Bukannya Draco tidak marah dan kesal, hanya saja dirinya masih belum bisa memaafkan kejadian semalam. Jadi saat Harry memintanya untuk datang ke atap sekolah, Draco masih mengabaikan pesan yang dikirim.
Bahkan Harry beberapa kali memanggilnya sampai jam istirahat selesai.
"Kenapa kau tidak menjawabnya?" Blaise mentap nama Harry dalam panggilan di layar ponsel Draco.
"Tidak penting." Draco masih terus fokus menulis tugas Kimia di hadapannya.
"Loh, bukannya kau selalu senang saat Harry menelpon?" Mengernyitkan alisnya bingung, Blaise tak habis pikir.
"Ada yang lebih penting dari panggilan si Potter." Balasna dengan gumaman.
"Kau masih marah bukan? Aku bisa melihat semuanya dari matamu."
Draco hanya mendengus kesal.
Blaise bodoh! Memangnya siapa yang takkan marah, jika tubuhmu di banting sampai pingsan.
Disisi lain Harr menatap layar ponselnya kesal. Bibirnya tak berhenti menggerutu, sementara kakinya menghentak kecil.
"Dia masih marah rupanya." Masih berusaha memanggil Draco, walau mungkin berakhir sia-sia. "Sial! Padahal aku hanya ingin minta maaf."
Duh, sebenarnya Harry masih merasa bersalah walau mencoba untuk tidak peduli. Niatnya ingin memanggil Draco, karena untuk meminta maaf. Dia juga membawa bekal makanan yang banyak, berniat untuk membagi dan makan berdua.
"Tau begini, aku mengajak Hermione saja untuk makan."
Harry mengambil duduk di salah satu bangku atap sekolah, kemudian menyimpan makanannya di paha. Memandang sekolah dari atas atap sangatlah menenangkan untuknya.
.
.
.
."Hari ini aku akan menonton latihan basket!" Pansy Parkinson berseru gembira.
"Aku pulang saja." Harry mengambil tasnya dengan lesu, pelajaran Kimia membuat kepalanya terasa pecah. Apalagi hari ini mereka melakukan praktek langsung.
"Tsk... Tidak seru." Pansy terlihat menggerutu. "Kau akan ikut denganku, kan Mione?"
"Tentu, aku mau melihat Cedric berlatih." Hermione adalah Fansgirl Diggory garis keras. Jangan lupa, dia juga ikut menjadi pemandu sorak perempuan.
"Ya sudah, aku ikut!" Harry lupa, jika dirinya menumpang pulang dengan Draco. Dia tidak mau naik bus untuk pulang. Cukup tadi pagi, dirinya merasakan sesaknya bus yang penuh dengan penumpang.
Lagipula, Draco juga akan ikut berlatih, pastinya.
"Kau berubah pikiran?" Pansy mengernyitkan aslinya heran.
.
.
.
.Lapangan selalu terlihat ramai saat Team Basket sekolah mereka berlatih. Harry duduk di salah satu bangku penonton. Sementara dia bisa mendengar teriakan fals Hermione dan Pansy yang begitu semangat di lapangan.
Pandangannya tak sengaja melihat Draco yang duduk di kursi pemain cadangan. Pria itu terlihat sedikit melirik kearahnya, lalu kembali memalingkan wajah. Apakah Draco tidak latihan? Padahal dia kan kapten Team.
"Hissh... Kenapa sih dengan si Malfoy itu?" Harry menggerutu.
Duduk bosan sendirian, sampai akhirnya Harry melihat seorang pria dewasa yang tampan memasuki lapangan, terlihat pria itu memegang pluit yang tergantung di lehernya.
"Fuck... Mr. Tom." Wajahnya berubah sumringah, sementara bibirnya tersenyum tak jelas. "Seksi sekali..."
Pelatih Basket yang masih bujang di usia 30'an, Harry melihat betapa tampannya salah satu guru termudah di Hogwarts High School.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil
RandomKeduanya menyimpan rahasia masing-masing secara rapat dari dunia luar. Yang mereka tau hanyalah Harry dan Draco yang menjadi Rival abadi. Harry sibuk dengan balapan motornya, sementara Draco si King Driftyang selalu mengawasi Harry dari belakang. H...