KEENAN : Chapter 09.

5.8K 388 10
                                    

Gue mau tanya, menurut kalian, sejauh ini book Transmigrasi Keenan tuh kek gimana?

Pagi ini, ditemani dengan matahari yang sudah muncul menerangi bumi, Keenan sudah siap untuk kembali melakukan kegiatannya sebagai seorang pelajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, ditemani dengan matahari yang sudah muncul menerangi bumi, Keenan sudah siap untuk kembali melakukan kegiatannya sebagai seorang pelajar. Pemuda dengan seragam khas SMA Nusantara itu tengah menuruni tangga di temani oleh Qiara disisinya. Senyuman yang memanjakan mata itu, tak pernah luntur dari bibir pink milik Keenan.

"Nanti disekolah, jangan macem-macem, terus, pas istirahat, tunggu kakak didepan kelas, oke? Jangan pergi sendiri..,"

'Karna kakak gak mau mereka ngelukain kamu lagi,' Lanjut Qiara dalam hati, gadis dengan seragam yang sama seperti Keenan, namun beda kelas itu, merangkul sang adik dengan penuh rasa bahagia. Bahagia karna bisa kembali dekat dengan adik sepupu kesayangannya, setelah kejadian beberapa tahun silam yang membuat jarak antara Keenan dan dirinya.

Kejadian yang tak ingin Qiara ungkit kembali, meski nanti ingatan Keenan akan kembali.

"Iya, iya. Bawel banget sih kak, lagian Keenan tuh udah besar, gak perlu dijaga kaya anak kecil lagi," Ucap Keenan sembari melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang sudah diisi oleh Adrean, Fadlan, Haris dan juga Max.

Keenan melangkah mendekati Adrean, lalu dia mengambil tempat duduk tepat disebelah pria itu, diikuti oleh Qiara yang mengambil tempat duduk disebrangnya. Manik coklat muda milik Keenan, menatap makanan yang tersaji di meja makan, namun senyumannya luntur tatkala ia hanya mendapati sebuah roti tawar dan juga tiga toples selai berbeda rasa diatas meja ini.

"Kak? Cuman ada roti aja nih?" Tanya Keenan, sembari menolehkan kepalanya dan menatap Adrean.

"Memangnya kenapa? Kamu tidak suka roti?"

Keenan menggeleng, menyenderkan punggung sempitnya dikursi yang dia tempati, "Bukannya gak suka, cuman, Keenan maunya sarapan sama nasi goreng, gak mau sama roti," Ucapnya dianggki oleh Adrean.

"Manja. Apa susahnya sih lo makan nih roti? Harus banget ya nyusahin orang dengan minta bikinin nasi goreng?" Ucap Haris dengan manik hitam yang menatap tajam Keenan.

Mendengar itu, Keenan menatap Haris dengan sinis, "Dih, siapa lo ngurusin idup gue? Lagian, gue mintanya ke Kak Rean, terus, yang masakin nasi gorengnya kan maid, bukan lo. Tapi kenapa lo yang riweuh?" Haris menggeram kesal, hendak membalas sebelum menelan kembali kata-katanya karna tatapan tajam dari Adrean.

Lalu, Adrean beralih menatap Keenan, "Jaga bahasamu, Keenan. Sebelum kakak jahit mulut yang kamu gunakan itu," Ucapnya dengan nada yang membuat Keenan mengangguk kesal.

Keenan diam, begitupun dengan Haris. Walau begitu, keduanya masih saling melemparkan tatapan permusuhan pada satu sama lain. Dan, tentu Adrean menyadari itu, tapi pria itu lebih memilih diam sembari membaca pesan dari sekertarisnya.

Transmigrasi Keenan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang