Bro, aing bikin book baru! Mau tau judulnya? Baca sendiri sono, biar mandiri, wkwk
"Oh? Si cupu udah balik?" Mendengar itu, mata Keenan mengerjap, lalu tatapan sinis dia layangkan pada lima pemuda yang diperkirakan lebih tua dari dirinya, terlihat jelas dari almamater yang berbeda warna, namun memiliki jenis yang sama.
"Cupu? Pamaksud ya kack?" Keenan menatap nametag pemuda paling depan, dan mengangguk tatkala tau nama orang itu adalah Januar Anggasta.
Januar, pemuda dengan tindik ditelinganya itu mendekati Keenan, tanpa aba-aba mencengkram dagu Keenan, membuat Keenan meringis merasakan sakit dirahangnya, "Gak usah pura-pura deh lo! Walaupun gue udah denger rumor kalo lo amnesia, gue gak akan pernah percaya!"Keenan mendelik, dengan sekali sentakan, dia menghempaskan tangan Januar dari dagunya, "Dih, ya bodo amat atuh kalo lo nggak percaya, lagian, lo siapa sampe percaya gak percayanya lo itu penting buat gue, kak Januar?" Setelah Keenan mengucapkan itu, salah seorang pemuda di belakang Januar, yang memiliki rambut berwarna blonde, dengan heboh melangkah kedepan sembari menunjuk Keenan.
"Wah! Tuh kan! Dia bohong, Nu! Kalo amnesia, kok dia tau nama lo sih?! Udah sih, fix inimah kalo dia bohong! Udah, Nu! Hajar aja hajar!" Keenan menyingrit heran, kenapa pemuda dengan nametag Klavio Alkatama itu hebohnya melebihi seorang perempuan?
"Berisik, Lavi!" Tatapan Keenan beralih pada pemuda berambut hitam, dan mata tajam yang sejenak membuat Keenan bergidik ngeri. Lalu, Keenan menatap nametag pemuda tersebut.
"Draken Quedrick," Keenan bergumam sangat pelan, membuat mereka tak mendengar kata-kata yang dia ucapkan. Keenan simpulkan, Draken, Draken ini adalah orang dengan sifat dingin, dan mostwanted sekolah, benar kan?
"Bener! Lagian kalo amnesia, kok lo tau nama gue sih?" Keenan diam sejenak, lalu dengan dagunya, dia menunjuk nametag Januar, yang mana membuat pemuda itu mengangguk.
"Oh.." Melihat reaksi Januar, Keenan menggidikan bahunya acuh, melangkah pergi meninggalkan mereka berlima yang belum bisa mencerna apa yang terjadi.
Lalu tak lama, Klavio tersadar, "Nu! Dia kabur, Nu! Wah.. Parah sih, dia udah berani sama lo Januar! Wajib lo kasih pelajaran!" Januar diam, mengumpati bocah itu dalam hati.
"Diam, Klavio Alkatama," Klavio mengerjap, menatap satu pemuda bernama Orion Mahatmaja yang menatapnya dengan senyum yang mengerikan untuknya, tapi beda lagi untuk para perempuan yang berteriak histeris melihat senyumam Orion.
Duak!
"Anjing!" Januar menatap sepatu mahal yang baru saja mendarat dikepalanya, lalu tatapan Januar beralih pada seorang gadis yang melangkah kearah mereka berlima dengan nafas yang menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Keenan (ON GOING)
Non-FictionKala itu, Keenan baru saja pulang dari tempat lomba olimpiade berlangsung dengan sebuah piala berukuran sedang ditangannya. Namun, saat masuk kedalam rumahnya, Keenan malah dikejutkan oleh sang kakak yang menodongkan pistolnya dengan tatapan datar y...