Bab 30🐉

45 2 0
                                    

Bukan tentang bagaimana kamu menerima, hanya saja tentang bagaimana kamu bertahan dengan keadaan yang hampir saja membunuh mengalami.

Milka menatap langit sore yang sebentar lagi akan berubah warna menjadi jingga kemerahan. Gadis itu memandangi Selembar kertas kecil yang pernah Brian berikan. Isinya hanya beberapa deret angka yang menunjukkan nomor telpon cowok itu juga user instagramnya.

"Karena...emm gak ada alasan. Intinya Lo cukup sama gue. Paham kan, cantik?"

Tanpa sadar, gadis itu tersenyum karena mengingat perkataan dan tawa Brian yang begitu candu dimatanya. Jika boleh jujur, tawa Brian seolah mampu mengusir sepi yang selama ini menguasai Milka.

"Brian...." Ucap Milka samar.

Gadis itu kemudian membuka handphonenya, mengetikan beberapa angka lalu menamai kontak itu.

'Brian Airlangga🐻'

Ia tersenyum. Sebuah emoji dipenghujung nama kontak Brian adalah tanda istimewa yang Milka berikan.

"Lucu tapi serem itu Lo Brian...." Ujar Milka diiringi senyuman kecil.

Beberapa menit berselang, terdengar suara bel rumahnya. Milka yakin pasti Jefri baru saja pulang dalam keadaan mabuk dan kacau seperti biasanya. Sesuatu yang selalu saja membuat Milka takut setiap harinya.

Dengan hati yang berdebar, gadis itu lantas berjalan keluar kamar. Langkah Milka sempat terhenti Ketika ia melintas didepan kamar dengan tulisan "Malvin Ergarian" yang melekat dimuka pintunya.

Rasanya sakit. Ada kerinduan yang memuncak. "Kak Malvin...." Lirih Milka. Tapi sesedih apapun, gadis itu mencoba tersenyum. "Suatu hari nanti, Milka yakin kita pasti ketemu. Dan kak Malvin pasti sembuh." Ujar Milka pada dirinya sendiri.

Ting tung!
Ting tung!

Dentingan bel kembali menyadarkan Milka. Gadis itu setengah berlari menuju pintu utama.

Cklek!

"Selamat malam...."

Bukanya menjawab, Milka justru mematung ditempatnya. Ia cukup terkejut saat yang datang ternyata bukan Jefri melainkan, "B-Brian?"

"Selamat malam, calon ibu....hahhahaa"

Milka mendadak kikuk. Ia tidak tahu harus melakukan apa saat Brian datang terlalu tiba-tiba padahal tadi ia baru saja memikirkan cowok itu.

"Kok gue gak ditawarin masuk?" Tanya Brian yang lantas menarik Milka kedunianya lagi.

"L-lo ngapain kerumah gue malem-malem? Mana gak bilang dulu."

"Gimana mau bilang, gue gak punya kontak Lo tuh." Brian memajukan bibirnya sok imut.

"Eh, bokap Lo ada?" Tanya Brian.

"Kenapa nanyain papa?"

"Sebagai calon menantu yang baik, gue bawain martabak Mini berbagai rasa, hehhehe..." Brian menyerahkan plastik Alfamart yang ternyata memang berisi martabak Mini.

"Beli martabak mini di Alfamart?" Tanya Milka.

"Engga. Tapi memangnya ngasih pake plastik itu, yaudah gue terima aja. Daripada disuruh bawa tanpa plastik. Yakan?"

Brian Airlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang