Mabuk

11 1 0
                                    

Happy Reading semuanya 🥳
Tandai kalau ada typo....

Sekeras dan sejauh apapun Lo berlari, kalau pikiran Lo itu dia. Lo bakalan stay disitu.
___Nicholas Abirsam___

Markas Dynamic saat ini tengah berpesta ria. Banyak minuman beralkohol dan snacks snacks lainnya yang tertata rapi di meja. Semua anak anak Dynamic menikmati apa yang sudah tersedia di meja.

"Asikk, si bos menang lagi." Ucap Dhafa salah satu anggota Dynamic.

"Sering sering taruhan ya bos" yang lain ikut menyahut.

Arverdo hanya diam sambil meneguk kembali wine yang ada di depannya. "Ar, udah gila. Lo bisa mabuk, Lo udah habisin 2 botol. Dan ini yang ketiga, ga biasanya Lo kaya gini. Udah Ar" peringat Angga.

Arverdo tidak menggubris ucapan Angga dan masih sibuk meminum wine tersebut. "Ar, gila udah. Lo mau mati hah" sentak Nicholas sambil mengambil wine tersebut.

"Hahaha gue sayang sama dia. Tapi dia engga" isakan tangis keluar dari mulut Arverdo "tapi dia malah suka sama orang lain hahaha"

"Arverdo bilang apa" bisik Madhavi. Nicholas hanya menggeleng "Ar, kita pulang aja. Lo udah mabuk"

Arverdo menatap Nicholas "gue mabuk" ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri "gue gaa mabuk hahaha, gue tadi itu cuma ketawa" ucapnya seperti orang yang kehilangan akal.

"Bos Lo pada kaya orang gila ga tau arah" ucap Dhafi kembaran Dhafa. Nicholas menatap Dhafi sengit "bos Lo juga, kalau Lo lupa"

Dhafi menyengir, "maaf pak waketu"

"Ngga bawa ke kamar dia gih, ga mungkin dia pulang dalam keadaan begini. Yang ada bonyok di bikin Bokap nya." Saran Nicholas.

"Giliran ada yang mabuk aja, bolak balik gue yang bawa. Coba pas ada cewek cantik, pada pasang badan paling depan Lo pada." Malas Angga. Dirinya langsung memapah Arverdo menuju ke kamarnya yang ada di markas. Mungkin malam ini Arverdo akan bermalam di markas.

Sepanjang perjalanan menuju ke kamarnya Arverdo hanya bergumam tidak jelas. "Gue sayang dia Ngga, kenapa dia ga peka."

"Gue kurang ber-effort? Gue bisa nurutin semua keinginan dia"

"Ingat seorang Arverdo Savalas Wijaksara ga pernah ngemis perasaan.Apalagi ke cewek yang ga tau di untung"

"Hiks gue sayang sama dia."

"Gue punya segalanya hahaha, gue bisa nurutin semua yang dia mau. Dia mau apa? Apartemen, atau saham, gue bisa kasih."

"Gue sayang dia Ngga, gue hikks gw---sayang dia" ucapnya menahan Isak tangis.

"Ban*sat, gue bisa dapetin cewek yang lebih dari dia. Gue ga butuh dia. Biadap, gue kaya banyak cewek yang ngejar ngejar gue hahaha" Arverdo terdiam, tak lama terdengar kembali isakan tangisnya "gue mau dia hikks"

Begitulah kira-kira celotehan Arverdo sepanjang jalan menuju kamarnya. Angga hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Ar.

"Lo cuma kurang pembuktian aja Ar" ucapnya sambil meletakkan Arverdo di kasur lalu membaringkan nya. Dan langsung pergi meninggalkan Arverdo yang sudah tertidur.

"Gimana Ar?" Tanya Nicholas yang melihat Angga yang yang sedang menuruni anak tangga.

"Aman, Madhavi sama Rizkal mana?"

"Biasa pulang. Anak mama"

"Lo kalau mau pulang yaudah, biar gue temenin Ar di sini. Lagian anak anak yang lain juga kan banyak yang tidur di markas jadi, gue ga sendirian" ucap Nicholas, memang benar sebagian besar anak-anak anggota Dynamic tinggal di markas, bukannya tidak punya rumah. Mereka semua termasuk orang yang terhormat, tetapi kebanyakan dari mereka ingin mencari kebebasan. Jadi terkadang mereka hanya sesekali pulang ke rumahnya masing-masing.

"Engga deh, gue ikutan aja. Lagian lagi males pulang, udah lama ga nginep di markas"

"Terserah Lo aja" ucap Nicholas sambil meneguk kembali wine di depannya.

"Arverdo mabuk berat, bahkan sampai bergumam ga jelas." Serius Angga

"Emangnya si bos kenapa" ucap Dhafi.

"Noh, bos Lo berdua jatuh cinta. Jatuh sejatuh jatuhnya sampai mabuk." Ucapan Angga membuat anak anak Dynamic membelakkan matanya.

"Emangnya bisa gitu"

"Ya bisa lah ege"

"Terus, yang kemarin itu gimana yang siapa ya namanya, siapa sih fi" tanyanya pada kembarannya.

"Yang mana?" Dhafi mengingat kembali memori nya "ohh, yang cantik itu kan, iya gue inget. Tapi gue ga ingat namanya" keduanya kembali mengingat ingat nama tersebut.

"Viona"

"Nah iya Viona" teriak Dhafa mendengar ucapan Angga. Anak anak Dynamic sampai harus menutup telinga mereka agar terhindar dari teriakan Dhafa.

"Lo bisa ga, gak usah teriak Dhafa" ucap yang lain.

"Gue spontan tadi, nah. Jadi gimana sama Viona itu, jangan jangan kayak ulet keket waktu itu. Tapi gue liat dari wajahnya orangnya baik kok" semuanya mengangguk setuju.

Nicholas hanya mengendikkan bahunya acuh "Udah kita ga berhak ikut campur tentang Arverdo, biarin dia yang urus semuanya." Ucapnya.

"Tapi Nic, Lo ga ada yang aneh gitu tentang kejadian tadi, kenapa Viona bisa kekunci di toilet"

"Gue juga bingung ngga, kita ga ada bukti"

"Ini ya, kalau misalnya dia memang ga tau toilet itu ditutup kenapa ga milih pintu pertama kenapa harus toilet paling ujung. Terus rambut dia juga berantakan. Ga mungkin kan dia acakin rambutnya sendiri. Bukan itu aja, ditangannya ada luka memar. Kalau kita lihat teliti itu cengkraman tangan manusia. Tapi gak mungkin Viona kan yang buat luka di tangannya sendiri." Semua anak Dynamic menatap kagum Angga. Ia sangat detail memperhatikan seseorang, biasanya ia hanya membuat lelucon saja. Tetapi kali ini pemuda itu sangat sangat serius

"Tapi siapa yang mau ngelakuin hal kaya gitu ke dia"

"Menurut Lo"

"Gue ga ada tersangka lain sih, tapi feeling gue tertuju sama itu nenek lampir." Nicholas diam memikirkan ucapan Angga

"Emangnya si nenek lampir itu belum jadi keluar"

"Ini ya Ngga, Lo tau kan Viona gimana. Ar udah coba keluarin dia, tapi Viona bersikeras. Dia ga mau tuh nenek lampir keluar."lanjut Nicholas

"Tapi ini bahaya buat dia, bahkan nyawanya bisa terancam."

"Tapi kita ga punya bukti kalau memang dia pelakunya."

"Menurut Lo Nic, kita harus selidiki atau gimana?"

"Tunggu arahan dari Ar, kalau dia bilang iya berarti kita selidiki, kalau dia bilang engga kita bisa apa?. Lo liat sendiri kan suasana hati nya lagi buruk, jangan ada yang bahas soal Viona sama dia" ucap Nicholas. Angga mengangguk mengerti.

Yuhuuu gimana nih sama part yang ini...
Waduh Ar mabuk tuh...
Gimana ya kelanjutan ceritanya

Next the chapter 👉🏻

Senja Terakhir  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang