Haruto memijat pangkal hidung nya, sedikit pusing dengan masalah dan kerjaannya.
"CK, argh. Dasar jalang ingkar janji, kartu gua di blokir. Pasti dia ada ngadu ke Mommy!" Haruto menggebrak meja kerja nya
Haruto membuang nafas nya pasrah, dia harus tahan emosi selama Jeongwoo hamil. Dan kemaren dia kelepasan membentak Submisif nya.
"Sudah jam berapa ini? Dia sudah pulang belum ya?" gumam Haruto
Haruto beranjak dari duduk nya, dia berjalan keluar dari ruang kerja nya.
Dengan perlahan dia membuka pintu kamar nya, saat masuk dia melihat Jeongwoo yang sedang duduk di depan meja rias, dengan mantel mandi di tubuh nya. Seperti nya Jeongwoo baru selesai mandi, terlihat dia sedang mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil.
Haruto berjalan menghampiri istrinya,
"Sayang, biar aku bantu." Haruto hendak mengambil handuk di tangan Jeongwoo, tapi tangan nya langsung di tepis.
"Gak perlu." Jeongwoo menaruh handuk di tangan nya di atas meja, lalu dia beranjak menuju lemari baju nya.
Haruto mengikuti Jeongwoo, di peluk nya perut buncit istrinya.
"Sayang, udahan dong marah nya.." ucap Haruto, Jeongwoo hanya diam, dia tidak menghiraukan Haruto yang terus mendusel di ceruk leher nya.
"Lepas, gua mau pake baju." Jeongwoo melepas tangan Haruto di perutnya
"Pake aja, aku mau lihat."
"Dasar mesum." Jeongwoo menyikut perut Haruto hingga Haruto melepas pelukan nya.
Jeongwoo berjalan ke kasur, dia melepas mantel mandi nya. Hal itu tak luput dari penglihatan Haruto,
"Sial, kenapa gua jadi horny liat dia telanjang." Haruto menelan air liur nya
Terlihat Jeongwoo sedang memakai celana dalam nya, sedikit sulit membungkuk karna perut nya yang buncit.
Haruto mendekat, "mau aku bantu?" tanya Haruto
Jeongwoo menggeleng, dia duduk di pinggir kasur, agar lebih mudah memasang nya.
Haruto ikut duduk di samping Jeongwoo, pantang menyerah dia buat ngebujuk istri nya itu.
"Sayang.. jangan cuekin aku.." Haruto memeluk Jeongwoo manja, tak ada respon sama sekali dari si manis.
"Sayang, tanggung jawab. Aku horny liat pantat semok mu tadi, ayo main sebentar?" Haruto mulai nakal, tangan nya merayap ke dada Jeongwoo.
"CK, gua lagi gak mood. Lo bisa diam gak sih!?" Jeongwoo mendorong tubuh Haruto, dan dia lanjut memakai baju nya.
Haruto mengalah, daripada Jeongwoo makin marah sama dia.
Jeongwoo menaruh mantel mandi nya di gantungan khusus, lalu berjalan menuju kasur, di sisi lain dari tempat Haruto duduk.
"Aku juga mau tidur," Haruto ikut rebahan di samping Jeongwoo, dan memeluk istrinya itu.
Jeongwoo tak berontak, mungkin dia capek.
"Sayang.."
"Ayo kita cerai." sela Jeongwoo, Haruto yang mendengar itu tentu saja terkejut.
"Maksud mu apa?"
"Itu kan yang kamu mau? Kalo kamu emang gak bisa mencintai aku, lebih baik kita bercerai. Soal janin ku, kamu gak usah khawatir, aku akan menggugurkan nya."
"Jangan asal bicara, itu gak baik." ucap Haruto
"Aku serius, aku gak bisa menikah tanpa ada nya kasih sayang yang setimpal. Aku mau belajar mencintai kamu, tapi kamu? Heh, ingin belajar saja tidak, apalagi mencintai aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Fanfiction"Terpaksa mencintai memang sesulit itu. Tapi kalo kamu sudah terjebak di dalam ikatan pernikahan, maka cobalah untuk mencintai pasangan mu. Karna yang nama nya cinta pasti ada masa nya." Kehidupan yang semula damai, hangat dan nyaman. Berubah jadi p...