Bab 6🐉

169 46 60
                                    

Annyeong guys!
Haha masih semangat gak nih?
Votenya yaaa,jangan lupa komen biar semangat nulisnya.
Love you guys 💚

~Luka adalah tempat kau belajar,bahwa bahagia perlu proses~

_Milka Kaylistia

Suasana IPA1 sedang ramai. sangat-sangat kebetulan hari ini pak Nasikin tidak masuk. Guru matematika itu sedang ikut kegiatan persami,karena memang beliau adalah pembina Pramuka.

Dipojok kelas tampak Atuy,Ipal,Rafa, Engkus,dan Emon yang sedang asik konser dadakan. Ipal terlihat menjadi vokal terheboh menyanyikan lagu buaya buntung,Sedang yang lain menabuh-nabuh meja. Sok asik dan sok mahir mencipta sebuah alunan musik koplo.

"Mau makan mau makan mau makan,maunya dibayarin...."

"Asik!"

"Martabak mini gak tuh!" Sahut Atuy sengaja mengeraskan suara agar didengar Brian.

"Mau minum mau minum mau minum,maunya diambilin. Emang dasar kau buaya buntung,pacaran kok itung-itung...." Ipal makin asik berjoget,cosplay Inul Daratista. Atuy juga tak kalah semangat menggebuk meja sekuat yang dia bisa.

Disuasana yang berisik itu,ada Brian dibagian paling depan yang terlalu serius mendengarkan cerita dari Iqbal, sampai-sampai tak mendengar sindiran dari Atuy.

Sengaja Brian banyak tanya soal Malvin Ergarian.

"Katanya,dulu pernah wakilin olimpiade matematika ya?" Tanya Brian dan diangguki Iqbal.

"Lombanya dijakarta kan?"

"Iya. Juara satu dong."

"Iya,gue denger dari temen gue yang sama-sama ikut olimpiade matematika. Katanya yang menang SMA Angkasa. SMA gue juara tiga waktu itu."

"Lo sendiri gak ikut olimpiade?"

"Ikut. cuma gue diutus buat OSN IPA terpadu." Brian bergerak menyandarkan tubuhnya ke kursi karena sedari tadi ia terlalu maju dan serius mendengarkan Iqbal.

"Menang?"

"Siapa?"

"Lo."

"Wush! Bri,gitu loh. Menang dong. Terus abis itu gue balik lagi deh ke Bandung. SMA gue menjuarai dua cabang waktu itu."

Iqbal hanya manggut-manggut. Brian memang pindahan dari Bandung. Pindah ke Jakarta karena ingin ikut orang tuanya. Dulu,dibandung, Brian tinggal bersama kakek dan neneknya yang ia panggil Abah dan Ama.

"Tau gak bal,kenapa gue pindah?"

"Karena dikeluarin kan?"

"Ih! Bukan ya! Mana mungkin cowok ganteng dan pinter kayak gue dikeluarin gitu aja."

"Terus?" Iqbal menjawab sambil membuka handphonenya.

"Karena gue gak kuat tinggal bareng Abah. Tiap hari kerjaannya maksa-maksa gue buat mandiin si encum Mulu."

Iqbal mematikan handphonenya,ia memperbaiki duduk agar lebih dekat dengan Brian. Ia pikir encum pasti keponakan Brian.

Brian Airlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang