Selamat membaca ❤️
Semesta dan seisinya indah, apalagi kalau ada Lo.
___Arverdo Savalas Wijaksara ___"
Aaa, Olinn akhirnya sekolah juga" ucap Viona langsung menarik tubuh Olin ke dalam pelukannya. Karena serangan mendadak tersebut membuatnya hampir kehilangan keseimbangan.
"Ck, kaya ga ketemu setahun aja Lo berdua" ucap Dira menggelengkan kepalanya. Viona menatapnya sinis. "Kalau kamu mau dipeluk sini Ra, aku tau kok kamu cemburu kan aku cuma meluk Olin" ucapnya sambil merentangkan tangannya ke arah Dira.
Dira menatap Viona geli "idih, ogah" Viona yang mendengar hanya mengerucutkan bibirnya.
"Ih, lih---" ucapan Viona terpaksa terpotong akibat teriakan para siswi yang melihat inti Dynamic geng tersebut memasuki ruangan kelas.
"Yoii, olahraga men" ucap Angga yang sudah mengganti seragamnya dan memakai pakaian olahraga.
"Keluar Lo pada jangan ada yang dikelas, wajib olahraga semua. Nanti gue cek lagi kalau gue lihat masih ada yang dikelas, awas aja Lo semua" ucap Nicholas tegas.
"Kiww, Ra sama gue yuk kelapangannya." Ucap Angga menggoda Dira, sang empu hanya diam malas meladeni Angga "neng Rara. Kok gitu sih sama A'a"
"Ck, pa'an sih Ngga. Rara, Rara. Nama gue Adira bukan Rara, ngerti ga sih" jengahnya.
"Gue maunya Rara, panggilan kesayangan dari calon pacar Lo ini. Kapan sih Lo terima gue Ra, Lo ga lihat perjuangan gue selama ini." Lemas Angga.
"Masih kurang, harus lebih banyak lagi perjuangan Lo" jawab Dira. Angga tersenyum semangat. "Berarti nanti kalau udah banyak perjuangan yang gue lakuin buat Lo, Lo mau ya sama gue"
Dira menghiraukan ucapan Angga lalu langsung pergi disusul ketiganya yang dari tadi hanya menyimak saja.
"Santai Ngga, tetap semangat. Lo pasti bisa" ucap Arverdo menyemangati. Angga mengangguk "pasti, gue bakalan lebih semangat lagi buat dapetin dia."
"Ingat, matahari dan bulan ga bisa bersama. Tapi Tuhan berikan jalan yang lain dengan cara menciptakan gerhana. Disitu bulan dan matahari bisa bertemu, walaupun hanya sebentar" ungkap Madhavi.
"Intinya gini Ngga, Tuhan pasti ngasih jalan buat Lo dekat sama Dira. Tapi kita ga tau pasti kapan tempat dan waktunya. Lo tinggal berusaha sama berjuang aja, tapi seandainya nanti bukan sama dia Lo juga harus ingat, mungkin itu yang baik menurut Tuhan." Imbuh Nicholas.
"Lama Lo pada, cepetan ke lapangan malah bikin puisi" ucap Rizkal lalu pergi menuju ke lapangan.
Sementara di sisi lain Viona hanya duduk manis menatap ketiga temannya yang bermain badminton. Setelah pemanasan semuanya mulai mengambil alat alat olahraga nya masing-masing, kecuali Viona.
"5-7" ucap Viona menghitung poin ketiganya.
"Siapa yang lima" sahut Feli masih sambil bermain.
"Kamu"
"Curang Lo berdua, gue masa cuma sendiri Lo berdua. Mana imbang, pokoknya gue tetep menang" ucap Feli.
"Lo udah jago itu loh Feli, kita dua dapet 7 Lo dapet 5 poin. Udah keren Lo" sahut Dira.
"Ah, gamau gue. Udahlah ga usah pakai poin" keduanya mengalah, Viona tidak lagi menghitung poin ketiganya dan hanya duduk manis melihat ketiganya bermain.
"Lo berdua mau dengerin cerita ga" ucap Feli sembari memukul bola badminton ke arah keduanya.
"Gosip apa'an lagi yang Lo bawa" ucap Olin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Terakhir (ON GOING)
Teen Fiction"Ar, bisa temenin aku lihat senja?" ucap seorang gadis yang memakai pakaian rumah sakit. "Tapi Lo lagi sakit, nanti aja ya kalau Lo udah sembuh." Gadis tersebut menggeleng "kali ini aja, besok gak deh. Janji" FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ❤️ TERIMAKAS...