56

7.3K 709 204
                                    

Nafas Jennie tersengal, air mata mengalir deras dari kedua mata kucing nya. Isak tangis sudah tidak bisa di bendung sama sekali, berusaha Jennie tahan mati matian namun gagal malah yang ia dapatkan adalah rasa sesak semakin kuat jika isak tangis itu tak di keluarkan

Semua anggota keluarga dan para kerabat sudah berkumpul, mereka semua berkabung bahkan langit pun turut bersedih dengan menunjukan awan abu nya

Teman-teman Lisa mereka semua menangis hebat bahkan Ryujin sampai meraung raung memohon kepada tuhan agar Lisa dikembalikan

Memakai pakaian hitam sebagai ciri khas ketika berduka adalah pakaian yang mereka pakai sekarang, mereka berkumpul di satu tempat luas yang menjadi tempat peristirahatan terakhir manusia manusia yang sudah berpulang di panggil oleh tuhan

"Adek hiks adekkk"

"Jen udah Jen, ikhlasin adek" Jiyong memeluk Jennie erat

"Jennie gak bisa hiks oppa, Jennie gak bisa" Jennie memukul mukul bahu Jiyong dengan sisa tenaga nya

"Jangan gitu, kasian adek"

"Jennie pengen adek balik lagiii, balik lagi bukan kaya gini" Histeris Jennie, Jiyong memejamkan mata nya ia mengusap usap kepala Jennie

Peti mati berwarna putih itu sudah siap untuk di turunkan, Rose yang tak kuasa menahan itu pun pingsan begitu saja beruntung nya Dara sigap menahan tubuh Rose

Hyun bin hanya diam tak berbicara namun isak tangisnya terdengar sangat kentara

"Dadddd" Jennie menatap Hyun bin memohon agar peti mati adiknya itu tidak masuk ke tempat peristirahatan terakhir

"Adek udah engga ada sayang, kakak harus terima kenyataan ya ? Daddy mohon, jangan memberatkan adek sayang"

Jennie menggeleng kuat, ia tak mau benar benar tak mau sedikit pun menerima kenyataan sekarang

"Oppa, tampar Jennie sekarang. Please please, sadarin Jennie dari mimpi ini sekarang" Jennie memegang tangan Jiyong dan menyuruh Jiyong untuk menampar nya namun respon Jiyong adalah gelengan kepala

Hyun bin menyuruh orang yang sudah siap menurunkan peti mati itu untuk di turunkan sekarang, peti mati masuk perlahan ke dalam tanah yang sudah di siapkan

"Jennie mau ikut adek" Jennie hendak masuk ke dalam tanah namun Jiyong dengan cepat menariknya

"Engga gini Jen, engga gini"

"Lepasin Jennie" Jennie menatap Jiyong nyalang meskipun dibarengi derai air mata

"Jen sadar Jen sadar, adek udah engga ada" Jiyong sedikit membentak Jennie, nafasnya terengah engah tangisnya kembali pecah

"Ya karena itu Jennie harus ikut adek" Jawab Jennie

"Engga gitu Jennie"

"Apa ? Kenapa ? Salah kalau Jennie mau ikut adek ?" Jennie malah mengajak Jiyong berdebat

"Jen" Taeyang menarik Jennie membawa nya sedikit menjauh dari area pemakaman

"Lepasin Jennie"

"Engga"

"Lepasin"

"Jennie, oppa tau kamu terpukul. Tapi gak gini juga caranya, kasian adek Jen. Relain adek" Taeyang memegang kedua bahu Jennie dan mengusapnya

"Adek udah ada di tempat yang tenang, dia udah ada di sisi tuhan. Dia udah ada di tempat yang sangat baik" Jennie menunduk terdiam sembari terisak

"Relain adek ya ? Oppa tau ini berat banget tapi kalau kamu gak mau relain adek kasian adek, dia pasti bakal ngerasa berat juga"

Adek Lala (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang