Usia kandungan Jeongwoo sudah menginjak 4 bulan, dan itu juga tepat pada hari kelulusan nya.
Sebelum hari H, Jeongwoo dan Haruto menginap di rumah Lisa, dan di sana juga ada Rose. Rencana mereka akan berangkat bareng dari rumah Lisa.
Sekalian Rose dan Lisa memikirkan cara, agar perut Jeongwoo yang sudah terlihat kontras, tidak terlalu membentuk ketika menggunakan baju seragam kelulusan.
"Masa izin pakai Hoodie? Ini acara kelulusan, pasti gak di bolehin lah." kata Rose
"Coba tanya Soobin," saran Lisa, Rose langsung mengambil Hp nya dan mencoba menghubungi Soobin.
.
Haruto dan Jeongwoo masih di kamar, ini masih jam 3 pagi, Jeongwoo masih tidur nyenyak. Sudah satu minggu Jeongwoo mual muntah, dan tidak bisa kerja berat. Kata Soobin karna kehamilan Jeongwoo sudah masuk ke trimester 2, dimana rasa mual dan muntah akan lebih sering terjadi.
Haruto menatap wajah Jeongwoo yang sedikit pucat, baru beberapa menit yang lalu Jeongwoo terbangun dan muntah. Haruto mengelus lembut perut Jeongwoo yang sudah lumayan besar, bukan cuman Lisa dan Rose yang memikirkan cara untuk menutupi perut Jeongwoo, tapi Haruto juga.
Saat sedang asik memandangi wajah Jeongwoo, tiba-tiba Jeongwoo membuka matanya.
"Haru.." panggil Jeongwoo
"Iya sayang?" sahut Haruto
"Mual.." rengek Jeongwoo
"Mau muntah?" tanya Haruto lembut, Jeongwoo menggeleng
"Pinggang aku sakit Ru🥺 tolong elusin.." pinta Jeongwoo semakin rapat pada suami nya itu
"Siap manis," Haruto memeluk Jeongwoo, mengecup kening istrinya, lalu mengelus lembut pinggang Jeongwoo.
"Hari ini kita lulus ya? Aku gimana?" tanya Jeongwoo
"Gimana apa nya?"
"Perut aku udah besar gini, aku malu. Aku takut makin banyak yang hujat aku.." lirih Jeongwoo
"Kita cari cara biar perut kamu gak terlalu keliatan besar,"
"Atau aku gak usah ikut aja?"
"Jangan dong.. acara kelulusan itu cuman ada di 3 tahun sekali, masa gak ikut..? Kamu gak usah khawatir, Buna sama Mommy lagi cari cara nya biar kamu tetap bisa ikut."
"Ru, dedek nya di dalam gerak!?" seru Jeongwoo senang, karna ini pertama kali nya dia merasa pergerakan janin nya.
"Iya?" Haruto ikut antusias, dia bergerak menaruh kepalanya ke atas perut Jeongwoo, ingin merasakan pergerakan bayi nya. "Halo sayang.. ini ayah.." sapa Haruto
"Heumh! Hoek!" Jeongwoo spontan menutup mulut saat dia merasa mual, akibat pergerakan di dalam perut nya.
"Uh uh uhh, kenceng banget ya?" Haruto mengelus lembut perut Jeongwoo, dia mengecup nya sayang, lalu kembali memeluk istrinya.
"Maaf yaa.." Haruto mengelus punggung Jeongwoo
"Baru 4 bulan lho padahal, tapi gerak nya udah sekuat itu. Normal gak sih?" tanya Jeongwoo
"Normal normal aja, udah gak usah mikir yang aneh-aneh. Sekarang kamu tidur lagi ya? Have a good night's sleep my love.." Haruto mengecup bibir Jeongwoo, Jeongwoo tersenyum senang, dia senang karna Haruto sangat lembut selama dia hamil.
"Kamu juga tidur, biar bisa jagain aku di sekolah nanti."
"Iyaa," Haruto menepuk-nepuk pelan pinggang Jeongwoo, menuntun istri nya agar segera tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Fanfiction"Terpaksa mencintai memang sesulit itu. Tapi kalo kamu sudah terjebak di dalam ikatan pernikahan, maka cobalah untuk mencintai pasangan mu. Karna yang nama nya cinta pasti ada masa nya." Kehidupan yang semula damai, hangat dan nyaman. Berubah jadi p...