♤3

977 88 0
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah satu malam. Karina mengganti baju kerjanya lalu menggendong tas dan keluar dari mini market sembari mengunci pintu.

Saat ingin menyimpan kuncinya kedalam tas. Suara langkah dari belakangnya membuat ia menoleh.

Keduanya sama sama menatap kaget satu sama lain. Dengan cepat karina mengalihkan wajahnya kesamping dan memakai maskernya dengan cepat.

"Eem sudah tutup ya?" Tanya jeno memecah kecanggungan diantara mereka.

"Iya, besok aja kalo lo mau datang lagi. G-gue mau pulang"

"Iya udah gue datang lagi aja besok" kata jeno sambil menggaruk kepalanya serba salah.

Karina segera berjalan cepat meninggalkan jeno yang menatapnya dengan pandangan tak terbaca.

Laki laki berhoody abu itu menghela nafas karena gagal hendak membeli beberapa cola untuk menemaninya bergadang. Ditambah keterkejutannya mengetahui gadis yang ia tolong pulang sekolah tadi bekerja part time dimini market.

Sedangkan karina terus merutuki jeno yang tiba tiba datang dan memergokinya yang baru saja selesai bekerja. Padahal sebelumnya ia tidak pernah mendapati jeno datang membeli dimini market itu ketika siftnya berlangsung.

Kepalanya ia sandarkan kejendela bus, matanya menutup sambil merasakan dinginnya angin malam dari celah kaca bus yang sedikit terbuka.

Kepalanya memikirkan bagaimana ia kesekolah besok tanpa harus bertemu jeno.

                    ♤♤♤

Karina menjatuhkan kepalanya keatas meja guna melanjutkan tidurnya. Begitulah dirinya setiap pagi, tak ada yang berkomentar karena sudah terbiasa melihat karina seperti itu. Fyi, hanya winter yang tau kalau dirinya bekerja.

Winter memasuki kelas, ditangannya menenteng paperbag yang diberikan kepada karina.

Gadis itu menggoyang lengan karina pelan, membuat karina membuka mata.

"Nih, makan" winter mendorong paperbag kemeja karina.

Karina menegakkan tubuhnya lalu menerima kotak makan dari winter.

"Lo beneran gapapa bawain gue makanan mulu?" Tanya karina sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

"Ya gapapalah, emang siapa mau larang?" Jawab winter santai.

"Lo gak ngerasa rugi apa temenan sama gue?"

Winter langsung tertawa geli sambil mendorong bahu karina yang ikut tertawa pelan.

"Kenapa sih lo? Kesambet ya tadi malam" kekeh winter.

Karina kembali tertawa dengan perkataan winter.
"Enggak, cuma nanya aja"

"Random banget lo"

Karina hanya mengangkat bahu lalu melanjutkan lagi makannya. Tiba tiba ia teringat kejadian semalam. Karina melirik winter yang sedang memainkan ponsel, ia berdehem pelan.

"Win" panggil karina.

"Hm?"

"Eum lo tau osis keamanan kan?"

Winter menoleh sebentar lalu mengangguk.

"Lo tau rumah dia dimana?" Tanya karina, winter kembali menoleh.

"Rumahnya jeno maksud lo?"
Karina hanya mengangguk kecil. Winter menyipitkan mata.

"Apanih, kok kepoin jeno?" Tanya winter dengan senyum sus menggoda karina yang tiba tiba menanyakan tentang jeno.

Karina mengusap wajah winter sambil mendengus.

"Nanya doang, gak boleh emang?" Ujar karina sembari menutup kotak makannya.

Masih dengan senyum anehnya winter menoel lengan karina.

"Apa sih?" Ketus karina lalu meminum air mineral yang dibawa winter untuknya tadi.

Mata winter tak sengaja menatap plester luka ditelapak tangan karina.

"Kenapa nih?" Tanyanya, meraih tangan karina.
Karina melirik lalu menarik tangannya untuk menutup botol.

"Jatoh kemaren" jawab karina santai.

"Kok bisa? Ngapain lo?"

"Jatoh pas buang sampah. Tong sampahnya oleng, gue ikut nyusruk" jelas karina.

"Astaga, terus ini doang luka lo?" Tanya winter dengan mata melebar.

"Nih" karina menunjuk kedua lututnya yang juga diplester.

Winter membulatkan mulutnya dengan mata menyipit.
"Perih banget pasti" ringis winter diangguki karina.

"Gue aja hampir nangis, untung ditolongin" ujar karina.

"Oh, siapa yang nolongin?" Tanya winter masih menatapi luka karina.

"Hm? Jen-" karina langsung mengulum bibirnya kedalam ketika hampir menyebutkan nama jeno.

Winter mengangkat kepalanya sambil mengerutkan alis. Dalam beberapa detik ia kembali tersenyum sus kearah karina.

"Jen? Jeno?" Tanya winter menggoda karina yang sudah membuang muka.

"Oh jadi karna lo ditolong jeno, makanya jadi kepoin orangnya? Cinta pandangan pertama gak tuh?" Ledek winter.

"Pandangan pertama apaan, nanya doang gue" kilah karina mendorong pipi winter yang sedang menatapnya dari jarak dekat. Winter tertawa lalu menepuk pundak karina.

"Gak papa kali kalo suka, gengsian amat"

"Siapa yang suka sih? Gue bilangkan cuma nanya" dengus karina membuang pandangnya kearah papan tulis.













Nasi goreng.

WITH YOU | JENO X KARINA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang