Bab 37🐉

34 3 0
                                    

Cinta itu tumbuh, dan cinta itu tulus.

Suara bel pertanda pulang langsung membuat seluruh kelas berhamburan keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara bel pertanda pulang langsung membuat seluruh kelas berhamburan keluar. Termasuk salah satu siswa tampan yang langsung meninggalkan kelas sesaat setelah gurunya keluar. Tak lain ia adalah Zio Angkasa.

Brian menatap langkah Zio dengan penuh emosi. Perihal tadi pagi masih mengisi kepalanya.

Lalu tanpa memperdulikan teman-temannya Brian langsung berjalan begitu saja. Menyusul langkah Zio meninggalkan kelas.

"Brii!" Teriak Rafa saat menyadari Brian mengabaikan mereka.

"Brian tunggu!"

Bukannya berhenti, Brian justru melanjutkan langkahnya. Ipal yang saat itu hanya berdiam diri di meja menatap kepergian Brian dengan tatapan nanar. Tidak bisa dipungkiri jika ada sesuatu yang membuat Ipal sangat khawatir.

"Dia kenapa sih?" Tanya Atuy pada teman-temannya.

Rafa mengedikkan bahu, "gak tau. Jangan tanya gue."

"Keknya dia mau nyusulin Zio." Jawab Iqbal yang langsung mengalihkan atensi ketiganya.

"Brian ada masalah apa sama Zio?"  Tanya Atuy.

Tak menjawab, Iqbal hanya menggeleng. Detik berikutnya, Ipal berdiri. Lalu dengan cepat berjalan keluar.

"Pal! Ipal atuh tungguan Hela!!" (Ipal tungguin dulu)
Teriakan Rafa tidak membuat Ipal menoleh sedikitpun.

Sementara itu, Brian terus mengikuti Zio hingga menuruni tangga. Cowok itu bergerak cepat lalu menarik kasar bahu Zio. Tanpa sepatah katapun, Brian melayangkan tinjuan yang cukup keras hingga membuat perut Zio terasa ngilu.

Brian meremas kuat kerah baju Zio. "Mau lo apa? Kenapa lo ikut campur urusan Justin?" Tanya Brian pelan tapi penuh penekanan.

Zio tertawa hambar, "bukan urusan lo."

Bugh!
Satu tinjuan kembali mendarat kali ini diwajah Zio. Sudut bibir Zio terluka, hingga mengeluarkan darah yang terasa asin.

"Lo kan yang merekayasa semuanya? Lo bikin seakan Milka pelaku!! Lo fitnah dia, bangsat!!"

Bugh!!

"MAKSUD LO APA, ANJING!!"

"KARENA GUE SENENG LIAT ORANG YANG LO SAYANG TERLUKA!!" Teriak Zio lalu menepis kasar tangan Brian yang mencengkram seragamnya.

"Gue tau, lo suka sama Milka. Untuk itu gue ikut campur. KARENA GUE GAK MAU LO BAHAGIA!!"

"GUE SALAH APA SAMA LO?!"

"LO NANYA SALAH LO APA?! LO NGEHANCURIN HIDUP GUE, BRIAN!"

Brian terkekeh. Ia tidak mengerti arah pembicaraan Zio. Tapi yang jelas, Zio tetaplah bersalah dimatanya.

Brian Airlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang