Pada malam minggu, Draco tiba-tiba saja datang ke Apartemennya. Memaksa Harry untuk ikut pergi, ke suatu tempat yang ingin Draco perlihatkan. Membuat Harry terbangun, meski sebenarnya dia sudah ngantuk berat dan tubuhnya sedikit pegal setelah latihan Karate tadi sore.
Suara gerungan dari Mobil Sport mewah Koenigsegg Terevita, terdengar menggema di sepanjang jalanan. Mobil Sport yang memiliki Top Speed sampai 410Km/Jam, dilengkapi dengan body carbon yang ringan. Ditambah mesin V8 berkapasitas 4.800cc, yang bisa menghasilkan tenaga mencapai 1080 horse power pada tekanan 7000rpm dan Torsi 1080Nm pada 5.600rpm.
Harry memperhatikan setiap detail interior mobil mewah milik Draco, dia terkagum. Draco menyukai mobil mewah dengan sedikit polesan ringan, juga pria itu benar-benar memperhatikan kecepatan dalam memilih mobil.
"Mobil baru-mu?" Terduduk, sembari menatap interior mobil yang membuatnya tertarik.
"Sudah agak lama, hanya saja aku jarang mengeluarkannya."
"Kenapa?" Harry kembali memandang pada jalanan, Draco begitu cepat saat menjalankan mobil.
Lagipula ingat, Draco adalah pembalap, bukan seorang pengemudi.
"Aku hanya takut disebut sombong, karena Mobil ku yang terlalu bagus." Draco menyeringai di balik kemudinya, sementara dia terus fokus menyetir.
"Huh, menyesal aku telah bertanya." Harry mendelik.
Mungkin sekitar pukul 11 malam, saat mereka sampai pada sebuah pelabuhan yang sepi. Jauh dari keramaian, terlihatnya sih... Seperti itu.
Tapi Harry tau, jika Draco mengajaknya pada sebuah Trek balapan. Saat memasuki kawasan dunia malam tersebut, mereka disambut dengan keramaian orang-orang yang haus akan jalanan. Para gadis seksi menari dan bergelayut manja di bahu para pria, sementara yang lainnya menari seperti pesta di atas lantai dansa, di iringi lagu dari salah satu sound besar dari sebuah mobil America Muscle yang sudah di modifikasi.
"Kau akan melakukan balapan malam ini?" Harry mengernyitkan alisnya.
"Benar." Draco membuka seatbelt-nya, kemudian segera keluar, lalu membukakan pintu untuk Harry, sebelum Harry membukanya terlebih dahulu.
"Ayo, ikut aku!" Draco menarik tangan Harry dengan semangat. Dia ingin tampil keren di hadapan Harry untuk malam ini.
"Hallo Drake, kami sudah menunggumu sejak tadi." Zabini menyapa diantara kerumunan para gadis yang bergelut manja di tubuhnya, sepertinya dia lupa jika sudah memiliki Pansy Parkinson sebagai kekasih.
Tapi itulah pria, kadang tak setia dan kurang puas dengan apa yang sudah di miliki.
"Aku menjemput seseorang terlebih dahulu." Senyum kecil muncul di wajahnya.
"Oh, siapa yang kau bawa?" Blaise Zabini, melihat kerah belakang punggung Draco, dimana Harry yang jauh lebih pendek tertutupi tubuh Draco yang tinggi. "Ah, ternyata Princess kita datang untuk pertamakalinya."
Harry merenggut marah, pria berdarah Italy di hadapannya sangatlah menyebalkan. Tapi satu hal yang Harry lihat, Zabini tampak berbeda dengan gaya ala Rapper-nya. Biasanya pria itu terlihat rapi dengan seragam sekolahnya.
"Jangan ganggu aku, atau kau akan ku adukan sikap bajingan mu pada Parkinson lusa nanti." Harry mencibir kesal.
"Oh, maaf Potter. Jangan marah, aku hanya bercanda." Namun nada bicara Blaise tampak seperti ejekan.
Kemudian ketiganya berkumpul diantara ramainya Team Draco yang sudah datang sejak tadi.
Harry memutuskan untuk duduk salah satu kap mobil yang dirinya ketahui milik Theodore Nott, teman Draco. Bersila dia atas Dodge Srt hitam tersebut, tanpa peduli jika saja sepatunya bisa membuat lecet cat mobil atau meninggalkan bekas noda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
AléatoireKeduanya menyimpan rahasia masing-masing secara rapat dari dunia luar. Yang mereka tau hanyalah Harry dan Draco yang menjadi Rival abadi. Harry sibuk dengan balapan motornya, sementara Draco si King Driftyang selalu mengawasi Harry dari belakang. H...