tapi saling membelakangi, juga diantara mereka di beri sekat guling.
"Hoek!" Jeongwoo terbangun saat merasakan mual pada perutnya, Jeongwoo beranjak duduk.
"Eungh.." Jeongwoo mengelus perut rata nya, rasa mual masih dia rasa kan.
"Hoekk! Hoek!" Jeongwoo langsung turun dari kasur dan berlari ke kamar mandi.
Haruto yang merasa guncangan jadi terbangun, dengan mata yang masih sempet dia melihat ke kasur bagian Jeongwoo.
"CK, gak bisa pelan-pelan apa tuh orang!?!" gerutu Haruto dengan suara serak nya
'Hoekk! Uhuk uhuk..Hoeekk!' Haruto menoleh ke arah kamar mandi, saat mendengar suara Jeongwoo dari sana.
"Ngapa dah tuh anak, dikit-dikit sakit. Nyusahin gua tuh anak, penyakitan." Haruto mau tak mau berjalan menuju kamar mandi.
Jeongwoo berpegangan pada pinggir wastafel, badan nya terasa sangat lemas bahkan untuk bernafas saja berat.
"Sakit lagi Lo? Baru juga kemaren, udah sakit lagi." Haruto membantu mengurut tengkuk Jeongwoo, "cepat keluarin lagi." kata Haruto
"Udahh, hahh" Jeongwoo langsung jatuh kedalam pelukannya Haruto, "gendong..gua lemes banget.." lirih Jeongwoo, Haruto menahan tubuh Jeongwoo agar tidak jatuh.
"Haihs..nyusahin." Haruto menggendong Jeongwoo ala koala, dan membawa nya ke kasur.
"Turun, lepas tangan nya." suruh Haruto saat mereka sudah tiba di kasur
Jeongwoo menggeleng cepat, semakin erat memeluk leher Haruto.
"CK, sakit bego! Leher gua kecekek!" Haruto melepas tangan Jeongwoo, dari leher nya dengan kasar.
Jeongwoo langsung terbanting ke atas kasur, meskipun itu di atas kasur tapi perlakuan kasar Haruto membuat nya sakit hati.
"Hiks..hiks.." Jeongwoo terisak pelan, sedangkan Haruto nampak tak peduli. Dia kembali naik ke kasur, hendak melanjutkan tidur nya.
Haruto menutup telinga nya dengan bantal, saat tangisan Jeongwoo semakin terdengar jelas.
"Hiks hiks..huhuhu..hiks..bunaa.." tangis Jeongwoo sesenggukan
Haruto yang kesal karna terganggu tidurnya, dia mau tak mau kembali duduk.
"Berisik banget sih Lo!? Bisa diem gak!? Pagi nanti gua mau sekolah, jangan ganggu, gua mau istirahat." omel Haruto
Jeongwoo rebahan pelan-pelan, dia mulai membelakangi Haruto, dan lanjut menangis dalam diam.
Haruto yang melihat itu sebenarnya agak gak tega, "hahh, ya udah, mau Lo apa? Yang penting Lo diem, gua bakal turutin apa mau Lo." kata Haruto
Jeongwoo balik badan menghadap Haruto, mata nya berkaca-kaca dan pipi nya basah oleh air mata.
"Mau peluukk.." Jeongwoo mewek
Haruto membuang nafas nya pasrah, dia membuang guling yang membatasi ke dua nya, lalu mulai merebahkan diri di samping Jeongwoo.
"Sini, tapi janji diem. Langsung tidur." kata Haruto sambil menarik pinggang Jeongwoo untuk di peluk nya.
Jeongwoo langsung mendusel di dada Haruto dan mencari posisi nyaman.
"Kalo mual bangunin gua aja." kata Haruto dingin sebelum lanjut tidur
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Fanfiction"Terpaksa mencintai memang sesulit itu. Tapi kalo kamu sudah terjebak di dalam ikatan pernikahan, maka cobalah untuk mencintai pasangan mu. Karna yang nama nya cinta pasti ada masa nya." Kehidupan yang semula damai, hangat dan nyaman. Berubah jadi p...