Diam

531 28 0
                                    

Saat bel pulang berbunyi, Haruto menggendong Jeongwoo bersiap akan pulang. Ternyata Jeongwoo gak bisa mengikuti pelajaran sampai jam pulang, bahkan mual nya lumayan parah.

"Mau pulang sekarang? Atau nunggu mendingan?" tanya Haruto

"Hahh sebentar..hahh hahh," Jeongwoo nampak ngos-ngosan, padahal tidak habis melakukan kegiatan apa-apa.

"Oke.." Haruto mendudukkan dirinya di kasur, dan membiarkan Jeongwoo menghirup aroma nya.

"Masih mual banget ya sayang?" Haruto mengelus lembut punggung Jeongwoo

"Hmm," Jeongwoo memejamkan mata nya saat pusing nya makin menjadi.

"Hoek! Hoeekk!" Jeongwoo kembali mual,

"Kita ke rumah bang Soobin ya? Kita periksa, kenapa kamu jadi semual ini?" Haruto dapat merasa jika Jeongwoo benar-benar memasrahkan tubuh nya,

"Iyaah, Hoek! Aku pusing banget..hiks mual..hiks.." Jeongwoo mulai terisak,

Tok tok tok!

"Jeongwoo?" Junghwan masuk sambil membawa tas Jeongwoo

"Thanks ya bro, dia nya lagi mual, makanya diem aja." kata Haruto sambil mengambil tas dari Junghwan

"Hm. Woo, GWS ya. Kalo masih sakit jangan di paksain, istirahat dulu aja." Junghwan mengusap punggung Jeongwoo

"Iya, makasih." Jeongwoo bicara tanpa melihat pada Junghwan

"Gua pulang Woo, kalo mau cerita telpon gua aja, gua siap dengerin cerita Lo sampai mampus." kata Junghwan

"Hehe, iyaa.." lirih Jeongwoo

"Jaga dia bener-bener! Awas Lo nyakitin dia, gua orang pertama yang bakal buat hidup Lo sengsara penuh penyesalan!" ancam Junghwan sungguh sungguh, bahkan mata nya sangat tajam menatap Haruto.

Haruto tersenyum remeh, "Sans bro, gua jaga kok." Haruto ngesmirk

"Dih, najis. Bukan teman ya kita!" Junghwan mengeluarkan jari tengah nya untuk Haruto. "Gua pergi, dah Jewu sayang." Junghwan menepuk pelan pundak Jeongwoo, lalu dia pergi keluar dari UKS.

"Hmhm, apaan sih." kekeh Jeongwoo

Haruto menyantolkan tas Jeongwoo pada pundak nya, lalu dia berjalan keluar dari UKS dengan Jeongwoo di gendongan nya.

.

Sepanjang perjalanan Jeongwoo hanya diam sambil melihat keluar kaca mobil, Haruto melihat ke arah Jeongwoo, lalu dia mengelus kepala Jeongwoo.

"Kok diem aja sayang? Masih pusing ya?" Haruto memijat-mijat pundak Jeongwoo

Jeongwoo hanya diam tak menjawab, "mau sesuatu?" tanya Haruto, lagi-lagi Jeongwoo hanya diam.

"Hahh, ya udah. Kita ke rumah bang Soobin dulu ya?" tetap sama, Jeongwoo tidak merespon apa-apa.

"Oke, tidur aja deh kamu. Masih pusing kan? Tidur yaa.." Haruto mengelap keringat dingin pada kening Jeongwoo dengan tangan nya.

~

Mobil Haruto berhenti di depan rumah Soobin, dia akan membawa Jeongwoo periksa seperti yang dia bilang tadi.

Haruto menekan bel rumah Soobin, dan tidak lama Soobin membukakan pintu.

"Iya----- oh, kalian ya? Masuk masuk, duduk dulu." kata Soobin

"Makasih bang, tapi aku kesini mau bawa Jeongwoo periksa. Soalnya dia mual-mual terus dari pagi gak berhenti."

"Iya? Ya udah langsung bawa ke ruang periksa aja, sebentar ya." Soobin naik ke atas kamar nya, dan Haruto membawa Jeongwoo ke ruang periksa.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang